27 - MAU JALAN

980 53 93
                                    

DAH UPDATE NIH AWAS KALAU NGGAK RAME, EHEHE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DAH UPDATE NIH AWAS KALAU NGGAK RAME, EHEHE

Emerald baru saja selesai shalat ashar. Gadis itu merapikan sajadah dan melipat mukenanya dengan rapi. Ponselnya berbunyi, itu sudah beberapa kali terdengar. Dia segera mengecek ponselnya. Gadis itu terdiam cukup lama. Alih-alih menerima panggilan justru dia membaca sederet pesan disana.

Mama

Emerald
mama butuh uang
mama abis ditipu
sama Om Bumi
kalau bisa transfer
25 juta

Emerald menghela nafas untuk kesekian kali. Itu pasti pacar mamanya. Seolah tidak jera bergonta-ganti pasangan. Menjadi pacar brondong, simpanan pejabat atau pelakor. Apa enaknya sebebas itu. Ujung-ujungnya Mamanya yang kena imbas, entah ditipu, dilabrak istri sah, galau berujung mabuk-mabukan.

Malu. Emerald malu punya mama seperti itu. Tidak ada yang bisa Emerald banggakan. Jika semua teman-temannya dengan bangga mengandalkan mamanya. Emerald tidak. Menyebutkan nama mamanya saja dia malu.

Mamanya terlalu pintar bermain sehingga keburukannya tidak tercium dimana-mana. Emerald cukup tenang untuk saat ini. Nanti? Bagaimana hebatnya disembunyikan, bukankah bangkai lama-kelamaan akan tercium juga baunya.

Emerald melakukan transaksi di ponselnya. Hatinya sangat baik dan juga lemah. Dia akan selalu menuruti keinginan Mamanya. Mengesampingkan rasa benci. Bagaimana pun Mamanya adalah perempuan yang telah bertaruh nyawa melahirkannya.

"Udah selesai?" tanya Jade dengan kepala yang muncul di balik pintu kamar membuat Emerald terlonjak kaget bahkan ponselnya jatuh ke lantai. Untunglah transaksinya sudah berhasil.

Mengusap dada dengan perasaan kesal, Emerald mengambil ponselnya dan menatap Jade garang, "jantung gue copot kak, sanggup gantiin nggak?"

Melipat tangannya di depan dada. Jade memasang wajah menantang, "berapa sih? gocap?"

"Itu sih buat beli coki-coki."

Jade terkekeh pelan. Cowok tampan itu berjalan masuk lalu duduk di sisi tempat tidur.

"Udah mandi?"

"Tumben banget nanyain udah mandi, biasanya juga gue pingsan di kamar nggak diperhatiin," sindir Emerald menatap julid kakaknya.

"'Lo udah janji 'kan mau nemeni gue ke GI. siap-siap deh sekarang."

"Traktir yah," kata Emerald sambil menguncir rambut dan memakai bando mandi.

"Iya-iya," balas Jade tidak keberatan sama sekali.

"Eh, kak lo kok nggak ajak Mint, malah ngajak gue," lontar Emerald menyipitkan mata heran.

Jade mengusap tengkuk dengan cengiran kaku, "nggak usah tanya-tanya deh, mandi sana."

"Salting yah," ledek Emerald menampilkan seringaian tipis di bibirnya.

PANGERAN ESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang