^^^
Selepas istirahat, mereka anggota pengisi acara pembukaan untuk ulang tahun sekolah kembali berkumpul. Bedanya, kini sudah ada sebelas siswa maupun siswi.
Chan sedikit terkejut, mengetahui Chaeyoung juga berada dekat dengannya. Hanya terpaut beberapa senti, hm hal itu cukup membuat Chan dugeun-dugeun.
Chaeyoung sendiri tidak begitu peduli, mereka berdua kan satu kelas. Sudah biasa, dekat. Tapi cewek itu tak tahu kalau empu yang memberinya lolipop tempo hari adalah orang yang berada di dekatnya saat ini.
Tidak hanya itu saja, Jihyo sendiri bahkan tidak berani menyelami manik mata Seungkwan, apalagi Seokmin. Masih merasa bersalah perihal penolakan cinta yang Jihyo lakukan terhadap mereka berdua.
Seokmin? Sudah tidak mempermasalahkan hal itu lagi, karena ia sebelumnya sudah merasakan bagaimana ditolak. Sedang Seungkwan, cowok itu salah tingkah sendiri karena seberang mejanya adalah Jihyo.
"Guys, gue tadi dapat info dari Bu Retno. Katanya, teman beliau yang akan membantu peluncuran acara ini cuma bisa ngurus satu group doang.
Jadi, yang paling cepat menuntaskan pencarian member terlebih dahulu, itu yang akan dinaungi oleh teman Bu Retno tersebut, katanya sih orangnya terlalu sibuk, jadi nggak bisa urus dua grup sekaligus." Sungcheol membuka suara.
"Enggak adil, grup cewek cuma harus nyari sembilan anggota. Nah yang cowok, tiga belas vroh! Jelas cepat, grup cewek lah!" kata Seokmin memulai tingkah cerewet.
"Yee, emang situ aja nggak bejo!" sahut Nayeon.
Sungcheol memutar bola mata malas. "Biar aja sih, kita kan punya Jihoon yang entar bikin lagu. Koreo? Kita juga punya Myungho, Chan juga. Lirik rap, gue juga yang atur."
"Gue lagi, astogeh emang lo Cheol!" kata Jihoon.
"Tapi benar juga sih kata Bang Ketos, kita kan udah ada member-member yang bisa ngatur semua, udah pengalaman dari segi manapun juga. Grup cewek aja entar yang minta bantuan ke teman Bu Retno," usul Seungkwan membenarkan ucapan Sungcheol.
"Tapi kan enggak adil!" kata Seokmin.
"Gini aja deh biar adil, kita diskusi sendiri-sendiri. Mana grup paling cepat, entar dapat bonus dari Bu Retno itu, dengan begitu kita bersaing dengan adil. Lagipula, siapa sih yang nggak mau senang? Gue yakin kita semua di sini pada pengen dinaungi sama Pak Jaya, teman Bu Retno itu. Orangnya kan baik, multitalenta lagi," Jeongyeon berargumentasi panjang lebar.
Semua terlihat mencerna perkataan Jeongyeon. Seketika semua mengangguk setuju.
"Gue setuju, kita diskusi dengan grup masing-masing aja. Lebih valid!" kata Chaeyoung.
"Kalau itu mau kalian, gue ikut aja." final Sungcheol. "Dan grup gue yang akan diskusi di sini, kalian cari tempat lain gih!" tambah cowok itu.
"Okey, lebih baik gue diskusi di tempat lain aja. Malas gue, lihat muka lo!" Nayeon menekankan setiap kata yang ia ucapkan.
Tanpa ada kata lain lagi, Nayeon keluar dari ruangan. Jeongyeon, Chaeyoung dan Jihyo mengikutinya dari belakang.
Diam-diam Jihyo merasa lega karena lepas dari belenggu Seungkwan atau Seokmin. Jeongyeon pun merasakan hal yang sama.
Seketika ruangan Osis sudah tidak begitu penuh, hanya menyisakan tujuh cowok yang masih terdiam tak berkutik.
