10

800 111 41
                                    


Chuu-

Jantung Jiyeon mendadak berhenti. Matikah? Di surga kah ia saat ini? Gadis itu hanya mampu menganga menerima setiap perlakuan Myungsoo. Menerima setiap lumatan darinya, menyambut lidahnya yg mulai menjelajah ke rongga mulut Jiyeon.

Gilakah aku?

Pipi gadis itu memanas, sedangkan si pria masih dalam mode penyerangannya. Ini terlalu sayang untuk dilewatkan. Meski hati Jiyeon sudah berulang kali mengutuk tindakan Myungsoo kepadanya. Oke! Jiyeon memang calon istrinya, namun bukan berarti Myungsoo bisa menyerangnya sedemikian halnya. Mereka tak pernah berada dalam komitmen yg lebih serius selain pernikahan sementara yg bahkan belum mereka jalani.

Sialan!

Gumam Jiyeon yg lagi lagi tak dapat melepaskan diri dari Myungsoo. Tubuhnya seolah melemah, pasrah akan hal apa yg mungkin dilakukan Myungsoo selanjutnya. Ini terlalu cepat, bahkan gadis itu belum melayangkan protesnya atas tindakan tidak menyenangkan pria itu saat mabuk tempo hari. Apalagi kalau bukan merenggut ciuman pertama seorang Park Jiyeon. Dan sekarang, ia sedang berada dalam situasi yg sama. Ia tak boleh lemah. Perlahan namun pasti, Jiyeon sudah mengumpulkan tekat di hatinyan

Hajar dia!

Jambak!! Jambakkkkk!!!.

Pekiknya dalam hati seolah memerintahkan kedua tangannya untuk menarik rambut Myungsoo dengan keras. Dan benar itu ia lakukan.

"ARGHHH!!"

Pekik Myungsoo mengaduh saat rambutnya seolah tercabut dari kepalanya. Pria itu tentu saja melepaskan Jiyeon, dan menjauhkan dirinya dari gadis monster itu agar memberi jarak jangkau baginya.

"Apa yg kau lakukan?"
Protes Myungsoo. Jiyeon segera menutup bibirnya dengan kedua tangan. Ia tak mau pria itu tiba tiba melakukan serangan lagi kepadanya.

"Suruh siapa kau menciumku?!"
Protes Jiyeon balik, Myungsoo memutar bola matanya dan kembali fokus ke setir mobil nya. Lalu menempatkan mobil nya kembali ke jalanan.

"Pemanasan.."
Jawabnya pelan. Tentu saja gadis yg duduk di sampingnya marah. Pemanasan gila macam apa itu?

"YAA!! Kim Myungsoo!! Ingat, pernikahan ini bukan pernikahan yg sesungguhnya.. Jadi jangan harap kau bisa menyentuhku lebih dari itu-"
Ujar Jiyeon dengan angkuhnya, sedangkan Myungsoo hanya menanggapinya dengan senyuman sinis saja.

-

Park Jiyeon menatap beberapa orang di depannya. Mereka saat ini sedang berada di depan meja makan yg sangat besar. Disanalah ia bertemu dengan keluarga Myungsoo. Memperkenalkan ia sebagai calon istri yg akan dinikahi pria bermarga Kim itu dalam waktu dekat ini. Ada ayah, ibu dan ibu tiri Myungsoo. Ada seseorang lagi yg masih belum hadir disana, yaitu saudara tiri Myungsoo.
Semuanya berjalan lancar lancar saja, perkenalan itu dan respon yg baik dari keluarga Myungsoo. Hingga seseorang yg sedari tadi ditunggu pun kini hadir juga. Saudara tiri Myungsoo. Pria itu masuk dengan gaya angkuhnya dan duduk di kursi kosong yg memang sudah disediakan untuknya.

"Maaf, aku terlambat.."
Ucapnya dengan sopan. Suara yg cukup tak asing bagi Jiyeon, hingga gadis itu menoleh ke arah pria dengan tubuh atletis itu. Park Jiyeon segera membulatkan matanya, begitupun pria itu. Sebelumnya mereka memang telah bertemu di depan mini market.

-

Jiyeon mencuci mukanya di depan wastafel, toilet di rumah keluarga Myungsoo. Gadis itu benar benar kacau saat ini. Mengapa ini semua terasa begitu kebetulan. Pertemuan dengan Myungsoo waktu itu yg merusak rumput kesayangannya, lalu interview di perusahaan yg ternyata adalah milik Myungsoo, tukang kebun, perawat, dan yg terakhir adalah saudara tiri Myungsoo.

[NOT] YOUR GAME || myungyeon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang