ALI

260 7 0
                                    

Setelah berkunjung ke rumah Alena, kini mereka sedang menunggu seseorang di cafe dekat kostan. Menunggu cowok yang di ceritakan Dasha, kalau dia adalah seorang Mucikari.

"Kenal Alena berarti?" tanya Naila.

"Ngga. Gue pernah nanya sih sama Alena," ucap Dasha.

Naila mengangguk-angguk. Seorang laki-laki dengan motor metiknya tiba di pelataran cafe. Ia segera mematikan mesin motor dan turun dari motor setelah menurunkan standar motornya. Segera ke dalam mencari seseorang yang ingin bertemu dengannya.

"Weh, gengs! Apa kabar lo?" tanya orang ini sambil mengajak Dasha bertos ria.

"Baik, Al. Lo apa kabar?" tanya Dasha balik sambil mentos tangan Ali.

"Baik baik," jawab Ali cepat.

"Kenalin, teman-teman gue," ucap Dasha lalu memperkenalkan teman-temannya. Kemudian Ali menyalami mereka berempat satu persatu sambil menyebutkan nama, kemudian dia duduk dan memesan makanan dan minum saat dipersilahkan Dasha.

"Lama, njir, gue ngga liat lo? Kemana aja? Terakhir ketemu di hotel kemarin pas gue lagi anter awewe," tanya Ali langsung.

"Balik gue ke rumah. Jadi anak baik," seloroh Dasha di akhiri tawa.

"Alhamdulillah.. Puji Tuhan kalo gitu mah. Bagus," sambung Ali ikut tertawa.

"Ini dia apa, Dash?" tanya Arjuna tanpa basa-basi.

"Mucikari, Pencopet, Pengedar" jawab Ali langsung tanpa tendeng aling-aling menatap Arjuna, yang langsung membuat Arjuna terdiam.

"WAW!" spontan Naila dan Faida ber-wow ria.

"Tapi, kalo lo butuh obat kuat atau kondom sekarang juga gue ada sih," lanjutnya kemudian tertawa.

"Oh, ngga. Gue ngga sex bebas, bro. Makasih ya," tolak halus Arjuna.

"Siap siap. Santai," ucap Ali.

"Jadi, Li. Lo masih nyopet sampe sekarang? Katanya tobat lo!" ucap Dasha.

"Ya tobat ngurangin jam terbang," ucapnya kemudian tertawa. Membuat Dasha otomatis memukul lengan atas kiri Ali.

"Nah, gays. Jadi, gue tau cara menghindari copet plus tau cara harus jagain tas kayak gimana ya dari Ali ini. Jadi kalo lo pake tas selempang, usahai lo ke depanin trs sebelah tangan pegang bagian bawah, satu lg berusaha lindungin tas. Kalo ransel ya juga sama sih gitu. Karena Ali bilang, mereka itu biasanya robek bagian bawah. Ya gitu ya, Li?" tanya Dasha meminta persetujuan setelah menjelaskan.

Ali mengangguk.

"Ilmu yang bermanfaat. Makasih ya," ucap Faida.

"Sama-sama," jawab Ali kemudian tersenyum. "Eh, Dash. Tapi, gue ngga bisa lama-lama lho ya. Gue ada 'sambungan' lagi," jelas Ali sambil mengatakan suatu kode.

"Oh gitu? Oke oke ngga papa. Tapi makanan sama minumannya habisin ya,"

"Pasti itu mah,"

Mereka pun tertawa. Pelayan pun membawakan makan dan minuman di atas piring yang berada di nampan. Lalu meletakkan di atas meja mereka. Mereka pun mulai makan bersama-sama.

DASHA & JAKARTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang