23.BULAN.

41 9 2
                                    






"Kamu tidak pernah tau bagaimana rasanya terjatuh paling dalam,menangis tak karuan dan diam dalam sendirian."

-Hana aprilia-























***

Hana berdiri tepat di depan pintu kelasnya. Ya! Ia tau saat masuk nanti ia akan menjadi bahan tontonan anak-anak kelasnya. Tentu sudah satu minggu ia tak masuk sekolah. Namun di otak Hana hanya terbesit masihkah sanggup kah ia bertemu dengan orang-orang yang sudah membuatnya kecewa?.

Fake? Cih gua udah muak! Pikir Hana.

Hentakan sepatu Hana terdengar pelan saat penjuru kelas menatapnya. Ya! Tatapan yang membuat Hana muak dengan tatapan iba kepadanya. Apa sesedih itu kah dirinya? Apa seburuk itu kah dirinya?sampai semua harus memasang topeng di wajah mereka. Bersandiwara seakan-akan mereka ikut berduka.

"Hana lo udah baikkan?"tanya Fadhila langsung menghampiri Hana yang masih berdiri di depan kelas.

"Ayok Han gua anterin duduk di bangku lo"ucap Fadhila lagi sambil menyentuh lengan Hana.

Mereka berjalan ke arah bangku yang sudah satu minggu ini tak bertuan. Dengan tatapan dari para murid lainya yang masih asik menjelajahi kehidupan Hana.

"Han muka lo pucet banget. Lo udah makan?"

"Apa peduli lo?"jawab Hana acuh sambil melirik Fadhila sekilas.

"Jadi bener ya han lo udah berubah"ucap Fadhila lirih.

"Han lo boleh berduka, kita semua ngerasa kehilangan atas perginya mamah lo buuu"

BRUKK

Gebrakan meja terdengar nyaring membuat anak-anak langsung menatap Hana heran.

" IKUT BERDUKA KATA LO!? cihh gua enek gua bosen liat lo semua pakek topeng! Gak usah sok ngerasa ikut ke hilangan mamah gua kalo pada akhirnya kalian yang bakal ikut tertawa setelah semua usai! "Bentak Hana memotong ucapan Fadhila.

Wajah terkejut Fadhila terlihat jelas dengan bentakan Hana tiba-tiba.

Fadhila diam bagai patung ia benar-benar bingung harus bagaimana.Tak lama pak Sanusi pun datang untung mengisi pelajaran PKN untuk kelas mereka. Semua kembali ke bangku masing-masing ya termasuk Fadhila dan Hana.

"Ada kalanya seseorang menghindari dari dunia karna tidak ingin bertemu dengan orang-orang yang hanya pura-pura peduli."

Hembusan angin menerpa wajah dingin yang kini memelihi menyendiri di atap sekolahan. Ya! Siapa lagi jika bukan seorang Hana aprilia yang lelah dengan takdir hidupnya.

"Gak adil tuhan gak adil! Kenapa harus mamah yang pergi! Sebenci itu ya tuhan sama gua!kenapa gak orang lain aja yang mati kenapa harus mamah!!"geram Hana.

"Salah gua dimana sih? Gua selalu diem kenapa harus mamah!"ucap Hana sambil memukuli dinding di hadapan ya yang membuat tanganya berdarah.

SAVE ME IN YOUR MEMORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang