6

1K 123 73
                                    

Bekas tamparan Jiyeon terlukis jelas di pipi Myungsoo, pria itu beberapa kali mengusapnya dan kembali merasakan panas yg mengitari pipinya. Namun sesekali ia tersenyum, teringat akan kegarangan Jiyeon. Gadis itu terlihat makin cantik saat penuh dengan amarah. Bayangkan saja jika ia bergoyang dengan bringas di atas perut Myungsoo dan menatap pria itu dengan penuh intimidasi. Pipi Myungsoo memerah seketika, membayangkan hal mesum tak pernah membuatnya sangat bergairah seperti ini. Entah dirinya yg berlebihan atau memang kadar hormon testoteron dalam tubuhnya sedang meningkat, celana nya menghangat saat sesuatu berupa cairan kental keluar melalui ujung junior nya.

"Si-sial"
Gumamnya kaku, pria itu mendadak cengo saat menyadari selimutnya pun turut basah. Ini tidak lucu baginya, siapakah yg sudi mencucikan benda menjijikkan berlumuran cairan milik pria dewasa sepertinya. Sedangkan ia sendiri pun tak mungkin mencuci nya sendiri, karna ia sedang tak sehat.

Umhh.. Bagaimana dengan Park Jiyeon?

Besit Myungsoo dalam hatinya, tak mungkin gadis itu secara suka rela melakukan hal itu. Dia gadis yg banyak mau nya dan hanya cari enaknya sendiri. Bodoh sekali, setelah cukup lama Myungsoo berkutat dengan pikirannya, akhirnya ia memutuskan untuk membuang benda benda itu.

Pria itu menepuk nepukkan tangannya sambil menatap puas menatap selimut, celana dan celana dalamnya berada dengan damai di tempat sampah.

"Beres"
Gumamnya.

"Yaa.. Apa yg kau lakukan?"
Tanya seorang gadis yg suaranya tak asing lagi di telinga Myungsoo. Pria itu menoleh dan mendapati Jiyeon sudah berdiri disana sambil meletakkan kedua tangannya di pinggang.

"Ah.. A-anu"

Jiyeon berjalan menuju tempat sampah yg berada di depan Myungsoo, ditatapnya apa yg ada di dalam tempat sampah itu.

"Kenapa kau membuang selimutmu?"
Tanya Jiyeon. Myungsoo gelagapan dan hanya menggaruk garuk kepalanya yg sebenarnya tak gatal itu.

"Kenapa?"
Tanya Jiyeon lagi.

"Itu kotor.."
Jawab Myungsoo. Jiyeon hanya memiringkan kepalanya sambil menatap aneh ke arah Myungsoo.

"Cuci saja kalau kotor jangan dibuang.."

"YAA!!! SUDAH KUBILANG JANGAN SENTUH ITU, PARK JIYEON!!"
Pekik Myungsoo saat Jiyeon dengan seenaknya meraih selimut kotor itu.

"KYAAAA!!!"
Pekik Jiyeon saat sadar bahwa yg membuat selimut itu kotor adalah cairan hasil fantasi mesum dari Kim Myungsoo.

-

Berselang satu hari, Myungsoo saat ini sudah berada di kantornya. Kembali bergulat dengan tumpukan dokumen yg membuatnya makin pusing saja. Ia masih terpikirkan oleh kejadian kemarin, ia harus berterima kasih pada Sunggyu karna dia adalah dokter sekaligus sahabat yg bisa diandalkan. Ibu tirinya memanglah orang yg paling senang jika Myungsoo sekarat.

Seseorang mengetuk pintu ruang kerja Myungsoo, pria itu hanya mendengus kesal saat berjalan dengan gontai untuk membukakan pintu. Mata pria sipit itu membulat saat melihat saudara tirinya sudah berdiri disana sambil menatap remeh ke arahnya.

"Kim- Jiwon.."
Sapa Myungsoo, pria di depannya memasuki ruangan itu begitu saja sambil melihat sekeliling, seolah akan ada kejadian jual beli antara mereka.

"Bagaimana kalau di sudut ini dipasang fotoku dengan pigura yg ekstra besar.. Dan ah, di meja ini harusnya ada sebuah vas bunga.. Kurasa cat nya juga harus diganti.."
Ucap Jiwon. Myungsoo melengos kesal, saudara tiri nya ini benar benar menyebalkan.

"Tidak akan dipasang foto dengan pigura besar itu, tak akan ada bunga dan aku tidak akan mengganti cat nya.."
Jawab Myungsoo. Pria di depan nya tertawa kecil sambil kemudian menepuk nepuk pundak Myungsoo.

[NOT] YOUR GAME || myungyeon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang