25 - BISA NGGAK SIH JANGAN BUAT GUE KHAWATIR

644 54 38
                                    


Emerald berlari mengejar Jade yang tampak terburu-buru, "kak kak kak," berondongnya berusaha menyamai langkah panjangnya Jade yang telah sampai di ambang pintu utama rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Emerald berlari mengejar Jade yang tampak terburu-buru, "kak kak kak," berondongnya berusaha menyamai langkah panjangnya Jade yang telah sampai di ambang pintu utama rumah.

"Kenapa Em, gue buru-buru," jawab Jade menoleh sekilas.

"Kak anterin gue dong."

"Nggak bisa Em, gue buru-buru. Dosen gue tiba-tiba masuk," Jade menuju tempat kendaraannya terparkir.

Bibir Emerald mencuat panjang. Gadis itu menatap kepergian Jade tanpa berusaha menghalangi karena arah tujuan mereka bertolak belakang. Emerald ingin pergi ke rumah sakit sedangkan Jade ke kampus yang searah dengan sekolahnya.

Di sekolah tadi dia mendapat kabar dari teman sekelas Mint, bahwa gadis itu pingsan dan dilarikan ke rumah sakit. Mint memang memiliki riwayat penyakit maag akut. Jika gadis itu tidak menjaga pola makan dengan baik biasanya berakhir tumbang.

Emerald berpikir keras mengenai siapa yang kira-kira bisa dihubunginya saat ini. Benar kata Jade, dia tidak bisa kemana-mana sendiri. Harus diantar maupun ditemani oleh orang yang dikenalinya. Emerald mendial nomor Scarlet lalu Amber saat tidak mendapat jawaban. Gadis itu menghela nafas kasar setelah percobaan yang kesekian kali. Dengan berat hati Emerald menelpon nomor Silver. Tidak menunggu lama cowok bergigi ginsul itu menerima panggilan dan menyanggupi permintaan Emerald.

"Makasih Sil," ucap Emerald dengan nada tulus setelah Silver berhasil mengantarkannya ke rumah sakit tempat Mint dirawat.

"Iya sama-sama. Maaf nggak bisa nemenin kamu masuk, aku mau lanjut ke sekolah," balas Silver mengangguk singkat lalu tersenyum manis, "bisa 'kan masuk sendiri?" tanya Silver sarat nada khawatir.

Alih-alih bertanya mengenai tujuan Silver ke sekolah Emerald mengangguk yakin, "bisalah. Lo ke sekolah aja. Gue mau masuk entar jam besuknya habis."

Silver tersenyum singkat lalu masuk ke mobilnya. Emerald segera masuk tanpa bertanya ke resepsionis rumah sakit itu sebab dirinya telah mengantongi letak kamar Mint melalui Magenta. Emerald naik lift menuju lantai tiga dimana disana adalah khusus bangsal VVIP. Katanya Mint berada di kamar 4 yang bernama Kamar Asoka. Tidak butuh waktu yang lama Emerald untuk menemukan ruangan itu.

Mendorong pintu pelan, Emerald melongokkan kepala lalu masuk. Betapa terkejutnya dia melihat Jade ada disana sambil menggenggam tangan Mint yang tengah berbaring. Keduanya saling berpandangan mesra. Tidak ada pertengkaran dan adu mulut seperti biasanya. Melihat kedatangan Emerald kedua remaja itu melepaskan tautan tangannya dengan ekspresi panik.

Emerald mendekati tempat tidur Mint dengan sepasang mata yang menyipit tajam. Mint nyengir lebar menutupi ekspresi paniknya yang kentara. Kelihatannya Mint baik-baik saja tidak seperti orang yang sakit. Sedangkan Jade mengusap tengkuknya malu-malu dan melarikan matanya ke sembarang arah.

"Gue lihat drama apa ini?" tanya Emerald menatap tajam Mint kemudian menatap kakaknya secara bergantian.

"Oh jadi ini yang lo bilang kuliah mendadak, dosen lo tiba-tiba masuk dan berakhir gue minta dijemput sama oranglain," tudingnya ke arah Jade sambil melipat tangan di depan dada.

PANGERAN ESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang