Bagian II. Cyborg: 3. Bagus kalau kau sadar

1.1K 250 89
                                    

Jakarta
Selasa, 18 Oktober 2011

Seulgi menarik napas dan membuang napas, dia menaruh kedua tangannya- masing-masing pada sisi kiri dan kanan pinggangnya. Kepalanya menengok keatas, berusaha menenangkan detak jantungnya yang berdegup dengan ritme yang tak beraturan.

"Sekali lagi" teriak Pak Gunawan

Gunawan Saputra- guru olahraga SMA Sentosa.

Seulgi mengatupkan rahangnya, paru-parunya masih ingin menghirup lebih banyak oksigen. Dia lalu mengangkat telapak tangannya dan dengan wajah datarnya dia berucap..

"Sebentar pak"

Gunawan menatap Seulgi, melihat bahwa anak didiknya itu tak seperti biasanya. Hari ini Seulgi terlihat begitu lelah.

"Istirahat 15 menit, pergilah minum" pintah Gunawan seraya menepuk pundak Seulgi lalu beranjak pergi dari sana.

Seulgi kembali menarik napas, kali ini dia mengambil napas yang panjang.

".. Tidak" pelannya pada dirinya

Seulgi sedikit melompat-lompat, merenggangkan otot-ototnya dan kembali pada lintasan.

Iya.
Saat ini Seulgi sedang berada di lapangan yang terletak dibelakang sekolah; lapangan yang khusus dipakai untuk berlatih.. Lari.

Lapangan itu adalah lintasan lari.

Seulgi menarik napasnya, saat ini dia kembali berdiri dibelakang garis start. Dia menaruh tangannya diatas trek itu dan berlutut dengan satu kaki.

"Satu.." ucapnya, mulai menghitung.

"Dua.." Seulgi sudah berada dalam posisi siap lari.

Satu tarikan napas panjang dan..
"Tiga"

Dengan itu Seulgi berlari, memacu kakinya dengan sekuat tenaga. Pandangan matanya terpaku pada garis finish yang kini hanya berjarak beberapa meter dari kakinya.

.. Tidak berguna

Kata-kata itu bergema ditelinga Seulgi, dia pun mengatupkan rahangnya dan menambah kecepatannya.

.. Memalukan

Seulgi mengatupkan rahangnya sembari menarik napas dalam-dalam- dia berlari sekuat tenaga.

Dan finish.. Seulgi berhasil mencapai garis finish. Napasnya terengah-engah, kakinya mendadak lemas seperti berubah menjadi jelly.

Ah..
Ini melelahkan.

Hidup memang melelahkan.

Setelah napasnya sudah mulai kembali normal, Seulgi pun memilih untuk berbaring disana- Berbaring diatas lintasan itu.

Matanya menatap langit biru yang berada diatas sana. Jantungnya masih berdetak dengan cukup kencang.

.. Mau jadi apa kau nanti?!

Seulgi meremas pakaiannya- tepat dibagian dadanya.

".. Ayo berdetak dengan kencang" bisiknya

Matahari membiaskan sinarnya pada Seulgi membuat Seulgi menutup matanya. Ini hangat, sinar mentari yang terasa begitu hangat bagi Seulgi.

Namun Seulgi segera mengerutkan dahinya ketika dia tidak merasakan hangat sinar matahari lagi.

Apakah langit mendadak mendung?

"Aku tidak pernah mengerti Seul" suara seseorang tiba-tiba terdengar

Seulgi segera membuka matanya ketika dia mendengar suara itu.

Robot, Cyborg, atau Manusia?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang