29 - PILIH LO

96 10 4
                                    

Hari ini jam pelajaran sengaja dikosongkan mengingat akan adanya debat sesi kedua kandidat ketua OSIS yakni Silver Merkurius dan Red Galaksi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini jam pelajaran sengaja dikosongkan mengingat akan adanya debat sesi kedua kandidat ketua OSIS yakni Silver Merkurius dan Red Galaksi. Minggu lalu telah dilaksanakan perkenalan dan debat sesi pertama yang membuat elektabilitas keduanya hampir sama.

Rombongan penghuni kelas XI IPA 1 turut meramaikan lapangan yang dijadikan tempat debat kedua kandidat ketua OSIS. Grey dan Navy memegang baliho besar menunjukkan foto Silver berserta visi dan misinya. Emerald, Amber dan Scarlet beserta anak perempuan yang lain memegang poster Silver dan meneriaki nama sang ketua kelas. Brown dan Beige memegang toa dan berteriak secara bergantian ke sana kemari mencari dukungan suara meskipun sebelum-sebelumnya mereka telah melakukan kampanye secara besar-besaran.

"Jangan lupa dukung dan vote Silver Merkurius sebagai ketua OSIS yah cantik," Beige mengedipkan sebelah matanya ke arah gerombolan degem kelas X membuat para adik kelas itu senyum-senyum salah tingkah.

Brown menyugar rambutnya dan tersenyum tipis membuat adik kelas yang menatapnya memekik tertahan, "ajak teman yang lain buat dukung temen gue."

Para adik kelas itu saling berbisik-bisik. Selain kelas unggulan, XI IPA 1 juga dijuluki sarangnya para cogan meskipun ketampanan mereka sayangnya tertutupi oleh ketampanan paripurna Pangeran Es SHIS.

"Kalau Silver menang, nomor wa gue, gue kasih ke kalian," kata Beige dengan rasa percaya diri yang begitu tinggi.

"Plus nomor wa seluruh cogan XI IPA 1," tambah Brown dengan ekspresi meyakinkan.

"Wah ada wa kak Carmine dong kak?"

"Gue mau wa kak Silver."

"Kak Grey dong atau nggak kak Navy."

"Oh jelas, kalian bisa dapetin semuanya secara cuma-cuma kalau ikutin kata gue," tambah Brown tersenyum licik penuh konspirasi.

Para adik kelas itu langsung memekik heboh, meneriaki nama Silver sehingga suasana lapangan semakin gegap gempita.

Beige menyikut perut Brown, "serius lo?" bisiknya.

"Nggaklah bego, pulang-pulang kita nggak selamat," balas Brown lalu kembali melayangkan senyuman manis ke arah para degem yang membuat mereka langsung seperti cacing kepanasan.

"Lagian lo kenapa sih jual nama mereka, udah pada laku. Nggak asik lo," Beige berdecak malas.

"Jual nama lo nggak bakal bikin nama Silver naik, lo nggak punya nilai jual," cela Brown tepat menusuk jantung Beige membuat lelaki hitam manis itu ingin menangis darah.

"Lama-lama gue sedot juga congor lo," cibir Beige mati-matian menahan untuk tidak menendang pantat tepos Brown. Jaim di depan degem itu perlu.

"Serah lo bego. Yuk jangan gabut, cari dukungan lagi, lumayan Silver menang kita ditraktir bakso setan. Gue makan bakso, lo yang jadi setannya," Brown tertawa kalem, seandainya ini di dalam kelas yang tidak ada degem-nya dia akan ketawa guling-guling.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PANGERAN ESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang