^^^
Terus-terusan menghela nafas gugup, akhirnya Tzuyu memberanikan diri untuk mendekati kakak sepupunya yang tidak lain ialah Nayeon.
Semenjak hari itu terjadi, mereka berdua sangat jarang mengobrol bahkan bersitatap. Euforia itu bahkan terus terjadi sampai hari dimana mereka berdua dipersatukan dalam satu grup yang sama bernama Twice.
Mereka berdua memang bersaudara tapi seakan-akan tidak sama sekali memiliki hubungan darah. Yang seharusnya dekat terasa begitu jauh.
Selepas menyiapkan mental kuat sekuat baja agar tidak mudah roboh, Tzuyu mendekat kearah Nayeon yang tengah berada di taman belakang sekolah bersama sahabat-sahabatnya yang lain, sebut saja mereka Jeongyeon dan Momo.
"Kak?" panggil cewek bongsor tersebut.
Ketiga cewek yang lain termasuk sang empu pemilik nama menoleh menghadap Tzuyu.
Seakan mengerti, Jeongyeon dan Momo berpamitan untuk bergegas pergi. Kini, tinggallah Nayeon dan Tzuyu berdua. Jangan ditanya lagi, suasana sekitaran sana otomatis berubah awkward.
"Kak?"
"Hm?" jawab Nayeon sembari menatap bawah tepat ke rumput-rumput hijau taman. Tidak mau sama sekali menatap mata Tzuyu.
Sedangkan Tzuyu, ia bahkan enggan berbicara lebih panjang selain kata panggilan. Seakan-akan lidahnya kelu dan keadaannya keki.
"Kak, kakak masih marah sama aku?"
Seketika Nayeon mendadak canggung dengan segala kenangan di masa lalunya. Apalagi pergerakannya tercekat mengetahui Tzuyu mulai membuat suatu pendekatan secara sepihak.
"Kak, kok diam aja?" Tzuyu kembali menegur kakak sepupunya itu karena sedari tadi tak mendapat jawaban.
"Hah? A-apa?" gelagap cewek bergigi kelinci dengan nametag Im Nayeon tersebut.
"Kakak masih marah sama aku?" Tzuyu meremas lututnya saking gugupnya. "Padahal kan, kakak sebenarnya cuma salah paham. Kak Sungcheol bukan nembak aku waktu itu,"
Ekspresi wajah Nayeon seketika berubah keruh dengan tampang keterkejutan. "Ma-maksud lo?"
"Makanya, waktu itu aku mau jelasin semuanya ke kakak, tapi kakak nggak mau dengerin. Salah pahamnya keterusan deh sampai sekarang."
"Tzuyu, to the point aja please."
Tzuyu kembali menghirup oksigen sebelum menetralkan ekspresi. "Jadi, waktu itu pas kak Sungcheol ngasih bunga ke aku itu bukan dalam paska permasalahan perasaan. Tapi karena hal lain,"
"Apa itu?" Nayeon terpancing penasaran yang berujung pada kepo tingkat tinggi.
"Bunga itu bukan buat aku, tapi buat kakak."
Dada Nayeon detik itu juga kacau disertai gemuruh tak kasat mata. "Sebenarnya, Kak Sungcheol deketin aku cuma untuk tau lebih lanjut tentang Kakak. Apa warna kesukaan kakak, apa barang yang kakak sukai, pokoknya semua yang berhubungan dengan kakak."
Nayeon yang awalnya memicingkan mata kini malah melakukan hal berkebalikan. Cewek itu membulatkan mata percaya tidak percaya.
"Lo ngomong apa sih Yu? Bohong lo nggak jago."
"Aku nggak bohong, Kak. Ini beneran!"
"Tzuyu, semua orang juga tahu kalo Sungcheol suka sama lo. Dan adegan pas tuh cowok ngasih bunga, semua juga tahu bunga itu buat lo. Gue nggak bodoh untuk lo bohongi Tzu."
"Tapi Kak-"
Jari-jari tangan kanan Nayeon merenggang, memberikan pergerakan untuk berhenti. "Cukup Tzuyu. Nggak perlu lo jelasin, gue udah tau semuanya. Hati gue udah terlanjur sakit saat tau ternyata orang yang selama ini gue suka ternyata suka sama adik sepupu gue sendiri. Huh, saat itu gue udah lupa artinya cinta."
Setelah mengatakan kalimat yang menohok hati Tzuyu, Nayeon lantas pergi meninggalkan taman belakang dengan suasana tegang yang masih melekat. Tidak peduli bagaimana penilaian Tzuyu terhadapnya, Nayeon tetap bersikukuh untuk tegap pada pendirian, yaitu pergi dari situ secepatnya.
Sementara Tzuyu sendiri cuma bisa melihat kepergian Nayeon yang lama semakin jauh. Semakin hilang sekaligus tanpa menyisakan bayangan.
"Sadar dong Kak, Kak Sungcheol itu udah lama suka sama kakak." lirih Tzuyu sembari menatap punggung Nayeon yang memburam karena jarak.
Tak menunggu lama, cewek itupun segera pergi dari taman belakang dengan wajah kusut. Penuh akan penyesalan.
📌📌📌
Ketika bel pulang sekolah berbunyi, semua member Seventeen berkumpul dan langsung bergegas menuju kediaman Jisoo. Tempat dimana mereka sering melakukan latihan.
Namun ketika mereka sudah sampai di area parkir sekolah, Jihoo seketika merasa ada yang janggal.
"Bentar eh, Seokmin sama Seungkwan mana?" tanyanya ketika sadar member mereka kurang dua orang.
Seketika, semua member saling toleh-menoleh untuk mencari keberadaan Seokmin dan Seungkwan. Tapi nihil, memang kedua cowok itu sedang tidak bersama mereka.
"Kemana dah dua tuyul itu?" celetuk Sungcheol.
"Padahal tadi Seokmin keluar duluan loh daripada gue, kok nggak ada ya tuh bocah? Gue juga baru sadar." Soonyoung menimpali.
"Aishh, ini nih yang bikin lemot. Kompak aja kagak!" sindir Jeonghan.
Sementara keadaan ricuh dari pihak Seventeen, tiba-tiba Jihyo datang dari arah berlawanan. Cewek itu terburu-buru dengan air muka panik.
"SEOKMIN SAMA SEUNGKWAN BERANTEM! TOLONGIN GUE LERAI!"
Seketika semua orang yang menjadi objek panggilan Jihyo bergegas berlari menuju lokasi tersangka.
-Magenta-
Publish : 2 Agustus 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
[STS#1] Magenta ✔
Fanfiction[SEVENTEEN TWICE STORY] "Ketika rasa itu datang dan bermuara." Ini kisah tiga belas pria yang dipertemukan dengan sembilan gadis. Takdir membuat mereka bersua dan terluka. Seungcheol 📌 Nayeon Jeonghan 📌 Jeongyeon Jun 📌 Sana Soonyoung 📌 Momo Wonw...