2) Pertemuan Pertama

4.2K 162 3
                                    

"Aletha!!" panggil Sari dari dapur, Aletha yang sedang duduk santai sembari menonton televisi langsung menghampiri ibunya.

"Ada apa ibu?" dia sekarang sudah ada di dapur.

"Kamu ke pasar ya, beliin ibu bahan masakan buat nanti malam." pinta Sari yang sedang mengiris bawang. "Liat ini, bawangnya udah mau abis. Terus banyak lagi yang abis, kamu beliin ya di pasar." lanjutnya.

Aletha mengangguk. "Oke oke, mana uangnya, bu." ia mengulurkan tangannya.

Sari merogoh dompetnya dan memberikan uang untuk belanja. Kemudian ia memberikan selembar kertas dengan tulisan daftar bahan masakan yang akan dibeli Aletha.

Aletha menerima uang dan kertas, lalu ia permisi pergi ke pasar. "Oke, aku pergi dulu bu, daaa."

Dia menuju luar rumah, tetapi ia tidak langsung menuju pasar karena ia hendak mengunjungi sahabatnya yang tinggal di sebelah rumahnya.

"Selena!" ia memanggil Selena, sahabatnya yang sedang duduk di teras rumah dengan memainkan gadget.

"Hai Aletha!" Selena melambaikan tangannya lalu kembali fokus dengan gadgetnya.

"Temeni gua ke pasar yuk!" Aletha duduk di sebelah Selena.

Selena memasukkan gadgetnya ke dalam saku celananya. "Kok lu yang belanja? Biasanya tante Sari."

"Gua mau ada acara malam ini, jadi ibu gua repot di rumah." jawabnya seraya mencomot camilan Selena di atas meja.

"Acara apa?"

"Gua mau dilamar." mendengar jawaban Aletha, Selena langsung terkejut dan membelalakkan matanya.

"Apa!?" dia tidak percaya atas perkataan Aletha. Selena memukul lengan Aletha. "Lu serius dong!"

"Yaelah! Gua serius Sel!" jawabnya meyakinkan.

Selena malah berdiri dan melipat tangannya di atas dada. "Lu gak jadi kuliah?"

Setahu Selena, Aletha itu tidak pernah memikirkan lelaki. Bahkan, pacaran aja dia belum pernah, jadi sangat mustahil jika Aletha ingin menikah. Apalagi, Aletha itu sangat berambisi ingin kuliah di Universitas terbaik dan terfavorit di kota Jakarta.

"Lu yang minta nikah, atau orang tua lu yang jodohin?" tanyanya.

Oh come on! Ini bukan jaman Siti Nurbaya, yang sangat suka dengan perjodohan. Selena sangat tahu, perjodohan itu tidak bagus menurutnya. Karena, buat apa menikah dengan orang yang tidak dicintai. Menikah tidak sebecanda itu.

"Gua dijodohkan."

"Apa!? Oh tuhan! Lu itu gimana sih, ditolak dong, lu kan mau kuliah." cerocos Selena. "Gua gak setuju lu nikah, enggak! Nehi!" dia membuang wajahnya ke sembarang arah.

"Yaa jangan gitu dong. Restu sahabat itu penting loh." Aletha memohon.

"Lu gila! Lu bakal nikah diusia lu yang baru seminggu ini menginjak 18 tahun?" tanyanya dengan raut wajah khawatir.

Aletha memutar bola matanya jengah. "Lu jangan baperan dong, jangan khawatir. Gua bisa ngurus diri gua sendiri. Ya mungkin ini takdir." katanya pasrah.

"Takdir apaan? Ini mah kutukan."

"Eitts jangan ngomong gitu dong elaaahh, lu mah nakutin gua aja." Aletha memukul lengan Selena. "Eh lu tau siapa yang bakal nikah sama gua?"

Selena mengernyit bingung. "Gak tau."

Aletha tersenyum manis. "Gua bakal nikah sama putra sulung Skye family!"

The Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang