KEINGINAN

541 10 0
                                    

Matahari di atas memancarkan sinarnya yang terik. Membuat hawa Jakarta siang ini masih terasa begitu panas. Tak sedikit pelajar di sebuah sekolah daerah Jakarta Utara, SMA Negeri Samsara, mengipas-ngipas diri mereka sendiri ketika sedang belajar di kelas saat ini.

Dasha melirik jam dindingnya. Menunggu jarum panjang di angka dua belas dan bel pulang akan berbunyi. Tepat jam dua siang.

Handphone di kantong rok Dasha bergetar. Pesan di aplikasi BBM di terimanya. Dasha meletakkan pulpen yang di gunakannya untuk mengerjakan tugas dan dengan sembunyi-sembunyi membaca pesan itu. Meskipun posisinya dekat tembok, namun ia berada di barisan kedua paling kiri. Nama Arjuna Karunanidi terpampang di bar atas BBM.

udh d tmpt biasa ya. nnt lsg kluar aja

Dasha melihat ke depan. Memastikan Pak Xavier, guru Fisika yang mengajar di jam terakhir hari ini, masih duduk di tempatnya dan sibuk membaca buku. Aman. Ia pun langsung segera membalas pesan cowok itu.

oke, kak Jun. gw blm plg sklh. bntr ya

Dasha mengantongi lagi handphonenya dan hendak mengerjakan kembali tugas fisikanya. Namun, bel pulang sekolah berbunyi. Pak Xavier mengakhiri pelajarannya hari ini dan menjadikan tugas fisika tadi sebagai pr, kemudian ia pun meninggalkan kelas. Dengan segera, murid-murid merapihkan barang-barangnya. Begitu juga Dasha yang merapihkan buku-buku dan alat tulisnya, kemudian memasukkan ke dalam tasnya.

"Maaf kak maaf telat. Gue yang ngajakin, gue yang telat," ucap Dasha setelah memasuki Mobil Mazda berbentuk sedan berwarna hitam. Ia nampak ngos-ngosan karena harus berlari menuruni tangga untuk segera menemui Arjuna.

"Santai. Kita langsung ke cafe yang biasanya aja ya biar lo curhatnya enak," ucap Arjuna seraya tersenyum. Dasha mengangguk. Arjuna pun menjalankan mobilnya menuju cafe langganan mereka.

Dasha nampak mengaduk-aduk minuman cappucinonya yang ada di segelas cangkir kecil. "Gue ada niatan pengen kabur dari rumah nih," ucapnya membuka pembicaraan setelah mereka saling diam lama sejak tiba di cafe. Semalam lewat pesan BBM, Dasha meminta Arjuna untuk menemaninya curhat hari ini.

"Hah? Mau kabur dari rumah? Mau kemana lo? ada apaan?" tanya Arjuna bertubi-tubi dan meletakkan handphonenya di meja.

"Belum tau sih kemana. Ya abis.. bokap gue sibuk banget sama kerjaannya sih. Ngga ada waktu buat gue. Nyokap gue juga gitu. Ya lo tau sendiri kan, kak," curhat Dasha.

"Ya sih.. namanya orang partai, Dash. Pasti sibuklah. Apalagi bokap lo punya bisnis,"

"Tapi kayaknya bokap lo ngga ah, Kak Jun. Kan sama-sama orang partai juga. Ya walaupun beda partai sih.. tapikan tetep aja,"

"Emang lo mau kabur kemana sih? Udah ada tujuan?"

"Belum. Kabur emang harus ada tujuannya ya? Bukan kabur dong namanya. Liburan,"

"Ohya bener. Pinter lo," ucap Arjuna di akhiri tawa. "Kabur itu bukan hal yang gampang. Bukan hal yang enak juga. Lo harus hidup di jalanan. Luntang-lantung ngga jelas. Cari duit sendiri, cari makan sendiri, apa-apa sendiri. Yang biasanya tiap minggu perawatan, belanja, dan lainnya, lo bakal ngga bisa begitu lagi. Badan sama muka hasil perawatan lo yang putih mulus, bakalan rusak karena ngga kerawat. Emang lo siap?"

Dasha terdiam mencermati kata-kata Arjuna.

"Lo kan udah dari kecil hidup enak dan di manja, otomatis udah terbiasa sama hal instan. Apa yang lo mau langsung ada. Beda kalo lo kabur. Lo pasti bakalan kaget. Belum tentu kuat,"

"Tapi gue bosen di rumah. Kesel liat orang tua gue sibuk. Yang satu kerjaan, yang satu sama anaknya. Semenjak ada Dila, Mama jadi ngga mau masakkin gue. Kalo gue minta masakin, alasannya Dila ngga ada yang jaga. Lha itukan ada Bi Sum, Bi Naja, sama Bi Noy. Tinggal pilih," seloroh Dasha kesal.

"Lo iri sama adek lo? sama anak bayi? Dash, dia masih belum tau apa-apa. Yang kayak gini nih maksud gue. Lo itu masih manja. Mana kuat lo hidup di jalanan yang keras. Yang ada langsung jadi kerupuk lo!"

Dasha terdiam cemberut. Apa yang di bilang Arjuna memang benar walau menyakitkan.

"Saran gue nih ya, mending lo coba bujuk bokap lo sekali lagi. Deketin bokap lo pelan-pelan, baikin dia. Ya yaa gue tau lo mau ngomong lo udah coba. Tapi apa salahnya buat coba terus? Kan adanya kesuksesan karena lo mau mencoba terus, meskipun lo harus menghadapi beberapa kali kegagalan," nasihat Arjuna.

Dasha masih terdiam. "Oke deh. Gue coba lagi kali ini. Semoga aja berhasil," ucap Dasha dan ia mencoba tersenyum, semangat.

DASHA & JAKARTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang