Jakarta
Sabtu, 15 Oktober 2011Irene mengerutkan dahinya, aneh. Ini sangat aneh. Pikirnya selama 8 hari tanpa gangguan dari Seulgi akan membuatnya merasa senang, akan membuatnya merasa nyaman, akan membuatnya merasa damai. Tapi sekali lagi semua ini terasa sangat aneh.
Bagaimana tidak?
Semenjak kejadian dimana Seulgi dengan bodohnya mengajak Irene bertemu di depan umum itu, Seulgi tak lagi datang mengganggu Irene, bahkan gadis tanpa ekspresi itu tidak menyapa Irene lagi.
Irene bingung.
Apa yang membuat Seulgi berhenti mendekatinya?
Apa yang membuat Seulgi berhenti berusaha mendapatkan perhatiannya?
Apa yang membuat Seulgi menjauh?Tapi yang paling membuatnya bingung adalah..
Kenapa dia begitu terpengaruh dengan segala situasi ini?
Kenapa disaat Seulgi tak lagi hadir pada setiap hari-hari yang Irene jalani, dia.. Irene Bae merasa kesepian?
Irene mendecih pelan, ah.. Memikirkan itu semua benar-benar menguras tenaganya. Seharusnya dia senang, akhirnya tidak ada lagi pengacau yang selalu meminta bantuannya.
Irene pun menarik napas,
".. Buang-buang tenaga saja" pelan Irene dibawah napasnyaYa.
Menurut Irene, memikirkan Seulgi benar-benar membuang tenaga.Irene tetap berusaha fokus membaca namun pikirannya terus melayang pada seseorang. Seseorang yang tiba-tiba berhenti menyapanya.
Aneh.. Ini sangat aneh.
Dan lagi..
Lagi-lagi timbul pertanyaan dibenak Irene.Apakah Seulgi marah?
Apakah dia kecewa?
Apakah dia kesal?Entahlah, memikirkan alasan kenapa Seulgi tak kunjung menampakan dirinya pada Irene, benar-benar buang-buang tenaga saja. Tak ada gunanya memikirkan orang asing yang selalu datang dengan sejuta masalahnya yang ujung-ujungnya memohon bantuan pada Irene.
".. Jangan pikirkan orang aneh itu" bisik Irene pada dirinya sendiri
Dia menghembuskan napasnya, menyelipkan beberapa helai rambut dibelakang telinganya. Dan memaksa dirinya untuk kembali fokus pada hobinya- yaitu membaca.
Mata Irene mengikuti setiap huruf yang tercetak rapih pada setiap lembar halaman buku itu. Jari-jarinya merasakan material kertas yang tidak begitu halus- namun cukup nyaman untuk diusap secara perlahan. Aroma khas yang datang dari buku yang cukup tua itu sungguh menenangkan Irene, dia sangat menyukai aroma ini. Inilah mengapa Irene lebih suka membaca buku- yang benar-benar buku, daripada membaca dengan menggunakan gadget. Aroma kertas-kertas tua itu seperti candu baginya, membuatnya ingin terus membaca, membuatnya penasaran akan ada kejutan apa pada halaman berikutnya.
Saat pikiran Irene kembali terfokus pada buku yang berada ditangannya itu, ada sesuatu yang kembali membuyarkan fokusnya.
Atau lebih tepatnya, sebuah kata yang dia baca membuat pikirannya kembali melayang pada seseorang.
... Bagaikan robot yang tidak bisa merasakan emosi.
Kata-kata itu.
Ah.
Robot?Irene menatap kata itu- menatap kata itu tajam.
Robot.
Dia teringat akan seseorang- seseorang yang membuatnya membuang banyak tenaga.Merepotkan.
Mengenal Seulgi sangatlah merepotkan, itulah sebabnya Irene tak pernah mau menjadi teman Seulgi.Pft. Selalu dan selalu menyusahkan Irene saja, melihatnya yang tak henti-hentinya membuat kasus di sekolah. Dan Irene tak pernah lupa bahwa Seulgi adalah orang yang memegang peringkat pertama- yang berada pada daftar orang yang tak ingin Irene dekati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Robot, Cyborg, atau Manusia?
Подростковая литератураIrene pun menatap Seulgi lekat-lekat. Ada makna dibalik tatapan yang tak biasa itu. Dan benar saja, jantung Seulgi serasa diajak lari keliling Indonesia saat sang pujaan hati berucap.. "Ya, aku mau" ----