Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Beige Hilal Fajar sedang mengintip kedatangan guru yang akan masuk ke kelas XI IPA 1. Siapapun yang datang nanti itu pertanda beliaulah yang akan menjadi wali kelas di kelas itu.
"Siapa Bego?" tanya Grey Neptunus penasaran.
Beige membalikkan tubuhnya, menatap Grey sang sahabat laknatnya itu dengan perasaan kesal.
"Capek-capek orangtua gue pilih nama bagus. Si anjing malah panggil gue bego," gerutu Beige sama sekali tidak terima.
Grey memasang wajah pura-pura terkejut lalu menutup mulut, "astaga. Lihat ustadz mulutnya perlu di rukyah."
Beige menjitak kepala Grey hingga cowok berkumis tipis itu meringis kecil, "ngadi-ngadi lo."
Silver mendekati kedua sahabatnya itu yang sedang cekcok. Kedua tangannya menarik masing-masing satu tangan Beige dan Grey untuk memisahkan sebelum terjadi perang antar saudara.
"Kembali ke meja kalian!" perintah Silver dengan nada tegasnya. Mungkin karena jiwa ketua kelasnya masih melekat membuat kedua manusia itu menurut tanpa membantah sedikit pun.
Kepala Silver mengintip sedikit pada celah pintu, bertepatan netranya menemukan Bu Meriang yang tengah berjalan menuju kelasnya.
"Bu Meriang datang," ucap Silver melangkah terburu-buru mendekati mejanya.
Mendengar nama guru tersebut membuat seluruh penghuni kelas menahan nafas. Katanya Bu Meriang terkenal galak dan tegas. Didukung postur tubuh pendek dan berisi dengan alis menukik tajam. Jika melihat cekgu Muna dalam film Ejen Ali maka persis seperti itu. Galaknya pun sama.
"Assalamualaikum, selamat pagi," sapa Bu Meriang saat memasuki pintu dan menuju meja kebesarannya untuk menyimpan tas.
"Waalaikumsalam, pagi bu!" jawab para siswa serempak.
Bu Meriang berdiri di tengah-tengah kelas, menatap satu persatu siswanya di balik kacamatanya yang melorot.
"Meri Sutatang panggil saja Bu Meriang," ucapnya singkat, padat dan jelas.
"Ada pertanyaan?"
Para siswa terdiam, saling melirik dengan jantung yang berdebar kencang seperti sedang ketahuan menyontek. Suasana kelas kembali sepi dan tidak ada sahutan. Kecuali bunyi ac, suara nafas Bu Meriang dan suara Brown yang menarik ingusnya.
"Saya wali kelas kalian di semester ini dan semester depan. Selain wali kelas, saya juga akan mengajar mata pelajaran kimia."
Emerald menguap mendengar celotehan Bu Meriang. Jika yang lain gugup menghadapi guru kimia tersebut justru dia santai dan rileks. Baginya Bu Meriang tidak segalak itu. Bahkan Bu Meriang sudah dia anggap bestie karena selalu mengizinkan dirinya membuang sampah di luar kelas demi melihat sang Pangeran Es bermain basket.
"Semua bawa ponsel?" tanya Bu Meriang.
"Bawa, bu!"
"Segera keluarkan. Kalian sudah punya aplikasi smart SHIS 'kan?" tanyanya lagi.