Salting

120 18 26
                                    


Hi gaes 👋👋
Semoga bahagia selalu

(you/name) : nama kamu (cewek).
(boy/name) : nama cowok.

Contoh
(y/n) : Qe
(b/n) : Rao

~•\•~

"(b/n) kok lama sih!?" teriakmu.

Untunglah kafe yang kamu datangi sedang sepi, entah apa yang terjadi jika banyak pengunjung. Mungkin kamu harus menahan malu.

kamu sangat kesal saat ini. Bagaimana tidak, orang yang mengajakmu ke kafe tidak kunjung datang.

Ini sudah lewat 30 menit dari waktu yang disepakati.

"Lihat saja! Jika lima menit lagi (b/n) tidak datang, aku akan pergi dari kafe ini" tekadmu.

Lima menit sudah berlalu, air yang kamu pesan pun sudah habis. Dengan kesal kamu membereskan barang-barang diatas meja, lalu mengambil tas sandangmu.

Kamu keluar dari kafe setelah membayar, dan berjalan sambil menghentakkan kaki kesal.

Seharusnya ini menjadi liburan musim panas yang menyenangkan dengan pacarmu, tapi kelihatannya hanya akan menjadi liburan yang menyebalkan.

Pakaian cantikmu mulai kusut, rambut yang awalnya rapi menjadi sedikit berantakan akibat angin.

Kamu berjalan gontai ke taman kota, tempatmu dengan (b/n) biasa bermain.

Setelah sampai di ayunan kesukaanmu, kamu menaikkinya. Menggerakkan sendiri ayunan tersebut, yang biasanya dibantu oleh (b/n).

"Hiks! Dasar jahat! Katanya mau jalan-jalan. Apaan! Dasar pembohong!" isakmu pelan. Kamu yang sebenarnya gadis tegar, menangis sangking kesalnya.

"Oii nenek cengeng!" suara berat menghampiri pendengaranmu. Karena merasa bukan kamu yang dipanggil, kamu hanya diam sambil mengelap air mata.

"Hh.. Dasar cengeng" suara itu kembali terdengar, namun lebih keras. Yang artinya sang pembicara semakin dekat dengan telingamu.

"Oii (y/n), maaf ya" suara bisikan terdengar jelas ditelingamu.

Sontak kamu menoleh kekanan. Wajahmu dengan wajahnya bertemu dengan jarak yang cukup dekat. Kamu sangat terkejut karena jarak yang dekat tersebut. (b/n) tersenyum tipis melihat reaksimu.

Ia berdiri tegap, kamu pun ikut berdiri. Ingin sekali kamu memukul wajah tampannya itu.

Baru saja (b/n) ingin membuka mulut, kamu sudah menyelanya dengan cepat.

"Jam berapa ini?" tanyamu datar. (b/n) tidak kalah datar menatapmu.

Dengan santainya ia mengangkat bahu, kemudian melirik jam tangan berwarna hitam yang terpakai ditangan kanannya.

"Jam 14.40, memangnya kenapa?" pertanyaan yang terlontar dari mulutnya membuatmu mengucapkan kata-kata yang tidak baik didalam hati.

"Oh ok! Kalau begitu aku mau pulang" ucapmu cepat, kemudian berbalik untuk meninggalkan (b/n).

Sebenarnya kamu tidak ingin meninggalkannya, karena kamu sangat merindukannya.

Sedari tadi kamu menghitung dalam hati, berharap (b/n) akan menghentikan langkahmu.

Sayangnya, tidak ada tangan yang berusaha menahan pergerakanmu.

"Aku bukan tipe cowok yang peka, dan aku sudah meminta maaf"

Sepasang tangan miliknya memelukmu dari belakang. Ia meletakkan dagunya diatas kepalamu, karena tubuhmu lebih pendek dibandingkan dirinya.

Rasa senang menggelitiki hatimu, sangat sulit untuk marah pada (b/n).

