Pertanyaan ini sering ditanyakan mahasiswa jurusan Jurnalistik atau mereka yang sedang mencari lowongan. Pengalaman melamar menjadi wartawan berbeda satu orang dengan yang lain. Jika Anda ingin bekerja sebagai wartawan, pola perekrutan wartawan berlainan antara satu media dengan media lain. Zaman sebelum dan sesudah ada internet juga beda.
Lewat Tes
Saya ceritakan sedikit saat saya mengikuti mengikuti tes di majalah Tempo awal 90-an. Proses perekrutan memakan waktu beberapa bulan. Perekrutan tidak instan dan harus melalui beberapa tahap. Tes terdiri dari beberapa jenis antara lain tes psikhologi, tes kemampuan umum, tes kesehatan, tes wawancara. Jika memenuhi syarat, baru diterima sebagai peserta karyawan percobaan selama sembilan bulan. Kalau lulus baru diangkat menjadi karyawan. Jika tidak lulus, bisa pula diberi kesempatan untuk ikut percobaan tiga bulan lagi. Begitulah tes menjadi wartawan cukup panjang dan sulit. Dari ratusan yang ikut tes hanya empat orang saja yang lulus saat itu.
Mengapa menjadi wartawan saat itu sulit? Itu terjadi karena lowongan wartawan juga masih sedikit. Salah satu alasan utamanya adalah karena jumlah media tidak banyak. Pada saat itu, majalah berita yang utama hanya beberapa salah satunya Tempo. Dengan kondisi ini pantas, wartawan merupakan profesi yang cukup langka saat itu. Saat itu untuk menerbitkan media sangat sulit perizinannya dan selalu diawasi pemerintah, termasuk bisa ditutup tiba-tiba.
Pola perekrutan wartawan di perusahaan besar lain juga mirip. Misalnya saat saya menjadi Kepala Pusat liputan Gatra sekitar 2002-2005, pola perekrutan masih melalui berbagai tahap. Intinya masih ketat, melalui berbagai tes seperti psikhologi, tes pengetahuan umum, tes kesehatan dan wawancara. Urutan tes bisa berbeda-beda tapi intinya tidak mudah menjadi wartawan. Masa percobaan di Gatra juga bertahap bisa sampai 9 bulan.
Wartawan Online
Setelah masa reformasi dilanjutkan dengan munculnya teknologi internet, terjadilah perubahan sangat mencolok dalam bisnis pers. Jumlah pers menjadi sangat banyak, dan perekrutan menjadi wartawan makin longgar. Bahkan Anda bisa menjadi wartawan dengan membuat situs berita. Gratis, tanpa izin.
Media cenderung bisa merekrut wartawan kapan saja dengan syarat tidak terlalu rumit. Meskipun ada proses sertifikasi wartawan, media bisa merekrut wartawan tanpa punya sertifikat. Dengan kata lain sertifikat bisa diurus kemudian.
Ketika saya merekrut wartawan pada masa reformasi dan zaman internet, pada media yang tidak bisa saya sebut, situasinya sudah sangat berbeda. Syarat menjadi wartawan cenderung longgar. Wartawan masuk dahulu sambil dimagangkan, kalau lulus baru diangkat. Faktanya peminat menjadi wartawan masih banyak. Salah satu sebabnya persyaratan menjadi wartawab memang cenderung tidak ketat.
Jika Anda mau, buat saja website berita maka jadilah situs berita. Anda langsung jadi wartawan. Ada beberapa teman yang membuat situs berita online dengan merekrut sesama wartawan atau lulusan baru universitas dengan jumlah beberapa orang saja.
Kesimpulannya jika Anda ingin jadi wartawan bisa dengan mendaftar di media online, elektronik atau media cetak dengan kelebihan dan kekurangannya. Jika Anda punya uang bikin saja media online sendiri yang tidak perlu izin sama sekali. Lalu Anda merekrut beberapa reporter dan kemudian isi online Anda dengan berita menarik.
Bagaimana caranya supaya media online bisa hidup, nanti akan dibahas pada bab lain dalam buku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cara Kerja Wartawan Sehari-hari
Non-FictionBerisi tentang pengalaman menjadi wartawan selama lebih dari 20 tahun dan mengalami berbagai peristiwa. Tapi yang akan ditulis di sini adalah pengalaman sehari-hari tentang kerja wartawan di jaman dulu dengan sekarang. Soalnya jaman online ini memb...