Hari Sabtu, hari libur sekolah. Saatnya para remaja usia tanggung berusia belasan tahun untuk jalan-jalan. Entah sekedar jalan-jalan biasa menggunakan motor atau mobil, nongkrong, kuliner, nonton di mall, belanja, dan lainnya. Seperti halnya Dasha, kedua sahabatnya yang di kenal sejak SD, dan supir pribadi Dasha.
Sejak dua jam yang lalu, tepatnya jam satu siang, mereka sudah tiba di Mall Atrium. Memanjakan diri di salah satu salon di dalam mall kemudian makan siang.
"Abis ini ngapain ya?" tanya Dasha ketika selesai makan. Hari ini sebenarnya ia tidak mood untuk jalan-jalan keluar rumah. Tapi ia merasa bosan terus berada di rumah.
"Belanjalah," Saut Naila. Cewek yang memiliki badan agak berisi, bermata sipit, kulit putih, poni rata, dengan rambut sebahu. Tinggi badannya sama dengan Dasha, 155 senti meter. Papanya seorang dokter anak, Ibunya seorang Ibu rumah tangga yang doyan arisan sosialita.
"Setuju. Gue mau belanja baju buat ke pesta ulang tahun temen SMA gue," timpal Faida yang suka beli-beli baju baru tiap ada acara. Faida punya badan lebih berisi dari Naila, alias tambun. Wajahnya Indonesia asli dengan kulit coklat eksotis akibat sering berjemur di pantai ketika liburan. Papanya seorang Direktur di sebuah bank ternama dan Ibunya pemilik restoran terkenal di Jakarta Selatan.
Hah.. Belanja. Entah mengapa Dasha bosan dengan aktifitas yang satu itu. Mungkin karena ia sudah memiliki segalanya apapun itu. Karena Papa memberikannya fasilitas berupa kartu ATM berisi saldo 50 juta untuk jatah belanja bulanan Dasha.
"Gimana, Dash? Lo ikut?" tanya Naila melihat Dasha hanya terdiam.
"Gue ikut kalian ajalah. Tapi, gue ngga belanja ya. Lagi ngga pengen," ucap Dasha. Mereka pun pergi meninggalkan restoran. Menuju salah satu stand baju di dalam Mall. Sibuk memilih-milih. Dasha yang pada awalnya tidak berniat membeli apapun pada akhirnya membeli sesuatu, bukan hanya baju saja yang di beli. Parfum dan sepatu-sepatu yang di pandang lucu pun mereka beli.
Supir pribadi yang mengikuti mereka pun jadi tempat minta tolong mereka untuk membawakan tas belanja. Tanpa penolakan, supir bernama lengkap Gamadi Setia, atau biasa di panggil Mas Gama ini pun menerutinya.
Dasha memanggil Mas Gama karena memang usia mereka terpaut tujuh tahun. Gama usia dua puluh satu tahun dan Dasha empat belas tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
DASHA & JAKARTA
Adventure[CERITA NYATA YANG TERJADI DI TAHUN 2010. NAMA TOKOH DAN NAMA TEMPAT SENGAJA DI SAMARKAN DEMI MENJAGA NAMA BAIK PIHAK MANAPUN] Kisah perjalanan seorang cewek yang kabur dari rumah dan memilih tinggal di rumah petak yang murah karena kurang perhatian...