Beda Wartawan Cetak dan Online

339 5 1
                                    


Jika orang ingin terlihat menarik, dia harus unik. Sama halnya dengan menulis.

Saat ini wartawan yang menulis berita untuk online sudah begitu menjamur. Tapi masih banyak terjadi, mereka menulis dengan gaya media cetak. Padahal menulis untuk online sungguh berbeda. Mengapa demikian?

Pertama, penulisan untuk online harus mampu menarik minat pembaca secepat mungkin. Sedangkan pembaca media cetak cukup bersabar mengamati lembar demi lembar. Penulis online harus terampil membuat kalimat sederhana yang mudah dimengerti secara cepat. Sejak kalimat pertama, pembaca langsung terkesima. Secara umum, empat alinea pertama harus bercerita tentang inti berita. Penulisan yang bertele-tele mungkin masih dimaafkan di media cetak.

Kedua, sekarang online sudah dilengkapi dengan foto, grafik, bahkan video untuk mempermudah pembaca memahami masalah. Itu artinya, wartawan online seharusnya menguasai keterampilan membuat foto, video dan grafik menarik. Wartawan online tidak hanya menulis, dia harus bisa menjalankan tugas multifungsi.

Ketiga, aspek visual sangat menentukan daya tarik berita terhadap pembaca. Foto yang asal-asalan menunjukan media tersebut tidak serius. Banyak berita yang lebih menarik ditampilkan dalam bentuk foto daripada tulisan.Misalnya, berita tentang kosmonot memotret supermoon dari luar angkasa jauh lebih menarik jika hasil fotonya yang ditampilkan. Sama halnya jika ada cerita lucu tentang pemain bola yang salah memasukan bola ke gawang sendiri, berita itu jauh lebih menarik ditampilkan dalam bentuk video.

Keempat, kebiasaan orang membaca online sangat berbeda dengan media cetak. Saat membaca di online, pembaca cenderung melakukan scanning berita ketimbang membaca kata per kata. Biasanya mereka membaca dari kiri ke kanan dan melihat layar bagian atas sebagai prioritas.Pembaca online cenderung melakukan searching headline, kata-kata yang menonjol, huruf tebal atau huruf miring. Mereka cenderung tertarik dengan penandaan yang ada di dalam layar seperti tanda panah, warna khusus, atau tulisan bergerak.

Kelima, praktekan kebiasaan menulis sesuai dengan perilaku membaca di online. Pembaca biasanya melihat secara keseluruhan di layar dan membaca banyak judul berita, sebelum menentukan tulisan mana yang akan dibaca. Setelah itu pembaca akan membaca aline pertama, jika tidak menarik dia langsung akan pergi.

Dengan perilaku ini, penulis harus membuat berita yang menarik sejak dari judul, baris pertama, dan seterusnya. Penulis harus mampu mengikuti rasa ingin tahu pembaca. Jangan biarkan pembaca berpaling dari tulisan kita karena berita yang ada tidak menjawab rasa ingin tahu mereka. Pastikan kita menulis berita yang relevan dengan tema yang ada, jangan menyimpang ke sana kemari.

Jika tulisan kita tidak ada manfaatnya, pembaca akan pergi ke tulisan lain, bahkan website lain.Kesimpulannya, buatlah kalimat yang efektif. Kalimat mudah dimengerti dalam sekali baca. Para pembaca hanya akan melihat intinya. Hanya 10 persen kata yang akan diingat pembaca. Biasakan membuat satu kalimat dengan satu pengertian. Jangan terlalu banyak membuat kalimat majemuk. 

Buatlah kalimat yang menarik dan menimbulkan penasaran di headline. Dengan cara ini, pembaca akan terus tertarik untuk mengikuti.Biasakan menulis dengan kalimat aktif. Caranya mudah mulailah dengan subjek diikuti predikat dan objek.

Buatlah grafis untuk informasi tertentu agar lebih mudah diikuti pembaca. Misalnya soal cara kerja sebuah mesin, sangat mudah diikuti dalam bentuk grafis daripada kata-kata.Setiap kalimat harus berisi sebuah fakta. Jika kalimat tak ada isinya, langsung hapus.

Rihad Wiranto

Cara Kerja Wartawan Sehari-hariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang