[ n. Robot berarti alat berupa orang-orangan dan sebagainya yang dapat bergerak (berbuat seperti manusia) yang dikendalikan oleh mesin] -KBBI
Jakarta
Rabu, 10 Agustus 2011Siang itu di perpustakaan, ada begitu banyak bisik-bisik yang terdengar. Heran, kenapa perpustakaan bisa segaduh itu? Apakah Ibu guru yang ditugaskan menjaga perpustakaan itu tidak mendengar suara-suara kecil yang sangat menusuk telinga ini?
Irene mengalihkan pandangannya pada sebuah meja berukuran besar yang terletak ditengah-tengah ruangan itu. Dan dia segera mengerutkan dahinya saat dia mendapati seorang siswa tengah duduk manis dibalik meja bulat yang mengkilat itu.
"Itu siapa?" pelan Irene sambil menunjuk siswa itu dengan dagunya.
Jisoo.
Tanyanya pada Jisoo yang kebetulan duduk disampingnya. Jisoo yang sedang asyik membaca sajak, sejenak mengangkat kepalanya- melihat arah dagu Irene yang tengah menunjuk siswa berambut keriting itu.Jisoo memicingkan matanya, mencoba mengingat; siapa gerangan siswa yang seenaknya duduk ditempat duduk Bu Karlina. Dia tampak seperti raja, memangku tangan dan menaikan kedua kakinya diatas meja yang seingat Jisoo selalu dipoles hingga bersih oleh Mbak Nurul- cleaning service favorit SMA Sentosa yang sangat rajin dan sabar.
"Seperti raja tanpa mahkota yang tak tau diri" ungkap Irene sambil memainkan rambutnya yang dikuncir.
Entahlah, tapi dari nada yang Jisoo tangkap, Irene tampaknya sedikit kesal.
"Dia siswa kelas sebelas, tapi namanya siapa.. Aku pun tak tau" balas Jisoo ketika dia melihat sebuah lambang berwarna biru dengan tulisan angka romawi; XI- Di lengan 'sang Raja tanpa mahkota' itu.
Kerutan di dahi Jisoo semakin dalam ketika dia melihat ada yang berbeda dibalik sorot kedua mata Irene itu, seperti menyiratkan ada amarah didalam sana..
"Dia senior Rene, jangan-
"Terus Kenapa? Apakah karena dia satu tingkat diatas kita, kita tak bisa menegurnya? Apa karena dia kakak kelas maka dia lebih superior dari kita?"
"Rene, kau tau kan saat ini aku bicara tentang sopan santun"
Irene membulatkan matanya, selama beberapa detik dia tidak bergerak- mungkin gadis itu sedang memproses perkataan Jisoo. Irene lalu menggelengkan kepalanya sambil menyelipkan rambutnya dibelakang telinganya, dia pun berdehem, membuka lalu menutup mulutnya kembali. Gadis itu, tampaknya sedang memikirkan sebuah balasan yang tepat untuk dia jabarkan pada sepupunya itu.
"Baiklah, jika kau ingin membahas tentang sopan santun maka aku ingin menanyakan satu hal padamu."
Mendengar itu, Jisoo segera menelan ludahnya. Namun dia mengangguk; menyanggupi tantangan Irene.
Irene membasahi bibirnya,
"Seorang siswa kelas XI duduk ditempat yang tak seharusnya dia duduki, mengangkat kaki setinggi-tingginya sambil menyunggingkan sebuah senyum percaya diri yang seakan bangga atas perbuatannya sendiri. Dan Jisoo, apakah itu terlihat sopan bagimu?"Jisoo terdiam, namun Irene tak berhenti disana.
"Apakah aku sama sekali tak punya hak untuk menegurnya?"
Jisoo pun mengangkat pundaknya sambil menghembuskan napas panjang, baiklah dia menyerah.
"Lakukan apa yang menurutmu benar" ucap Jisoo sembari memberikan ruang untuk Irene- menyuruh Irene untuk melakukan apa yang dia inginkan.
Namun ini adalah Irene.
Ketika kita bicara tentang gadis ini, apa yang keluar dari mulutnya tidak sama dengan apa yang ada di dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Robot, Cyborg, atau Manusia?
Teen FictionIrene pun menatap Seulgi lekat-lekat. Ada makna dibalik tatapan yang tak biasa itu. Dan benar saja, jantung Seulgi serasa diajak lari keliling Indonesia saat sang pujaan hati berucap.. "Ya, aku mau" ----