Jakarta~
Selasa, 6 Maret 2012"Makin dekat ya" ucap Jennie yang duduk tepat disamping Seulgi.
"Huh?" datang balasan dari gadis yang masih fokus dengan catatan di tangannya itu.
Jennie menarik napas dan merangkul Seulgi,
"Kau dan Irene"Seulgi pun akhirnya mengalihkan perhatiannya pada Jennie,
"Beruntungnya iya" ucapnya percaya diri"Kau taruh apa di dalam makanannya?" ucap Jennie sambil memicingkan matanya, pikirnya Seulgi melakukan hal gaib untuk mendekati Irene.
Seulgi hampir mendengus ketika mendengar pertanyaan konyol itu.
"Aku bahkan tak pernah mengajaknya makan" balas Seulgi yang kini kembali fokus pada catatannya
"Wah, kenapa?" tanya Jennie kali ini terkejut
"Belum terpikirkan"
"Kau serius? Selama ini kau belum mengajaknya makan?"
Seulgi sejenak berhenti dan menatap Jennie penuh dengan kebingungan.
"Apa maksudmu?"
"Ya aku terkejut ternyata kau sebodoh ini" ledek Jennie
"Tak perlu menghina"
"Maaf, tapi ini kesempatan yang bagus untuk menghinamu"
"Lantas kenapa? Apa yang salah dari belum pernah mengajak Irene makan?"
"Salah besar!"
"..."
"Begini, biar kujelaskan"
"Ya tolong, dan kumohon berikan penjelasan yang masuk akal"
"Jadi begini, satu.. Kau baru saja melewati kesempatan untuk mengajak Irene kencan. Dua, kau baru saja melewati kesempatan untuk mengajaknya kencan. Dan tiga, kau tentu saja melewatkan kesempatan mengajak gadis yang kau sukai berkencan denganmu"
Perkataan Jennie itu bagai tamparan yang keras untuk Seulgi.
Seulgi pun termenung.
Ya, Jennie ada benarnya juga."Ah.."
"Ah baru sadar?" pelan Jennie terkekeh
Seulgi hanya bisa mengangguk.
Keduanya pun melayangkan pandangan mereka ke depan, menatap para siswa yang sedang asyik bermain bola basket di lapangan.
"Ajak dia Seul" mulai Jennie lagi
"Iya nanti" ucap Seulgi yang kembali fokus menggambar
"Sekarang" pintah Jennie agak sedikit memaksa
Perkataan itu sontak membuat Seulgi menghentikan aktivitasnya.
"Huh?" bingungnya
Jennie pun mengangguk,
"Sekarang"Seulgi menatap Jennie dalam-dalam, mencoba mencari tau apakah sahabatnya itu benar-benar serius menyuruhnya mengajak Irene kencan pada saat itu juga.
"Bercanda kau" ucap Seulgi datar lalu kembali fokus pada buku ditangannya.
Jennie memutar bola matanya, tampaknya kalau tidak didorong Seulgi tidak akan bergerak.
Maka dari itu..
Jennie berdehem dan tersenyum kecil,
"Irene.." teriaknya sambil melambaikan tangannya pada Irene yang berdiri di sebrang lapangan.Seulgi sejenak membeku, jantungnya berdegup kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Robot, Cyborg, atau Manusia?
Novela JuvenilIrene pun menatap Seulgi lekat-lekat. Ada makna dibalik tatapan yang tak biasa itu. Dan benar saja, jantung Seulgi serasa diajak lari keliling Indonesia saat sang pujaan hati berucap.. "Ya, aku mau" ----