Satu kalimat itu membuatmu tersenyum lebar. Ok, kamu akui ia bukan cowok yang peka, tapi cara ia meminta maaf selalu berhasil meluluhkan hatimu.

(b/n) melepas pelukannya, membalikkan tubuhmu agar menghadap dirinya. Kedua tangannya menyentuh bahumu lembut.

"Jadi jalan-jalannya??" tanyanya lembut. Berusaha mencari simpatimu.

"Jadi. Tapi aku tidak tahu mau kemana" jawabmu pelan, Karena kamu belum mempersiapkan tempat yang akan dikunjungi bersama (b/n).

(b/n) tersenyum. Dengan lembut ia menggenggam tanganmu. Lalu membawa tubuhmu entah kemana.

"Kita mau kemana?"

"Kemana saja, asalkan seru dan menyenangkan"

"Oh ya, hampir lupa. Ini. Biar (Y/n)ku makin cantik" (b/n) dengan cepat menjepit ponimu dengan jepitan rambut berwarna pink.

Satu kata untuk benda itu. Imut.

"Aku lama karena memilih yang mana yang akan cocok untukmu. Sekali lagi aku minta maaf karena terlambat"

Kamu tidak berbicara sama sekali, wajah merah akibat malu membuatmu diam tidak mengeluarkan suara.

"Ekhm. Makasih" balasmu berusaha ketus.

(B/n) tertawa gemas melihat tingkahmu, kemudian mengacak rambutmu pelan.

Setelah itu, (b/n) membawamu ke game center. Kalian memainkan permainan disana satu persatu.

Waktu berlalu dengan cepat, senja sudah menghampiri langit. Kalian berdua menikmati hembusan angin senja di tepi danau.

Danau yang ada di taman kota.

Setelah dari game center tadi, kalian kembali kesana menikmati hari.

Taman kota ramai dipenuhi orang-orang, kamu dan (b/n) sibuk melihat pemandangan yang ada.

"Oii nenek cengeng. Ayo pulang" (b/n) bangkit dari duduknya. Entah mengapa ia suka sekali mengejekmu.

Pura-pura kesal, kamu hanya diam dikursi menghiraukan panggilan (b/n) yang tidak jauh dari kata 'ooi', 'nenek cengeng', atau 'anak kecil'.

Sibuk menikmati ejekkan (b/n), tiba-tiba sebuah tangan mencubit pipimu.

"Jangan pura-pura tidak dengar. Cepat"

"Iih.. Gak ada sopan-sopannya ya. Udah ngejek orang, eh bukannya minta maaf malah dicubit. Sakit tau" omelmu sambil mengusap-usap pipi yang merah akibat perbuatan (b/n).

"Bawel" balasnya singkat.

Untung sayang, kalau tidak, mungkin (b/n) udah kamu dorong kedalam danau.

"Hei (b/n)!! Kenapa kamu mau sama aku?" pertanyaan yang sedari dulu ingin kamu tanyakan.

"Padahal kamu selalu saja usilin ataupun mengejek aku. Kenapa?" ucapmu gemas karena (b/n) terus diam menatapmu lembut.

Tatapannya itu membuatmu salah tingkah.

Oh ya tuhan... Kenapa cowok ini lama banget jawabnya ??!..

(b/n) tersenyum tulus. Ia melangkah kearahmu. Kemudian membungkuk untuk menyamakan wajahnya dengan wajahmu.

"Karena aku...."

Ia meniup ponimu dengan pelan.

"....... Sangat mencintaimu, (y/n)"

~•\•~

Mencintai seseorang
Tidak perlu
mempunyai alasan, Bukan??
Kalau begitu,
Mulai sekarang
Cintai aku tanpa alasan.

~•\•~

Swego tebak, kalian gak baper 😂😂

Swego belum ahli dalam membuat cerita-cerita seperti ini, maklumi yaa... 😅😅✌️


Jangan lupa Voment, kritik, dan sarannya manteman.

Ingat! Selalu bahagia ya.

Terimakasih~~
By sweetghost

Sad and HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang