22.DINGIN

30 10 2
                                    










"Berenti, sudah cukup sampai di sini.
kamu terlalu jauh. Bahkan kamu hanya tahu namaku, bagaimana bisa seolah-olah kamu tahu semua hal tentang ku?"

-Sev me in your memory-


















































***
Mata hari sudah terbenam kambali ke peristirahatan nya dan tergantikan oleh sinar bulan. Sudah satu minggu ke pergian Nyonya Apri dan selama itu juga Hana mengurung dirinya di kamar.

"Hana keluar dulu lo belum makan han"panggil kak Rezty di depan kamar Hana dengan wajah lelahnya.

Mau sampai kapan kamu seperti ini han? Sampai kapan. Tanya kak Rezty di lubuk hatinya.

"Gak kak, gua gak laper kak, gua mau istirahat aja."sahut singkat Hana.

Dahi kak Rerty berkerut. Sudah berapa kali ia membujuk Hana untuk keluar dari kamarnya namun hasilnya selalu saja tetap nihil.

"Han lo gak bisa kaya gini terus. Kita semua jugak ngerasa ke hilangan bukan lo aja han"

"Kak Hana belum keluar kak?"tanya Falah ikut khawatir dengan kondisi kakaknya.

"Belum fal. Ini udah malem tapi Hana gak keluar-keluar dia belum makan dari tadi siang"

Falah menarik nafasnya perlahan. Ia tau apa yang di rasakan kakaknya. Khawatir Ya! Tentu perubahan sikap Hana terlalu jauh baginya.

"Yaudah kak, papah udah nunggu kita di meja makan,mungkin kak Hana belum laper."

"Tapi Hana harus makan udah seminggu dia kaya gini fal! Udah seminggu dia gak sekolah! udah seminggu dia ngehindar dari semua orang bahkan udah seminggu dia ngurung diri di kamar."

"Kak Hana masih butuh waktu sendiri kak"

"Yaudah kita turun aja, semoga aja Hana baik-baik aja"

Falah dan kak Rezty pun memutuskan untuk meninggalkan Hana sendirian.

Papah melihat Falah dan kak Rezty turun pun hanya bisa menarik nafas lelah.

"Hana masih gak mau makan?"tanya papah dengan raut wajah sendu.

Kak Rezty hanya menjawab dengan anggukan kecil.

"Maafin papah cuman bisa masak kaya gini gak kaya mamah kalian"sahut papah sambil melihat telur mata sapi dan tersenyum hambar.

Sudut bibir Falah tertarik untuk sebuah senyum palsu.

Telur mata sapi lagi. Wah!! bukan hari-hari mereka di isi dengan telur mata sapi.

Mereka makan dengan keadan hening, segelintir air mata turun dari mata tegas pak Hantoki. Kak Rezty yang tau hal itu pun hanya mampu menghampiri dan memeluk tubuh papahnya yang ringkih.

"Kita sumua harus kuat pah.Rezty yakin mamah bahagia di sana."

"Kalo kita sedih terus kasian mamah pah"

Raut wajah Falah beruban sendu. Dahinya berkerut ia bingung dengan pikiranya sendiri.

"Pah Falah gak jadi sekolah di taruna"lirih Falah takut-takut.

Alis kak Rezty terangkat dengan ke bingungan. Wajah tegas pak Hantoko berubah bingung.

"Falah tau Kak Rezty bakal di pindah ke Rumah sakit Bandung kan? Dan kak Hana bakal nerusin kuliah ke dokteran di Yogyakarta"

SAVE ME IN YOUR MEMORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang