note : partnya panjang :) dan banyak typoo jadi voteee yaaa wkwkwkw luh ya<3
---
Netra itu perlahan mengerjap, membiarkan sedikit cahaya masuk ke dalam.
Oh bukan!
Bukan cahaya sinar terang yang ia dapatkan, tetapi kegelapan pekat yang sekarang membuka lebar netra itu. Netra itu tidak diam, memilih bergerilya ke sekeliling namun nihil pandangan tetap gelap. Dengan keberanian penuh langkah kecilnya berjalan lurus, semakin ia melangkah titik putih tertangkap oleh netranya. Senyum bahagia nampak sekilas di bibir mungil itu, bibir pucat yang mengering.
Semakin dekat dengan titik putih itu, cahaya di sekitarnya semakin cerah. Ia menutup netranya sebentar dan membukanya kembali.
Suhu di sekitarnya menjadi terasa panas, tempat di sekelilingya berubah merah. Ia melihat jauh ke bawah, dari jembatan transparan yang sekarang ia pijak, ia melihat ribuan bahkan jutaan manusia berteriak kesakitan. Api besar dan gelombang lava seakan menertawakan mereka. Binatang besar dan monster mengerikan bahkan ikut andil dalam aksi penyikasaan, benar-benar mengerikan!
Lama ia terdiam jembatan yang ia pijak tiba-tiba bergetar, ia lantas menghadap kebelakang melihat apa penyebab jembatan itu bergetar. Benar saja, dari dekat ia melihat sosok makhluk besar berjubah hitam dengan kapak panjang di tangannya. Pertanda buruk! Ia mengadap ke depan dan ingin segera berlari, tapi seseorang di depannya segera memeluknya dan membuat jembatan itu hancur menjatuhkan mereka berdua.
Ia menutup erat matanya, takut dengan lahar panas yang akan menghanguskannya. Lama ia menunggu tapi kakinya belum merasakan bara panas yang menyakitkan. Pelukkan itu mengerat, bertepatan dengan kakinya yang menyentuh dinginnya air.
Ia membuka mata, bukan air ternyata. Kakinya mendarat di telaga susu putih yang dangkal. Ia menatap sekitar, api besar dengan monster mengerikan tiba-tiba berubah menjadi hamparan tanaman hijau yang sangat indah, banyak Kupu-kupu yang menari di atas ribuan bunga yang harum.
"Kenapa lagi?" suara berat itu membuyarkan kekagumannya, ia lupa dengan orang yang telah menolongnya lantas ia mendongak menatap orang itu, "Terim- AYAH!" pekiknya keras membuat orang yang ia panggil ayah itu menutup telinga
Tubuhnya ia rapatkan dengan si 'Ayah' memeluk erat orang itu seakan tidak ingin pergi lagi.
"Berat sekali ya?" Tanya si Ayah, ia mengangguk tidak terasa air matanya ikut turun
"Hei, kenapa menangis sayang? Dirga kecil bahkan jarang menangis" candanya membuat Dirga tambah deras menangis
Dirga melepaskan pelukkannya dan menatap sendu sang Ayah.
"Dirga ingin ikut Ayah" ucap Dirga tegas, seketika memberhentikan sejuknya angin yang menerpa, mata Ayahnya menatap dalam manik hitam kelam anaknya
"Itu keputusan kamu?" Tanya sang Ayah yang mendapat anggukkan dari Dirga "Mamah gimana?" tambahnya yang membuat Dirga sadar, ia kembali berkaca-kaca
"Dirga juga kangen mamah, Dirga nggak mau ninggalin mamah tapi hikss... Di-Dirga udah hikss gakuat yah huaaaa..." Dirga kembali menangis bahkan lebih keras, Ayahnya segera memeluk tubuh anaknya dia tau semua bagaimana keadaan Dirga selama ini, pasti berat
Puluhan jarum suntik sudah pernah menembus kulit Dirga, tabung oksigen yang tidak ada habisnya Dirga gunakan, dan obat-obatan yang tidak sedikit selalu Dirga minum setiap waktu. Sekarang ia ingin mengambil pilihannya untuk ikut dengan sang Ayah, dan meninggalkan rasa kejam dunia yang pernah ia dapatkan.
"Baiklah sekarang lihat depan" tunjuk sang Ayah pada hamparan tanah yang luas di depan sana, seakan ada sekat yang menghalangi telaga indah ini dengan hamparan kosong di sana, "Kalau memang takdir yang memilihmu ikut dengan Ayah, tautan tangan kita tidak akan terlepas saat melewati batas hamparan di depan. Dan bila tangan kita terlepas saat melewatinya, berarti kamu harus kembali dan mengurus semua masalah ini sampai selesai, karena takdir yang memilih dirimu!" jelas sang Ayah yang mendapat senyuman manis dari anaknya

KAMU SEDANG MEMBACA
-Difficult Choice
Novela JuvenilWARNING!!! [R15+] [YAOI] [FIKSI - ROMANCE] BXB CONTENT If you dont like this story you can get out 🌬 ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ Murid pindahan yang membuat kedua pangeran sekolah tunduk hanya dengan perhatiannya. Suara yang lembut dan paras yang menawan membua...