Wonwoo memandang jauh deretan bangunan gedung dari atap gedung studio. Ia mencari angin setelah kepergian Jisoo.
Pertemuan pertamanya dengan Jisoo tidak berjalan dengan baik. Ia sudah menolak saat Seungkwan mengabarinya perihal acara WGM, namun Jisoo bersikeras ingin bertemu langsung dengan Wonwoo.
"Eonnie, ini kopinya."
Wonwoo menoleh saat Seungkwan datang dengan membawa kopi pesanannya.
"Terima kasih." Wonwoo menerima kopi dan langsung menyesap isinya secara perlahan.
"Apa sudah lebih baik?"
Wonwoo mengangguk, kopi adalah penawar di saat pikiran dan hatinya terasa panas setelah debat dengan Jisoo beberapa waktu lalu.
"Eonnie jangan memaksakan diri, aku bisa segera mengabari Jisoo eonnie kalau kamu benar tidak bersedia."
Wonwoo tidak menjawab, pandangannya terus menatap pemandangan kota di depannya. Kegiatan favoritnya di kala pikirannya sedang penat dengan pekerjaannya. Menjadi model terlihat mudah tapi yang sebenarnya Wonwoo cukup stress dengan pekerjaannya saat ini.
Seungkwan rajin mencari info agar Wonwoo bisa sekedar ikut casting atau ikut andil dalam pemotretan. Banyaknya saingan membuat Wonwoo harus bertahan agar wajahnya terus bisa beredar dalam berbagai majalah fashion.
Wonwoo berdiri sendiri, ia tidak masuk dalam agensi. Ia trauma saat ikut dalam 1 agensi, karirnya memang mulai berjalan lancar namun ia sering mendapat pelecehan dan berakhir dengan Wonwoo bersikap kasar hingga membuat ia putus kontrak dengan agensinya.
Saat Wonwoo terpuruk kehilangan pekerjaan, ia bertemu Seungkwan yang baru lulus kuliah sedang mencari pekerjaan. Seungkwan, gadis yang hidup sebatang kara di kota Seoul. Ia tidak mau merepotkan kedua orang tuanya, maka ia bekerja keras untuk bisa mandiri.
Wonwoo menawarinya tempat tinggal dan Seungkwan membayar dengan tenaganya menjadi asisten Wonwoo yang saat itu gencar ikut berbagai casting. Hingga karir Wonwoo mulai merangkak naik, ia bisa memberi gaji untuk Seungkwan. Dan posisi Seungkwan tidak hanya asisten tapi bertugas mengatur semua jadwal Wonwoo.
"Eonnie, bersedia?"
"Menurutmu?"
"Eonnie, anggap saja ini sebagai batu loncatan untuk karirmu. Aku rasa tidak ada salahnya dicoba, dan.... dia tampan...." Seungkwan menyenggol lengan Wonwoo.
"Kalau begitu, kamu saja. PD itu teman kamu kan? Dia pasti bersedia kamu ikut acaranya."
"Ah eonnie, Jisoo eonnie menawari kamu. Kamu lebih pantas, kamu cantik, tubuh kamu bagus dan sangat pas saat disorot kamera. Aku sangat yakin, setelah kamu ikut acara itu, untuk kedepannya karir kamu semakin baik."
Wonwoo menarik nafasnya, ucapan Seungkwan benar adanya. Ia butuh jenjang karir yang lebih bisa mengangkat namanya dan ia juga ingin memberikan sesuatu untuk Seungkwan sebagai hadiah karena Seungkwan telah setia mengikuti kegiatannya.
"Entahlah..."
Seungkwan tidak bicara lagi, ia hanya memeluk Wonwoo dengan sayang. Ia sudah menganggap Wonwoo sebagai kakaknya.
🐴🐎🐱🐈🐴🐎🐱🐈🐴🐎🐱🐈🐴🐎🐱🐈🐴
Seokmin terbangun dari tidurnya di tengah malam. Ia melirik ke sampingnya dan tidak menemukan Jisoo sang istri.
Seokmin keluar kamar dan mendapati Jisoo sedang duduk sendiri di ruang makan dengan segelas wine putih. Wine pemberian Mingyu sebagai oleh-oleh dari luar negeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Got Married? ✔
FanfictionSebuah program acara bergenre variety show yang sangat terkenal dengan pasangan muda yang dipertemukan untuk menjalani sebuah kehidupan rumah tangga layaknya pasangan menikah pada umumnya. It's Meanie Couple and Genderswitch.