Apartemen Sebelah

65 15 31
                                    

Hai gaees.. Ada yang rindu Swego?

Oh ya! Ini genrenya Horor gaeess...

Kalau kalian bingung kenapa bisa ada cerita horor nyelip, baca dong chap pemberitahuan, ada pembaharuan disana 😉😉

~•\•~

Krieeet.....

Sebuah ruang kosong terlihat.

Dengan sigap para petugas kebersihan melaksanakan tugas masing-masing didalam ruangan tersebut.

Namaku, Ryn Ralhana. Seorang siswa disalah satu kampus ternama.

Jarak antar kampus yang jauh dari rumah, membuatku harus menyewa sebuah apartemen yang tidak jauh jaraknya dari kampus.

Apartemen yang kusewa sudah sangat lama, bahkan dindingnya terlihat mengelupas di beberapa bagian.

102. Itulah nomor apartemenku, terlihat biasa-biasa saja.

Petugas kebersihan keluar dari ruangan, lalu berpamitan kepadaku. Dengan sopan aku mengangguk dan melihat para petugas telah menghilang di pintu lift.

Sunyi.

Lantai tiga ini terlihat seperti tidak memiliki tanda-tanda kehidupan. Selain diriku.

Aku melihat sekeliling koridor.

Aneh. Semua ruangan terlihat tidak memiliki penghuni, hanya Ruangan ku.

102.

Ceklek..!! Krieet!!

Aku menoleh saat mendengar suara pintu, pintu bertuliskan angka 103. Apartemen sebelahku.

Pintunya sedikit terbuka. Degub jantungku seketika mempercepat gerakannya.

BRAAAK!!!

Seketika pintu terhempas kasar dengan sendirinya, membuat ruangan itu terlihat jelas.

Cahaya remang-remang menerangi apartemen 103. Membuat hati kecilku tergelitik untuk mencoba masuk kedalam.

Dengan nyali yang sedikit, ku berani kan diri melangkah masuk.

Rapi, sangat rapi. Ruangan pertama langsung dihadapkan dengan ruang tamu yang bernuansa hijau muda.

Tidak terlihat ada pemiliknya didalam ruangan tersebut. Membuatku semakin nekat.

Langkahku pelan menuju pintu berwarna cokelat tua. Dengan hati-hati membuka pintu yang rapuh tersebut, membuatku sedikit berkeringat dingin.

Terbuka! Sebuah kamar.

Kamar dengan nuansa hijau yang sama dengan ruang tamu tadi. Aku masuk untuk sekedar melihat-lihat.

BRAAAK!!

DEG?!

Dengan cepat aku menoleh kearah pintu kamar yang tertutup dengan sendirinya.

Aku segera berlari menuju pintu, memegang kenop pintu berwarna perak. Berkali-kali diputar, tidak membuat pintu itu terbuka.

Sad and HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang