Hari minggu yang cerah. Matahari bersinar dengan terangnya yang menyilaukan mata. Emerald bangun pagi-pagi sekali untuk olahraga. Olahraganya beda dari human yang lain. Biasanya hari libur membuatnya bermetamorfosis menjadi seorang babu. Meskipun ada Mbok Tin tapi dia tidak tega kalau semua dikerjakan sendiri. Apalagi Mbok Tin sudah tidak muda lagi dan sudah dianggap keluarga sendiri.
Tadi bersama Mbok Tin dia membuat nasi liwet, tentunya dengan resep rahasia dari Mbok Tin. Lauknya tahu dan tempe goreng, perkedel jagung, cumi asin mercon serta ikan gurame. Cukup sederhana sampai-sampai Jade dan Penumbra menambah porsi makannya beberapa kali.
Emerald lanjut membantu Mbok Tin membersihkan seluruh area rumah baik di dalam maupun di halaman serta mencuci semua baju dan menyetrika bajunya yang dicuci kemarin. Sedangkan kaum lelaki hanya bertugas menyeduh kopi sambil duduk santai menonton TV. Sangat tidak adil bukan?
"Akhirnya, selesai juga," sahut Emerald meregangkan otot-ototnya yang kaku. Gadis itu memutar pandangan ke seluruh penjuru halaman rumah. Tidak ada lagi sampah seperti sebelumnya. Gadis itu senyum puas.
Emerald menghapus keringat jahat yang mengalir di pelipisnya. Segera dia melangkahkan kaki untuk mengambil minum. Tenggorokannya kering minta dibasahi.
Langkah Emerald berhenti manakala melihat Jade sedang menonton siaran ulang liga champion karena tadi malam ketiduran. Lampu kuning muncul di otaknya. Gadis itu mulai berjalan mengendap-endap menuju tempat kakaknya berada. Hanya sedikit mengerjainya karena tega membiarkan dirinya membersihkan rumah sedangkan dia asyik menonton bola. Mana sambil minum susu dingin lagi.
"GOL!" jerit Jade refleks berdiri dari sofa. Tangannya terangkat dan mengepal. Lalu beryes-yes melihat Trent Alexander dari tim andalannya yakni Liverpool FC memasukkan bola ke mulut gawang.
Emerald berjingkrak kaget, secara refleks mengusap dada. Apakah ini yang dinamakan karma secara instan. Dia bermaksud mengagetkan Jade tetapi kenapa yang kaget dia sampai jantungnya jatuh ke usus.
Melihat setengah gelas susu dingin menghiasi meja, tanpa pikir panjang Emerald mengambilnya dan meneguk secara brutal.
"Buset, rakus bener," ucap Jade sejenak melirik adiknya kemudian kembali fokus ke TV.
Emerald menghela nafas lega. Dia segera menyimpan gelas kosong tersebut kembali ke atas meja lalu duduk di samping Jade.
"Papa mana?"
"Bersihin kolam renang di belakang."
"Dan lo nggak bantu kak, durhaka banget," Emerald berdecak, menatap sinis Jade.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN ES
Teen FictionSIHS SERIES 1 "Layaknya es, kamu dingin dan sulit untuk disentuh." START : 10 Januari 2019 END :