Pukul 05.00 WIB, masih pagi buta sekali, Emerald terbangun karena alarm jam digital yang berbunyi di atas nakas. Dia segera bangkit meskipun rasa kantuk masih menyergapnya.
Gadis berpiyama kartun kucing itu bergegas menuju kamar mandi untuk berwudhu lalu mendirikan shalat subuh. Sedangkan Penumbra Burgundy—Papanya dan Jade sudah pergi shalat subuh di mesjid terdekat sejak tadi.
Setelah shalat, Emerald melipat mukenanya lalu menuju kamar kucing-kucingnya. Kamar yang luasnya dua kali lipat dengan kamarnya sendiri. Mau iri tapi itu anak-anaknya yang menjadi anabul lucu peliharaannya.
Dinding kamar kucingnya didominasi putih terang. Disisi bagian depan pintu masuk ada rak susun besar sebagai rumah kucing yang menjadi tempat tidur milik kucingnya yang dilengkapi kasur, bantal dan boneka. Bahkan masing-masing rak dilengkapi lampu tidur cantik dengan bagian depan yang terdapat nama-nama kucingnya.
Disamping pintu terdapat lemari tempat penyimpanan berbagai makanan kucing. Disana ada pula pasir tempat pembuangan kotoran kucing yang diganti seminggu sekali.
Emerald mengambil whiskas basah dari lemari dan menuju tengah-tengah ruangan. Disana terdapat lima tempat makan stainless yang digunakan kucingnya makan. Mangkuk stainless tersebut diisi wishkas basah dengan porsi yang pas agar saat bangun tidur kucing-kucingnya bisa makan tanpa berebutan.
Sepertinya pagi ini Emerald tidak bisa bermain dengan anak-anaknya sebab semuanya masih tidur dengan nyenyak. Dasar majikan, tahunya cuma tidur, makan dan berak.
Melihat pasir kucingnya masih bersih Emerald tidak jadi menggantinya. Lebih baik gadis itu beranjak menuju dapur untuk mempersiapkan sarapan pagi untuk keluarga kecilnya.
Emerald membuat nasi goreng spesial dengan campuran sosis dan daging sapi. Baunya menyeruak memenuhi setiap sudut ruangan. Tidak lupa membuat telur mata sapi setengah matang dua buah yang merupakan makanan kesukaan kedua super heronya. Untuknya telur mata sapi yang matang karena dia jijik memakan yang mentah-mentah.
"Masak apa neng?" sapa Mbok Tin, asisten rumah tangga keluarga Penumbra.
Emerald tersenyum ramah, "nasi goreng mbok."
"Pantes aja baunya harum, kalau neng Era yang masak sih selalu enak," puji Mbok Tin dengan kedua jempolnya. Memang panggilannya untuk Emerald adalah neng Era karena Emerald susah disebut katanya. Maklum lidah orangtua.
"Bisa aja deh mbok," kilah Emerald malu-malu padahal biasanya malu-maluin kata Scarlet.
"Tumben bikin nasi gorengnya banyak neng Era?" tanya Mbok Tin heran.
Emerald tersenyum singkat, "mau bawa bekal, mbok. Tapi jangan bilang-bilang Papa ya mbok."
Mbok Tin mengangguk pelan kemudian permisi untuk membersihkan rumah.
Emerald lanjut membuat susu untuk
dirinya dan Jade serta kopi untuk Penumbra. Dengan cekatan gadis itu menata semua makanan di atas meja. Begitulah rutinitasnya walaupun ada asisten rumah tangga dan dimanjakan oleh fasilitas, sedari usia beranjak remaja Emerald belajar memasak, membantu mbok Tin beres-beres rumah, mencuci baju sendiri dan memenuhi keperluan Jade dan Penumbra.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN ES
Подростковая литератураSIHS SERIES 1 "Layaknya es, kamu dingin dan sulit untuk disentuh." START : 10 Januari 2019 END :