Rumah megah bak istana milik keluarga Skye berwarna putih dengan halaman luas di depannya. Mobil mewah terparkir di Garasi, para bodyguard mengikuti langkah kaki Zayn yang memasuki rumahnya. Dengan tuxedo hitam yang menambah kesan wibawanya. Pemuda usia 18 tahun itu sangat tampan, semua pelayan menundukkan kepalanya berbaris menyambut Zayn si tampan dan bersahaja.
Zayn berhenti di ruang keluarga, disana tuan Gibran Skye sudah menunggu dengan secangkir teh di meja.
"Papa udah lama nunggu?" Zayn duduk di samping papanya, para pelayan segera menjamunya dengan secangkir teh hangat.
"Silahkan Tuan muda." ujar pelayan wanita yang sudah berusia 50-an tahun. Dia pelayan senior disana, sudah seperti ibu bagi Zayn.
"Terima kasih." Zayn menyeruput tehnya.
"Kamu sebentar lagi akan memasuki bangku kuliah kan?" Gibran mulai membuka percakapan dengan suara berat khasnya. Zayn yang ditanya hanya mengangguk.
"Papa senang kamu mulai dewasa, ada yang harus kita bicarakan dengan serius."
"Bicarakan apa pa?" Zayn mulai penasaran.
"Papa dulu pernah mempunyai janji dengan sahabat karib papa, papa janji jika anaknya yang seumuran kamu sudah dewasa maka akan papa nikahkan dengan kamu, sebagai imbalannya gadis itu akan diterima di Universitas mana saja yang ia mau. Asalkan ia mau menikah dengan kamu." jelas Gibran membuat Zayn terkejut. Ia tidak abis fikir apa yang dikatakan papanya. Menikah? Diusia semuda ini?
Adik Zayn, Alroy Skye datang dengan membawa bola basketnya. Ia duduk di depan papanya dan Zayn, dengan meletakkan kaki kiri di atas kaki kanannya, bergaya seperti pemuda yang slegek'an.
Zayn memberi kode dengan matanya. Agar Alroy duduk dengan sopan.
Alroy meletakkan kakinya kembali lalu duduk dengan sopan, ia menatap Zayn dan papanya dengan tatapan menyelidik. "Ada apa ini? Kok lagi rapat keluarga aku gak diajak?"
"Kamu duduk diam saja, dengerin papa." Gibran menatap Alroy.
"Oke pa, pelayan mana sih!? Gua mau jus jeruk dong satu" katanya sedikit berteriak.
Pelayan yang mendengarnya langsung pergi ke dapur untuk membuat jus Jeruk. Beberapa menit kemudian, pelayan itu datang membawa segelas jus jeruk permintaan Alroy.
"Ini Tuan muda, silahkan." kata Pelayan itu meletakkan gelas di atas meja. Kemudian permisi pergi dengan menundukkan kepala.
"Lanjut pa." Zayn ingin papanya melanjutkan pembicaraan tadi.
"Jadi, kamu bersedia kan menikahi gadis itu?" tanya Gibran.
Alroy yang sedang meminum jus jeruknya langsung menyemprotkannya ke samping. Untung saja tidak ke depan kalau tidak papa dan kakaknya sudah terkena jus.
"Alroy!" tegur Gibran.
"Sorry, aku cuma kaget aja, kak Zayn mau nikah?" Tanya Alroy memastikan.
Zayn menunduk, ia berpikir sejenak.
"Kamu tau kan, kalau dalam keluarga kita ini ada peraturan. Yaitu, jika kamu ingin memiliki harta warisan yang banyak maka kamu harus menikah." Gibran mencoba mengingatkan Zayn tentang peraturan keluarga.
Zayn mengangguk."Oke pa, Zayn bersedia." jawab Zayn tanpa berpikir panjang. Ia ingin sekali memiliki hartanya sendiri, jadi mungkin dengan cara menikahlah dia bisa mewujudkan keinginannya.
"Gilaaaaa! Lu mau nikah? Lu masih muda banget kak!?" Alroy sepertinya tidak setuju, karena ia merasa menikah itu untuk orang yang berusia 20 tahun ke atas. "Lu masih butuh kebebasan, lu mau kuliah kan? Kalau udah nikah lu bakal sibuk sama istri lu. Terus siapa yang bakal nemenin gua boker pas tengah malam? Siapa?" katanya dramatis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Young Marriage
Roman d'amour"Jadi, gua sekarang istri lu?" Aletha terkejut, ia pingsan setelah selesai ijab qabul. Zayn mengangguk. "TIDAKKKKK!!!" teriak Aletha menggemparkan. Kehidupan Aletha Kiraya berubah drastis, setelah ia dijodohkan dengan Zayn Skye. Anak sulung Skye Fam...