BAB 2 : HIKMAH

640 39 1
                                    

Aku menjauh karena alasan yang tidak perlu kau tahu.

Jagalah saja dirimu. Karena aku tak selamanya bersama mu.

Nadiku❤️

                                          😻

Pagi-pagi sekali Hafiz berangkat ke sekolah tercinta nya. Ia masih sangat mengantuk, karena tidak tidur semalam. Entah apa alasannya. Baru saja tidur jam 3 dan terbangun jam 4 pagi.

Saat sedang di perjalanan ke kelas, Ia melihat dia. Sendiri dan mungkin dalam kesendirian nya.

Ingin rasanya hafiz di samping nya dan membuat senyum itu terbit kembali. Mangatakan semua akan baik-baik saja.

Namun itu mustahil. Ia tidak mungkin kembali. Gadis itu sudah lenyap dengan perasaan. Tak ada lagi kata kata larangan untuk nya. Apakah dia masih suka makan mie instan? Atau meminum yang berasa? Atau masih suka ngemil ? Atau suka makan martabak spesial?

Hafiz terkekeh pelan. Sungguh Ia sangat merindukan Nadi nya.

Mungkin Tuhan belum mengijinkan mereka bersama? Entah kapan waktunya, Hafiz tidak tau?

Tapi Ia berharap smoga itu cepat terjadi?

Karena sekali lagi, Ia rindu nadinya.

*****

"Woy!?" Hafiz terkejut dengan senatakan super keras itu. Ia memegang bagian dada seperti yang sering terjadi pada orang lain. Reaksi terkejut. Ia menoleh dan menatap sinis Ilham. Teman sekelas nya.

"pagi-pagi bikin orang jantungan ajah. Kalo gue koit gimana!?" Hafiz kesal. Bersiap menepak kepala Ilham. Tapi Ilham malah lari naik tangga. Sungguh sangat mengesankan.

Pasti dia tau kalau Hafiz sedari tadi ada di belakangnya. Ah ini gara gara Ilham botak. Hafiz akan menceramahi dia bila sudah di kelas nanti. Bener2 kurang ajar.

Lalu ia melanjutkan langkahnya saat dia sudah cukup jauh. Ia berdoa smoga dia baik-baik saja.

****
Mood Mika sangat buruk. Semenjak kajadian tadi Mika sangat malas melakukan apa-apa. Ia hanya bengong, bengong dan bengong.

"Ra, ke kantin emak lu yuk!" kata dinda dengan nada cempreng nya.

"Dinda. Gue bilang berapa kali. Gue lagi ngga mood. Udah lo ajah. Nanti salamin buat ibu nya. Bilang ajah gue lagi sakit?"

Maryam menyahut. "ayolah, ra. Kenapa sih!?

" Udahlah, lagian si ira udah ngga mau. Yaudah ya ra kita duluan. Bay!? Tantri menambahi. Lalu Ia menarik tangan Maryam dan dinda menuju kantin. Ia tahu bahwa Ira sedang tidak mood karena kejadian  tadi.

Setelah teman - temannya pergi Ia bosan. Hatinya sangat gelisah. Uh, ini gara-gara bocah itu.

Akhirnya, Mika memutuskan untuk sholat Dhuha. Smoga saja hatinya menjadi lebih tenang.

*****

Bel istirahat sudah berbunyi 10 menit yang lalu. Tapi Hafiz tidak berniat pergi ke kantin hanya untuk sekedar mengisi perut nya yang keroncongan saat ini.

Tadi pun Ilham dan Rafi mengajak nya ke kantin bersama, tapi Hafiz menolak dengan alasan sudah kenyang. Padahal  kenyataannya Ia belum makan sama sekali.

Ini karena kejadian sangat membuat Hafiz gelisah. Tadi setelah ke wc. Hafiz ingin kembali ke kelasnya, Namun ibu Ramah ingin membicarakan sesuatu pada Hafiz.

Hafiz kira akan membicarakan hal tersebut di ruang guru. Tapi ternyata Ia harus ke kelas XI IPA 1. Kelas seseorang yang membuat nya susah tidur.

Amika Nadira.

Ternyata dia masih sama. Sangat suka melamun. Entah apah yang sedang di pikirkan gadis itu.

Saat Ia menatap gadis itu. Ia hanya menunduk dengan tatapan kosong.

Membuat hatinya perih. Andai Hafiz bisa memberikan ketenangan padanya.

Andaikan.

****

Mika sedikit tenang setelah sholat Dhuha.
Ia bangkit dari duduk nya, melipat Mukenah lalu menaruh nya di tempat awal.

Lalu, Ia keluar. Mengambil sepatu di rak dan memakainya di teras musholah.

S

aat sedang mengikat tali sepatu. Mika merasa ada yang mendekat. Ia kemudian mendongak untuk menemukan siapa pemilik bayangan itu.

Leon, teman sekelas nya tersenyum menyapa. Ia kemudian mendekati Mika dan duduk di samping nya. "Udah selesai?"

"Udah. Mau ngapain nyamperin gue?"
Ia bertanya heran.

"Dipanggil sama bu Isa," Leon berdiri dan mengulurkan tangan pada Mika.

Mika diam. Terima engga, terima engga.
Ia bimbang. Lalu kemudian Ia tersenyum, menerima uluran tangan Leon dan berdiri.

"Kagak mau gandengan sampe kantor mik?" Leon bertanya dengan senyum jahil nya.

"Mau gue bikin patah tulang?" Mika membalas dengan senyuman berarti.

"Haha.. Canda kali mik." Leon tertawa.

Mika mendahului Leon yang malah asik tertawa. Sudah tau mood nya buruk malah di ajak becanda, kan jadi ngga nyambung.

"Gimana bisa gue ngga suka sama lo, mik."

Bergumam dengan lirih. Andai saja Mika dengar.

Andai saja.

****

Dari jauh. Hati Hafiz mencelos. Bibirnya tidak menyinggung kan senyum sedikit pun. Datar.

Tangan nya mengepal. Satu hal yang bisa Ia simpul kan.

Leon menyukai Mika. Nadi nya.

                                       😻😻

Vote💫
Trimakasih banyak atas perhatian nya 🙏

Salam Rindu ❤️

RASA(SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang