Acara pun sudah selesai tapi aku masih di cafe ini bersama Pyper dan Mara. Mara masih berceloteh tentang mantan temannya, Sierra.
“—aku kira dia tuh baik, sumpah. Ternyata, ya ampun. Aku udah sahabatan sama dia dari SMP dan aku suka sama Luke pas SMP. Sumpah, gila abis—“ Aku hanya mengangguk – anggukan perkataan Mara yang mungkin sudah diulang 15 kali.
Pyper malah asyik main Candy Crush di hapenya.
“—Pokoknya, tar aku block dia. Setuju gak?”
Akhirnya, dia selesai juga ngomongnya. Tahan juga dia curhat ampe sekitar sejam-an.
Atau mungkin, se-jaman?
“Se-setuju.” Jawab Pyper semangat yang matanya masih menempel kearah hapenya itu.
“Yah, moves-nya abis.”
Mara menghela napas dan mulai melihat kearahku, “Kalau kamu gimana?”
“Uh, aku sih ikut – ikut kamu aja.” Jawabku ragu.
Mara hanya tersenyum.
“Kamu lucu, tau gak? Untung aja, aku disini ketemu sama kamu.” Kata Mara, dia pun mengenggam tanganku dan bilang, “Tar pas masuk sekolah, kamu ngobrol sama kita – kita aja, ya.”
Waduh, gak salah nih? Cewek terpopuler di sekolah ngajak aku buat hangout sama dia pas di sekolah. Aku salah judge Mara, aku kira dia sombong.
“Eh, i-iya deh.” Jawabku dan dia pun tersenyum riang.
Tiba – tiba, Michael dan Calum datang kearah kami bertiga. “Hei, semua.” Sapa Calum dengan senyuman mautnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Iya, saking mautnya, aku terasa kayak disenyumin malaikat maut.