Sementara, grup Nayeon dan kawan-kawan kebingungan mencari tempat untuk segera melaksanakan diskusi.
📌📌📌
Sekitar setengah jam waktu yang Nayeon dkk gunakan untuk mencari ruangan yang pas perihal diskusi, karena pada akhirnya tumpuan mereka jatuh pada ruang perpustakaan.
Kenapa? Karena di sanalah tempat sepi ketika pembelajaran sedang berlangsung.
Dengan duduk lesehan serta melingkar di karpet coklat tua, mereka kembali mengerahkan segala ide tentang anggota member agar lebih cepat komplit dan mendapatkan keuntungan dari Bu Retno.
"Kak, teman gue ada satu lagi. Vocal, namanya Mina." Jihyo berbicara.
"Menurut lo, dia beneran mampu?"
Jihyo mengangguk. "Iya, suaranya lembut. Cocok buat tune rendah."
"Okay, kalian semua boleh ikut sertakan siapa aja, asal kalian yakin sama kemampuan dia. Yeon, lo tulis gih, siapa-siapa yang udah fix gabung."
Cewek berambut pendek alias Jeongyeon mengangguk.
"Udah ada Nayeon, Jihyo, Chaeyoung, Mina dan gue. Siapa lagi?"
"Ohh, Dahyun kak."
"Apa kemampuan dia?"
"Rap sama kek gue!"
"Sip, siapa lagi?" tanya Jeongyeon lagi.
Semua tampak berpikir.
"Vocal kurang nih, nggak ada tambahan lagi?"
Seketika Jihyo teringat seseorang. "Gue ada, kelas gue ada! Sana!"
"Sana selebgram itu? Ceweknya Jun?" tanya Nayeon.
Sana? Oh, siapa lah yang tidak tau cewek famous satu itu.
Jihyo manggut-manggut. "Iyapss!"
"Gue pernah lihat video dia pas nyanyi, suaranya lumayan. Masukin nggak Nay?" Jeongyeon berasumsi ringan.
"Iya deh, nggak apa-apa."
"Butuh visual nggak?" celetuk Chaeyoung sembari cengengesan.
Nayeon tertawa. "Ngapain juga, kita bukan membentuk girlgroup nasional."
"Kali aja butuh. Kelas gue punya Tzuyu soalnya,"
Suatu fakta tiba-tiba mulai mengusik pemikiran beberapa orang. Sebelumnya sudah di kubur dalam-dalam, muncul lagi ke permukaan tuh masalah.
"Tzuyu adik sepupu lo kan Kak?" tanya Jihyo ke Nayeon.
"Eh, kok lo tau?" tanya Nayeon.
"Tau lah. Yang dulu sempat di taksir sama Kak Sungcheol kan?"
Deg
Nayeon tertegun dengan jantung memompa deras. Alasan kenapa ia selalu menjauh dari Sungcheol sepertinya akan terungkap.
Kisah kelam antara Nayeon, Sungcheol dan Tzuyu. Persetan kembali dengan kejadian beberapa tahun yang lalu.
-Magenta-
AN*
Tau Park Jinyoung? Nah, babeh jadi tokoh disini juga gaesss.. Tapi namanya Piteli ganti, soalnya nggak adil sama guru-guru yang lain. Namanya Indonesia semua, masa iya cuma satu guru namanya koriyah, nggak terpola.. Jadi, nama samaran Park Jinyoung adalah Pak Jaya😂Btw, jan lupa vomment❤❤
Publish : 4 Juli 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
[STS#1] Magenta ✔
Fiksi Penggemar[SEVENTEEN TWICE STORY] "Ketika rasa itu datang dan bermuara." Ini kisah tiga belas pria yang dipertemukan dengan sembilan gadis. Takdir membuat mereka bersua dan terluka. Seungcheol 📌 Nayeon Jeonghan 📌 Jeongyeon Jun 📌 Sana Soonyoung 📌 Momo Wonw...