12 - Discussion 3

1.7K 172 10
                                    

^^^

"Tau lah. Yang dulu sempat di taksir sama Kak Sungcheol kan?" tanya Jihyo polos.

Lantas, semua hening. Barang, Nayeon pun enggan menjawab pertanyaan yang tersendera untuknya.

"Ya ampun, gue lupa seseorang. Dance queen! Momo..," sahut Jeongyeon.

Dalam hati, Nayeon sudah memekik senang. Alasannya karena pernyataan Jeongyeon membuat pertanyaan dari Jihyo jadi tenggelam.

Jika dipantau, Jeongyeon memang sengaja memotong perkataan Jihyo sebelum Nayeon menjawabnya. Cewek itu tau, masalah sensitif sahabatnya tidak boleh terumbar sana-sini.

"Oh iya! Kak Momo! Member penting itu tuh!"

Dengan polos, Chaeyoung ikut nimbrung. Tanpa tau sebenarnya pernyataan tentang Momo hanyalah pancingan agar tidak membahas masalah Nayeon.

"Sip! Udah delapan, kurang satu!!" kata Nayeon.

"Tzuyu aja udah, tambahan visual nggak papa mah!"

Pemikiran Nayeon nyatanya salah, Jihyo masih terus membahas dan bersikeras merekrut Tzuyu untuk gabung dengan tim.

"Harus Tzuyu?" tanya Nayeon akhirnya.

"Nggak papa kali, kak. Tzuyu bertalenta kok, gue sering dengar dia nyanyi. Gesture tubuhnya juga mendukung untuk dilatih dance."

Jeongyeon lantas bermain mata dengan Nayeon. Seakan-akan berkata 'udah gak papa!".

"Oh, oke deh." pasrah Nayeon.

"Siap. Member udah lengkap nih, sekarang tinggal lapor!" celoteh Jeongyeon.

Semuanya manggut-manggut setuju. Mereka semua yakin, bahwa tim mereka lah yang lebih dulu menyelesaikan misi perihal personil.

"Jihyo, lo panggilin Mina sama Sana. Chaeyoung, lo manggil Dahyun terus sama Tzuyu. Entar Momo biar gue yang panggil. Kalo udah kumpul semua, Nayeon tinggal lapor ke Bu Retno. Gimana?"

"Oke,"

"Yoi!"

"Ya udah. Kuy, cabut. Lo tinggal sini dulu Nay, tunggu sampe member kita lengkap!" titah Jeongyeon sembari berancang-ancang untuk pergi.

"Iya,"

Jawab cewek bergigi kelinci itu dengan semangat yang dibuat-buat.

Sejujurnya, Nayeon hanya memikirkan satu hal. Bagaimana reaksinya nanti ketika harus dihadapkan dengan Tzuyu lagi?

Padahal sepupunya itu sudah menjadi barang antik yang telah ia simpan jauh-jauh ke lubuk hatinya. Akankah semuanya terulang kembali?

"Semoga tidak!!" - batin Nayeon.

📌📌📌

Sementara untuk tim cowok, mereka menemui pembatas alias tembok penghalang. Sehingga menyulitkan mereka untuk melewati misi.

Tiba-tiba saja tidak ada satupun orang yang mampir ke pikiran mereka masing-masing, masih belum ada yang cocok untuk gabung dengan grup.

"Coba dimulai dari kelas duabelas deh," usul Chan.

"Oh! Gue tau, gue tau!! Bang Jun?!" mendengar kata duabelas, Seokmin tiba-tiba teringat Jun.

"Ngapain lo ajak Jun gabung? Mau numpang tenar lo?" Sungcheol mengeluarkan kata-kata pedas.

Tidak salah lagi, Jun memang terkenal seantero sekolah.

"Wah, parah lo bang! Bang Jun tuh gitu-gitu juga aslinya emang jago loh."

Sungcheol memutar bola mata, mencibir. "Jago apa? Selca?"

"Cheol, lo sensi amat sama Jun. Takut kesaing famous ya?" Jeonghan angkat bicara.

"Ih, apaan. Kagak!"

"Yaudasih, biarin Jun ikut gabung!"

"Serah lo dah! Btw, gara-gara Jun gue jadi ingat seseorang." Sungcheol ngomong lagi.

Tingkat penasaran Seungkwan tiba-tiba meningkat. "Siapa?"

"Mingyu masa?" kata Sungcheol kemudian tertawa terpingkal-pingkal.

Padahal nggak ada yang lucu!

"Eh iya, Bang Mingyu!" suntuk Chan.

"Ada Mingyu pasti ada Hansol!" sahut Seokmin.

"Aish iya benar! Maen-maen aja kita udah dapat tiga tambahan member loh. Jun, Mingyu ma Hansol!"

"Gue dapat lagi hey! Gawat banget parah nih kita kalo sampai nggak rekrut nih bocah." kata Seokmin lagi.

"Siapa, Seokmin?"

"KWON SOONYOUNG!!" jawab cowok itu dengan volume keras kek toa masjid.

Semuanya bingung. Nggak ada yang kenal Soonyoung soalnya. Dia kan anak patuh, rajin dan suka menabung. Jadi suka angkrem di kelas, kaga terkenal.

"Soonyoung? Anak kelas sepuluh ya? Kok gue nggak tau?"

"Bukan elah! Masa kalian nggak tau, teman sekelas gue. Sipit dia, bahkan nggak bisa melek deng."

"Yang mana?"

"Au ah, pokoknya Soonyoung kudu gabung ma kita. Nggak nyesal kalian kalo rekrut tuh bocah, jago bat bikin koreo...! Udah-udah, catat namanya. Soonyoung, kelas 11-E."

"Yakin lo dia handal?" tanya Jihoon mengitimidasi.

Mengangguk mantap, itulah yang Seokmin lakukan.

"Anjay, udah sebelas ae personil kita!" kata Jeonghan seraya terus menghitung ulang nama-nama member yang tertera di kertas.

Chan melayangkan tinju ke udara. "Yes good! Berarti kurang dua doang?"

Semua kepala mengangguk mantap. Merasa terbakar semangat untuk segera mencari pelengkap tim.

"Kalian telat! Grup gue dulu yang udah tuntas. Jadi, Pak Jaya hanya akan menaungi tim gue doang. Udah sono, selamat bekerja keras, babe."

Tiba-tiba dari ambang pintu, Nayeon masuk dengan gaya sok angkuhnya. Cuma dia sendiri, soalnya cewek itu habis lapor ke Bu Retno.

"Eh anjir, tipu-tipu dia mah! Padahal belom lengkap membernya tuh!" kelok Sungcheol tidak percaya.

"Serah lo pada mau percaya apa kagak. Sekarang yang penting kalian disuruh pada kumpul di ruang musik sama Bu Retno." ancang Nayeon kemudian ngacir duluan.

"Member kita masih sebelas elah!"

"Udah-udah Bang, ikutin aja tuh nenek lampir satu! Sapa tau emang Bu Retno manggil kita," Seungkwan menengahi.

Lantas semuanya berdiri dari duduk. Tidak ada satupun yang tidak meninggalkan ruang OSIS.

Alhasil, sunyi sepi sudah ruangan itu. Tidak ada tanda-tanda kehidupan.

-Magenta-

Publish : 6 Juli 2018

[STS#1] Magenta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang