42. Protektif

27.1K 834 4
                                    


Don't forget to vote and coment after reading... ❤❤

Eno memasuki kantornya dengan santai, hari ini ia masuk pagi-pagi sekali karena ia ingin mengerjakan pekerjaannya dengan cepat agar bisa mengajak Emilly makan siang bersama, belum lagi ada meeting jam 8. Jarak rumah Eno dengan kantornya cukup jauh jadi Eno tidak mau ambil resiko kena macet di jalan. Ia memasuki lift menuju ruangannya "Eh pak Eno tumben pagi-pagi sudah datang!" ujar Serena di dalam lift

"iya, pengen. kenapa?, masalah buat loe?!" balas Eno ketus

"oh tidak pak, maksudku bisa tidak kita seperti teman biasa begitu" ujar Serena gugup

"ini di kantor bersikaplah profesional, Serena" ucap Eno menekan kata Serena lalu keluar lift berjalan menuju ruangannya.

"sombong sekali bocah itu?!! cibir Serena berjalan berlawanan dengan arah Eno.

Bahagia, itulah yang Eno rasakan sekarang. tangannya mengambil dompet di saku jasnya melihat fotonya bersama Emilly, itu adalah foto kecil yang ia selalu bawa ke mana-mana di belakang foto itu ia tulis angka waktu pertama kali bertemu Emilly. suara ketukan pintu ruangannya mengagetkan Eno dari lamunannya dan kembali menyimpan dompetnya. "Masuk..!" ucap Eno lalu seorang wanita cantik memakai rok Span selutut dengan kemeja pendek warna putih rambutnya ia sanggul ke atas dengan rapi.

"Permisi pak, bahan rapat sudah saya siapkan semua. silahkan kalau bapak mau mengeceknya" ucap Siska sekertaris Eno yang dulu juga sekertaris Daddynya menyerahkan map biru tua pada Eno.

"terimakasih, kau boleh pergi" Siska pamit keluar dari ruangan Eno.

••••••

Suasana rumah sakit sudah ramai di pagi hari menjelang siang, Al sudah melakukan satu operasi dan akan melakukan operasi lagi pada seorang wanita yang menderita usus buntu, padahal itu pasien dokter Freddy tapi dia tidak datang karena ada urusan mendadak sehingga izin.

"Dokter, Bu Sofyan sudah siap di ruang operasi" ucap Angel perawat yang ditugaskan membantu Al di setiap operasi.

"baiklah, tunggu sebentar saya kesana!" ujar Al meletakkan iphone nya di laci lalu keluar ruangan.

Emilly sedang membuang isi perutnya di wastafel ruangannya, sudah 3 kali Emilly bolak balik ke kamar mandi membuat badannya lemas dan suara 'Brukk' terdengar cukup keras di ruangan itu, Emilly terjatuh saat berjalan menuju kursinya.

"Kevin, coba cek bu Emilly di ruangannya seperti ada suara benda terjatuh. kau ingatkan tadi waktu pak Eno mengantar bu Emilly" ujar Devi pagawai bagian kasir

"cepat sana, sebelum kau di cincang oleh pak Eno" desis Devi lalu Kevin berjalan cepat menuju pintu ruangan Emilly tangannya mengetuk berkali-kali namun pintu tak segera di buka, Kevin membuka pintu ruangan Emilly perlahan dan melihat Emilly sudah pingsan di lantai. Kevin berlari mendekati Emilly dan segera mengangkatnya di gendongannya.

"Bagaimana ini Dev, Bu Emilly pingsan!!" seru Kevin membawa Emilly dalam gendongannya keluar ruangan

"aduh gimana yah, Letakkan di sofa ruangan bu Emilly saja biar aku telepon pak Eno" ucap Devi gugup lalu segera mendial nomor Suami dari bosnya yang baru saja ia dapatkan tadi pagi.

"Hallo pak, maaf tadi.. ituh bu Emilly ping.. pingsan" ucap Devi terbata karena menahan takut

"apah..!!" Pekikan Eno membuat Devi menjauhkan sejenak teleponnya wajahnya mengernyit

Wedding with Tuan Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang