Aku Malaikatmu??

201 18 19
                                    


Disarankan membaca sambil mendengarkan musik sedih.

~•\•~

BRAAAK!!!

Dentuman keras dari pintu kelas mengagetkanku. Kau lari kesudut kelas sambil terengah-engah. Setelah merasa aman ditempatmu, beberapa kakak kelas masuk sambil mengedarkan pandangan keseluruh kelas.

Dikelas itu, memang hanya ada aku awalnya, kemudian kau datang. Mereka menatap sinis kearahku dan bertanya sarkatis. Bertanya akan keberadaanmu.

Aku berpikir sejenak, kemudian menggelengkan kepala dengan tenang sebagai jawaban.

Mereka pergi meninggalkan kelas, sebelum itu mengatakan akan membunuhku jika berbohong. Walaupun takut, aku hanya menatap datar kakak kelas tersebut hingga mereka menghilang.

Kau keluar dari persembunyianmu kemudian melenggang pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Apa kau tidak berpikir bahwa nyawa seseorang sedang dipertaruhkan?

Begitulah yang terus terjadi. Perasaan aneh ini membuatku dengan mudahnya peduli pada seorang berandalan seperti dirimu, menyebalkan memang.

Keluar masuk ruang BK sudah menjadi makanan sehari-hari. Membolos dikelas hanya untuk babak belur karena menerima ajakan bertarung dari semua orang.

Aku tidak mengerti apa yang ada didalam kepalamu hingga melakukan semua hal yang bertentangan dengan prinsipku. Dan.. Disitulah letak menyebalkannya, karena aku menyukaimu.

Tidak terhitung berapa banyak aku membebaskanmu dari ruang BK, dari kejaran berandalan lainnya, bahkan alasan pada guru agar kau tidak dianggap mengabsen. Menyebalkan.

Tapi yang aku dapatkan hanya tatapan dingin dan sikap cuekmu terhadapku. Rasanya ini sudah mencapai batas kesabaranku.

Aku berjanji. Mulai sekarang akan mengabaikanmu sama seperti aku mengabaikan semua orang.

~•\•~

Hari ini hari Sabtu, besok ulang tahunku. Tidak ada yang spesial, kedua orangtua yang mungkin melupakan anaknya sendiri demi uang sudah biasa kuhadapi. Mungkin karena itu sikap dinginku terbentuk.

Sekolah dipenuhi dengan siswa-siswi kelaparan setelah bel istirahat berbunyi. Aku melangkah tenang disekitar taman sekolah yang sedang sepi, menikmati hembusan angin menenangkan.

Ketenangan itu hilang saat aku mendengar suara pukulan dan teriakan pilu disudut taman.

Dengan tergesa-gesa aku berlari menuju tempat tersebut. Terlihat kau terkapar dengan luka lebam disana sini.

Kakak kelas yang kemarin, sedang menghajarmu habis-habisan. Aku mematung, ingin membantu tapi tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Matamu sempat melirikku. Kau tampak terkejut, dengan mulut penuh luka kau mengatakan untukku pergi dari taman ini, tanpa suara.

Walaupun mengerti yang kau ucapkan, namun tubuhku hanya membeku saat kakak-kakak kelas itu mulai menoleh kearahku. Mereka menyeringai seram kepadaku.

Niat untuk lari terlintas seketika. Tapi itu semua hilang saat aku melihat seseorang dari lantai tiga membawa kaca besar yang terlihat tajam.

Menjatuhkannya dalam hitungan detik kearah dirimu. Sepuluh detik kemudian, taman itu sunyi tanpa suara. Setelah semua orang merasa kesadarannya masing-masing kembali, teriakan dengan satu kata terdengar jelas diseluruh taman.

Bukan, bukan namamu. Tapi, namaku.

Hal paling bodoh yang pernah aku lakukan untukmu. Kaca itu menancap sempurna diatas tubuh mungilku. Tubuhku ambruk diatas tubuhmu saat merasa tenagaku habis dan rasa sakit yang benar-benar menyiksa. Ingin menangis tapi tidak bisa.

Semua kakak kelas yang ada disana berlari mencari pertolongan pada guru-guru. Kau terus mengatakan bodoh pada diriku. Air matamu terus mengalir dipipi tampanmu.

Aku hanya mengatakan dengan samar, bahwa aku mencintaimu. Detik kemudian detak jantungku berhenti berdetak.

~•\•~

Dua hari. Haha! Aku tidak menyangka semua berjalan secepat ini. Entah ini arwah atau perasaanku yang tidak mau menghilang dari dunia.

Oh ya! Soal dirimu, yang berandalan itu, baruku ketahui alasannya. Ternyata sesuatu yang tidak terduga, mengetahuinya membuatku berpikir keras.

Semua orang yang mengajakmu bertarung... Telah menjelekkanku dan mengangguku selama ini, sehingga kau kesal dan melawan mereka.

Haha... Memang konyol. Kau melindungiku dari mereka yang menghinaku, dan aku, melindungimu dari orang-orang yang kau lawan untuk melindungiku.

Ini benar-benar membuatku bingung. Tapi, terimakasih. Karena selama kau melindungiku, tidak ada yang menganggu dan membullyku lagi.

Selamat! Karena berhasil membuat orang dingin dan cuek sepertiku benar-benar peduli padamu dan mengorbankan nyawaku sendiri.

Dan sampai saat ini
Aku masih bingung.
Akukah malaikatmu??
Atau....
Kaukah malaikatku??

~•\•~

Baper sendiri nulisnya...

Menurut kalian, siapa yang pantas jadi malaikatnya. 'aku' atau 'kau'??

Silahkan dijawab 🙂🙂

Jangan lupa Voment ya kawan-kawan. Kritik dan sarannya juga diterima.

Terimakasih~~
By Sweetghost

Sad and HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang