22 - Planning

1.7K 146 6
                                    

^^^

Meskipun sudah cukup lama bergelut dengan bola basket, Jeongyeon tetap terus bermain tanpa berniat untuk berhenti.

Siapapun yang melihat kepiawaian cewek itu mungkin akan mengira Jeongyeon sedang dilanda galau tingkat dewa, terlihat dari caranya yang menggiring bola basket tersebut dengan dorongan rasa kesal.

Tidak peduli dengan keringat yang sudah berjatuhan, dari pelipis menuju leher. Juga tidak peduli bahkan dengan seragam yang telah basah karena penuh akan bulir peluh.

Jeongyeon kenapa?

Itulah yang tengah terbesit dalam pikiran Jeonghan. Iya, cowok itu kini tengah memandang Jeongyeon dari kejauhan. Enggan menampakkan diri, yang bisa ia lakukan hanya melaksanakan pekerjaan yang sebelas dua belas seperti penguntit.

Sudah beberapa bulan terakhir Jeonghan memperhatikan Jeongyeon dari jauh. Tidak berani mendekat sedikitpun. Jujur, ia takut kalau perasaannya yang masih sama seperti dulu tidak akan lagi terbalaskan untuk yang kesekian kali.

Katakanlah Jeonghan cupu, silahkan. Tapi, apakah salah jika menjauh dari orang yang dicintai dengan maksud yang baik? Salahkah?

Mungkin salah. Karena seharusnya Jeonghan tahu dari dulu bahwa Jeongyeon tak lagi ada rasa. Tak lagi ada cinta dan tak lagi ada cahaya.

Iya, bintangnya bukan mulai meredup. Tetapi, telah meredup.

📌📌📌

"MYUNGHO! BALIKIN LOLIPOP GUE!"

Cukup sudah, emosi Chaeyoung telah naik sampai ke ubun-ubun. Pasalnya, Myungho teman satu kelas Chaeyoung dengan lancang mengambil lolipop kesukaannya begitu saja.

"Bagi napa sekali-kali, pelit amat sih lo."

Bukannya merasa bersalah, Myungho seenak jenongnya berkata kalau Chaeyoung itu pelit. Dasar cowok!

"Ih, tapi loli gue tinggal satu, itu doang! Balikin enggak? Eh-eh, jangan dimakan!"

Chaeyoung lantas mengerang frustasi ketika melihat Myungho menjilat dan menggigit lolipop terakhir miliknya. Oh, hatinya seakan ingin berteriak.

"MYUNGHO BEGO! WOI, NGGAK MAU TAU LO HARUS GANTI LOLI GUE!"

"Enggak perlu, nih gue ada satu buat lo."

Grusah-grusuh yang Chaeyoung dan Myungho lakukan membuat kelas mereka ramai, namun hening ketika seseorang menjulurkan lolipop kearah Chaeyoung.

"Eh-eh? Chan?" Chaeyoung tersentak kebingungan.

"Lah, sejak kapan lo suka bawa lolipop Chan?" tanya Myungho sembari membandingkan lolipop yang ia pegang dengan lolipop yang Chan pegang.

"Halah, banyak omong lo. Nih Chae, buat lo. Myungho emang kekanakan gitu, tau sendiri kan lo?"

Dengan keadaan yang beribu canggung, Chaeyoung mengambil lolipop tersebut dari tangan Chan.

"Ma-makasih."

"Iya, sama-sama."

📌📌📌

Dengan penglihatannya yang tajam, pun perasaannya yang sensitif, Nayeon mampu melihat Jeongyeon yang kini dalam fase tidak baik-baik saja. Jeongyeon bukanlah orang jauh, tapi sahabatnya. Tidak mungkin euforia canggung yang Jeongyeon siratkan tak terdeteksi olehnya.

Sekarang, mereka tengah berada di kediaman Pak Jaya untuk mengurus beberapa hal yang berkaitan dengan perpindahan Twice. Kemungkinan, mereka bersembilan jarang ke sekolah umum lagi karena fokus untuk jadi bintang.

Iya, konfirmasi sejauh ini masih Twice saja. Seventeen entahlah, karena cowok-cowok itu termasuk Mina tengah dalam upaya membujuk Wonwoo. Walaupun sampai sekarang mereka semua masih belum tau apa permasalahan Wonwoo sebenarnya. Jika tidak ada cowok itu, Seventeen tidak lengkap.

"Jeong, lo kenapa sih? Muka kusut aja daritadi." tanya Nayeon setelah Pak Jaya meninggalkan ruang tamu untuk mengambil sesuatu. Menyisakan dua cewek tersebut saja.

"Hah? Kusut gimana?"

"Cemberut aja, PMS lo?"

"Nggak juga,"

"Terus, kenapa cemberut?" Nayeon menukik alisnya kebingungan, sementara Jeongyeon memasang ekspresi semu.

"Cemberut? Biasa aja kok."

"Bohong! Gue tau lo lagi nyembunyiin sesuatu kan? Ngaku lo!"

Jeongyeon memutar bola matanya jengah. Sahabatnya yang satu ini memang level kekepoannya sudah lewat batas maksimal. "Sok tau!"

"Oh, gue tahu! Lo naksir cowok yang ngga pekaan ya?"

Jeongyeon menggeleng sembari tersenyum kecut ala mangga-mangga muda.

"Atau lo kangen sama Momo? Cielah, baru aja tadi ketemu sama tuh bocah, udah kangen aja lo."

"Aish, norak banget sih lo, Yeon!" sambar Jeongyeon kemudian menoyor kepala Nayeon dengan pelan.

"Iya, terus lo kenapa? Nggak mungkin lo nggak kenapa-napa!"

"Bawel banget ya, dibilangin gue nggak papa."

"Serah lo deh, biasaan nggak mau ngaku."

"Lo aja yang sok ngerti segalanya."

Menyerah, Nayeon memilih diam dan bungkam. Debat dengan Jeongyeon sama saja cari malu, karena buktinya ia akan kalah.

Tak lama setelah perdebatan tak bermutu yang mereka lakukan, Pak Jaya kembali ke ruang tamu. Pria paruh baya itu menjelaskan segala seluk-beluk dan tetek-bengek tentang perancangan girl grup Twice. Mulai dari segi tempat tinggal, pelatihan dan asrama.

Projek Pak Jaya kali ini memang diprediksi akan sukses besar.

Selama memiliki niat dan bersungguh-sungguh, maka semuanya akan baik-baik dan berjalan sesuai planning.

Tapi sayangnya, perasaan Jeongyeon kali ini tidak berjalan dengan mulus. Entahlah, mungkin karena ia memiliki niat tapi tidak bersungguh-sungguh ataupun sebaliknya.

 Entahlah, mungkin karena ia memiliki niat tapi tidak bersungguh-sungguh ataupun sebaliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Magenta-

AN*
Ciaa-ciaaaa teman-teman! Piteli update Magenta pada akhirnya setelah beberapa waktu, wkwk😂😂
Gimana tuh? Jeongyeon kenapa ya? Aduduh, Chan udah berani aja di depan Chaeyoung. Semoga makin deket dah ChaeNo dan permasalahan Jeongyeon terpecahkan😄😄
Jan lupa vomment ya teman-temann^^
Seeyouuu❤

Publish : 1 September 2018

[STS#1] Magenta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang