2# Anjing

41 15 25
                                    

Ini kisah nya ayah Swego

❤Jan lupa vote dan Komen❤

Enjoy for reading gaeees~~

~•\•~

Ayah Pov's

Saat itu aku masih berumur  9 tahun. Kira-kira kelas 3 SD.

Aku tinggal di desa Sering, Pelalawan. Disana kawasan tepi sungai, sehingga rumah ku rumah panggung.

Kalian tahu bukan rumah panggung? Rumah yang memiliki tiang sebagai penyangga bawah rumah, sehingga rumah ku terlihat seperti lantai dua, wkwkwkwk.

Kalian tahu bukan rumah panggung? Rumah yang memiliki tiang sebagai penyangga bawah rumah, sehingga rumah ku terlihat seperti lantai dua, wkwkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenapa dijelasin kalau ada gambarnya Swego_- ~ Readers

Di desa tentu saja suasananya sangat sepi dimalam hari, dan rumah-rumah terbuat dari kayu itu memberikan kesan sejuk alami.

Malam itu, aku tidak tahu jam berapa tepatnya. Saat itu panggilan alam datang, aku ingin buang air kecil.

Karena malas pergi ketepi sungai dan juga sedikit takut, aku pergi ke dapur yang saat itu atapnya terbuat dari ilalang.

Sedikit info, lantai rumah yang terbuat dari kayu di desa kami tidak rapat, sehingga terdapat celah untuk melihat kebawah.

Aku berjongkok dan buang air kecil di celah-celah lantai.

Guk! Guk! Guk!

Aku mengerutkan dahi saat mendengar suara anjing dari bawah.

Aku menunduk untuk melihat celah-celah lantai. Terlihat tanah hitam seperti biasanya.

Guk! Guk! Guk!

Aku mendengar suara itu kembali.

Deg?!

Aku melihat seekor anjing dibawah dapur sedang berjalan pelan sekaligus menggonggong.

Aku melihat dengan mata terbuka lebar.

Anjing itu mendongak keatas, mata merahnya membuatku menelan ludah susah payah.

Entah mataku yang salah, anjing itu membesar. Terus membesar. Dan semakin membesar.

Hingga akhirnya menyerupai sosok manusia.

Sosok itu mendongakkan kepalanya.

"Haaaaa!"

"Aaarghhh!!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aaarghhh!!!!"

Bentuknya seperti nenek-nenek tua yang tidak memiliki mata, mulut besar dan rambut hitam tidak terurus.

Aku buru-buru berlari dan menggunakan celanaku. Semua orang yang ada dirumah terbangun.

Ibuku berteriak kaget dan aku tidak tahu jika jeritanku bisa membangunkan para tetangga.

Tetangga berlarian keluar rumah untuk mengecek keadaanku.

Saat aku menceritakan kisah itu pada mereka, mereka pun langsung kebawah rumah sambil membawa senter.

Menyorotkan senter kearah bawah dapur.

Terdapat bekas tapak kaki manusia disana.

~•\•~

The end~~

Sebenarnya gak terlalu seram kalau di buat kedalam tulisan. Tapi pas ayah Swego cerita langsung lewat mulutnya 😨😨 langsung merinding disco.

Maap kalau Swego gak bisa bikin merinding lewat tulisan 😁🙏🏻

❤Jan lupa vote dan komen❤

Terimakasih~~
By Sweetghost

Sad and HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang