"Neng Era, nggak bawa bekal?" tanya Mbok Tin menghentikan sejenak aktifitas membersihkan meja makan tatkala melihat Emerald menuruni tangga.
"Mulai sekarang nggak bawa bekal lagi mbok, " jawab Emerald menggeleng pelan.
"Lho kok gitu neng, katanya biar hemat?" imbuh Mbok Tin. Setahunya nona majikannya itu membawa bekal dengan alasan hemat uang jajan. Begitu kata Emerald saat pertama kali menyiapkan bekal sewaktu kepergok Mbok Tin.
Emerald meringis pelan, "kangen jajan di kantin mbok. Lagian uang Papa nggak bakal geser kalau aku jajan tiap hari," ujarnya merasa bersalah karena selama ini membohongi Mbok Tin.
"Hem."
Deheman itu seketika membuat Emerald tertawa geli kemudian bergegas sungkem kepada Penumbra yang sedang menikmati secangkir teh chamomile ditemani siaran TV yang menayangkan berita.
"Nggak kerja, Pa?" tanya Emerald berbasa-basi, padahal jawabannya pasti iya. Penumbra sudah mengenakan setelan kerja, siapapun pasti tahu bahwa dia akan ke kantor.
"Setelah ini Papa berangkat. Putri kecil papa belajar yang bener," pesan Penumbra kepada putri tercintanya.
Bibir Emerald mencuat, "papa ih jangan panggil gitu. Emerald malu. Udah gede lho. Jalan dulu nanti Kak Jade ngamuk kalau aku lambat," Emerald mencium pipi kiri Penumbra dan bergegas menyusul Jade yang telah selesai memanaskan mesin mobil di garasi.
***
Bel istirahat berbunyi, seluruh siswa kelas XI IPA I berhamburan keluar kelas setelah Silver menutup kelas dan guru mata pelajaran meninggalkan ruangan.
"Eh, tungguin," kata Emerald menyusul kedua sahabatnya yang sudah berjalan di ambang pintu sementara dirinya masih membereskan peralatan belajarnya.
Scarlet menepuk jidat lalu tertawa, "sorry gue lupa," ungkapnya lupa jika Emerald sudah berhenti mengejar cinta Carmine. Itu berarti tidak ada bekal. Biasanya Scarlet dan Amber lebih dulu ke kantin tanpa menunggu Emerald yang akan memberikan bekal kepada Carmine.
Emerald telah selesai merapikan peralatan menulisnya. Kini mejanya telah rapi. Kedua tangannya masing-masing mengamit tangan Scarlet dan Amber, "kantin sehat yuk," ajaknya tiba-tiba saja tertarik ke tempat itu.
"Hayuk, seumur-umur gue belum pernah kesana. Mentok di kanal sama mini market sekolah sih," balas Amber antusias.
"Gue penasaran sama suasananya, kira-kira bakal serame kanal nggak yah?" imbuh Emerald penasaran.
"Eh, pada kemana nih?" sapa Beige yang berjalan beriringan dengan kedua sohibnya, Silver dan Grey. Mereka juga baru keluar dari kelas.
"Mau ke kantin sehat, kenapa?" tanya Emerald jutek.
"Jutek amat titisan gederuwo, pengen halalin deh," goda Beige cekikan tidak jelas.
"Mulutnya enak banget ditimpuk," sindir Silver dengan sepasang mata menatap tajam ke arah Beige.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN ES
Novela JuvenilSIHS SERIES 1 "Layaknya es, kamu dingin dan sulit untuk disentuh." START : 10 Januari 2019 END :