BAB 6 : GENGSI

398 21 0
                                    

Mika sedang menunggu di depan kelas kakaknya, Adam. Banyak tatapan yang mengarah padanya, apalagi Mika berada di koridor kelas 12. Tapi Ia masa bodo.
Sudah beberapa menit yang lalu Ia duduk di bangku panjang dekat kelas Adam, tangannya sibuk memencet hp mengirim pesan pada ibunya. Beberapa menit kemudian satu persatu teman sekelas Adam keluar. Mika berdiri, dengan kaki yang berjinjit sambil mencari keberadaan Adam. Ia bertemu dengan teman adam yang bernama Akbar. Dia salah satu anggota Eskul beladiri di sekolahnya, dan Mika pun cukup mengenal lelaki dengan wajah manis ini.

"Mika?" ucap Akbar. "Cari Adam nya?" tanya akbar pada Mika.

"Iyah kak. Kakak tahu?"

"Masih di dalem paling," Sahut nya memberi tahu. "Yaudah kalo gituu saya duluan," Pamit Akbar pada Mika. Ia tersenyum singkat kemudian melenggang pergi. Mika membalas dengan anggukan.

Tidak lama Kemudian Adam keluar bersama dkk nya. Mika menghampiri adam dengan muka jutek nya. Mood Mika buruk.

" bang Adam!? Ih, lama banget sih!? Capek tau, "Mika mengeluh pada Adam dengan Muka merengek nya.

Adam langsung menutup wajah Mika dengan kedua tangannya. Mika sampai terheran, apa yang adam lakukan?

" jangan pasang muka gitu, ra. Nanti temen gue pada pengen bawa lo balik, mau lo!? "
Ucap Adam pada Mika dengan posesif.

Mika memutar matanya jengah, Kemudian Ia menurunkan tangan adam pada wajahnya dan mendengus kasar. Kenapa juga Adam takut, Ia bisa memberi pelajaran pada dkk Adam kalau iya berani membawa nya pulang. Mika bukan wanita meye2 yang kalo di ganggu cowo hanya diam.

"Temen lo berani bawa gue pulang? Gue mutilasi nanti, slow ae." ucap Mika santai dengan muka datar mengarah pada teman Adam. Senyum miring menambah kesan jutek nya.

Fikri, Dila, dan Yusuf pun meneguk salivan mereka. Tadi mereka sangat gemas dengan Mika, tapi sekarang jadi kicep. Boro2 bisa bawa pulang, di goda dikit ajah udah kena bogem. Benar-benar mengerikan.

"Hehee.. Engga lah mik. Kita ngga gemes kok. B ajah. Ya kan?" Fikri menatap ke arah Dila dan Yusuf dengan alis di naikkan. Berusaha memberikan kode.

"Iyah mik bener tuh," Ucap Dila dengan semangat 45.

"Iyah mik. Kakak lo emang sok2an posesif. Punya pacar aje kagak," Sahut Yusup. Memang benar, Adam belum mempunyai pacar, Ia masih stuck pada satu wanita, dan bodoh nya lagi adam tidak pernah mengungkapkan hingga sekarang. Setiap malam Adam uring2an, ingin chat tapi malu. Mika jadi gemas sendiri, ingin menggedukan kepala Adam di tembok supaya sadar bahwa Ia lelaki, dan tidak seharusnya malu malu kucing.

Adam menoleh ke arah Yusuf, lalu Ia menjitak kepala Yusuf gemas. Emang kalo ngomong suka bener.

"Bacot lo!?" Sentak Adam. "yuh mik pulang. Tinggalin para jomblo ini, kasian banget pulang sendiri. Ati2 lo pada di temenin sama mba kunti!?" setelah berucap demikian Adam menarik Mika menjauh menuju parkiran.

Fikri, Dila dan Yusuf pun mengumpat kesal. Kemudian mereka menuju parkiran.

****

Hafiz melangkah gontai menuju parkiran. Rafi dan Ilham ada latihan eskul, jadilah Ia pulang sendiri, benar-benar kaya Jones, batin Hafiz berbicara. Saat sedang menuruni tangga, tidak sengaja matanya menemukan Mika bersama kakaknya, Adam. Hubungan Adam dan Hafiz masih cukup baik. Ia juga sering menyapa Adam bila berpapasan, begitupun dengan Adam.

Saat sudah cukup dekat, Adam berhenti tepat di depan Hafiz. Ia kemudian menyapa Hafiz dengan gaya ala laki-laki. Sedangkan Mika diam, seperti biasa.

"Wih, apa kabar nih?" Adam bertanya dengan Muka sangat antusias.

"Baik, bang. Kalau abang sendiri gimana?"

"Gue juga baik." Jawab adam dengan antusias. Adam melirik Mika, adiknya menampakkan wajah terluka bercampur rindu. Emang dasar abg, kalo masih sama-sama suka ngga bareng lagi ajah. Kalo liat mereka adam jadi iri, mereka mempunyai rasa yang sama besar, namun semua terhalang karena rasa gengsi yang tinggi. Kemudian Adam menoleh ke arah Hafiz. Sama, hafiz menampakkan wajah khawatir bercampur kepo. Seolah mengerti Adam berucap dengan pesenam. "Si Muka juga sehat kok, iyakan Mik?"

Mika gelagapan, kemudian ia menyinggung kan senyum singkat mengiyakan ucapan Adam. "Yuk bang. Mika cape banget nih,"
Ucap Mika sambil menarik tangan Adam dengan terburu-buru.

Adam yang belum siap pun hampir terjengkang jatuh. Untung saja Ia masih bisa menahan berat tubuhnya. "Duluan, bro!" Teriak Adam saat sudah sedikit jauh dari Hafiz.

Hafiz membalas dengan melambaikan tangan kanannya disertai senyum khas nya. Ia juga senang karena Mika baik-baik saja. Setidaknya Ia bisa mengetahui keadaan Mika saja sudah untung untungan. Ia akhir2 ini khawatir karena saat smp Mika sering terserang sakit, sampai pernah di rawat inap karena Tifus. Smoga kejadian itu Tidak terjadi lagi, Hafiz sempat uring uringan mengetahui Mika di rawat, ia tidak bisa tidur saking khawatir nya. Untungnya itu hanya berlangsung lima hari. Dan setelah itu Hafiz melarang keras Mika untuk memakan mie instan!

Sungguh, Ia sangat merindukan Nadi nya.
Namun sekali lagi, mereka tidak mungkin bersama seperti dulu.

                                 😻😻😻😻
Happy Reading🤗
Jangan lupa Vote nya, biar makin semangat 👌😘

Trimakasih 🙏

RASA(SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang