"Dirga mau ke kantin bareng?" tanya gadis-gadis yang sekarang sudah berkumpul di meja Dirga.
"Enggak, makasih" tolak Dirga dengan halus.
"Emm yaudah deh duluan yaa" kata gadis-gadis tersebut berlalu meninggalkan Dirga dikelas sendirian.
Ralat. Bukan sendirian karena pria yang sedari tadi duduk manis di sampingnya hanya sesekali melirik kearahnya tapi tidak mau mencoba untuk mengajak berbicara. Laki-laki yang ber name-tag Fristian Rangga Pratama.
Dia lebih mementingkan papan tulis yang sekarang sudah penuh dengan rumus-rumus fisika. Padahal pelajaran IPA tersebut telah berlalu 5 menit yang lalu.
"Kamu nggak ke kantin?" tanya Dirga mencoba mengajak berbicara
"Nggak laper" jawabnya sambil menatap Dirga lembut. Berbeda saat Dirga memperkenalkan diri didepan kelas tadi.
"Ohh" jawab Dirga
Saat suasana canggung tiba-tiba siswa yang bernama Adit tadi memasuki kelas dengan berlari.
"DIRGAA!" teriak Adit
"Eh iya kenapa?" tanya Dirga bingung diteriakki oleh Adit
"Kamu mau nggak ikut ekstra jurnalistik?"
"Jurnalistik?"
"Iya soalnya setiap siswa wajib ikut minimal 1 ekstrakurikuler"
"Kalau kamu ikut ekstra apa dit?"
"Dia jadi ketua Osis" potong siswa yang bernama Fristian Rangga Pratama tersebut memotong pembicaraan mereka
"Ohh jadi kamu ketua osis sekolah ini Dit?" tanya Dirga dengan senyum yang mengembang
"Ehh..ehh iya makanya kamu aku cariin ekstra yang bagus gimana?" tanya Adit sambil melotot kearah siswa disamping Dirga
"Selain ekstra jurnalistik emang ada ekstra apa lagi?"
"Basket, Volly, PMR, Pramuka, Jurnalistik dan Taekwondo itu sih yang paling aktif" kata Adit menjelaskan
"Itu aku pengen ikut ekstra basket gimana boleh nggak?" tanya Dirga antusias
"Kalo mau ikut basket minimal tingginya 170 cm" lagi siswa disebelah Dirga tersebut memotong pembicaraan mereka
"Woy Rangga jangan asal potong pembicaraan orang dong" kata Adit
"Kan gue cuma ngasih tau kalo mau ikut ekstra basket minimal tingginya 170 cm. Secara gue sebagai ketua basket harus objektif dong dalam memilih anggota" kata Rangga menjelaskan
"Emang tinggi lo berapa sih? " tanya Rangga
"167 cm" kata Dirga lirih
"Yaudah ikut ekstra yang lain aja, kalo udah tinggi boleh gabung basket" Kata Rangga meremehkan membuat Adit geram
"Yaudah Dit aku ikut ekstra jurnalistik aja" kata Dirga dengan senyum yang memudar.
Dirga merasa memang dia tidak pantas dengan ekstra basket. Benar perkataan Rangga dia memang tidak tinggi tapi setidaknya bisakah Rangga menghargai orang lain?
"Emm yaudah sekarang kamu ikut aku aja ke ruang guru" kata Adit merasa tidak enak
Selama perjalanan ke ruang guru Adit merasa canggung dengan Dirga yang sekarang berjalan disebelahnya.
"Emm... Dirga maaf ya tadi soal Rangga" kata Adit
"Gapapa kok Dit kan aku emang nggak tinggi" jawab Dirga sambil tersenyum paksa.

KAMU SEDANG MEMBACA
-Difficult Choice
Teen FictionWARNING!!! [R15+] [YAOI] [FIKSI - ROMANCE] BXB CONTENT If you dont like this story you can get out 🌬 ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ Murid pindahan yang membuat kedua pangeran sekolah tunduk hanya dengan perhatiannya. Suara yang lembut dan paras yang menawan membua...