holaa, yang ngevote + comment dapet duit :v ini panjang banget gaes jangan dibaca setengah yak, baca sampe abis biar baper bhaks :v
---
Melihat mobil Nikita yang sudah pergi, Rangga keluar dari persembunyiannya berjalan cepat kearah Adit dan segera menarik kerah cowok itu.
"Iblis!" Rangga mengumpat disertai pukulan keras yang ia layangkan ke Adit
Adit terperanjat tersungkur ke tanah, sudut bibirnya merasakan nyeri akibat pukulan Rangga. Baru saja Rangga ingin mengambil ancang-ancang untuk menarik Adit kembali, sebuah suara sirine ambulan menghentikan langkahnya. Rangga dan Adit melihat tubuh Dirga yang dibopong Tino keluar diikuti Ms Valencia dan seorang Pria. Semua teman Dirga juga ikut berhamburan keluar, beruntung Adit dan Rangga berada di samping rumah Dirga, sehingga tidak ada yang melihat mereka.
Rangga sudah tidak memperdulikan cowok yang sudah berdiri di sampingnya dengan sudut bibir yang berdarah itu. Rangga segera pergi ke mobilnya dan berjalan mengikuti arah mobil ambulan melaju.
Sampai mereka di rumah sakit Tino segera membawa tubuh Dirga ke UGD, perawat yang melihat segera bertindak dan memasang alat infus di tangan Dirga. Ms Valencia tidak berhenti merapalkan doa dan memegang erat tangan anaknya yang lemas itu.
"Tante, Tino balik ke rumah dulu ya, di luar ada Bapak kalo butuh apa-apa" Ms Valencia menangguk sendu, matanya tersirat khawatir
Bukan tanpa alasan Tino ingin kembali ke rumah, Tino teringat dengan pelayan yang memberikan Dirga minuman beracun itu. Tino ingin menemuinya. Kenapa Tino bisa tau itu obat berbahaya? Karena Tino sudah mengikuti kegiatandan bahkan lomba PMI, PMR, dan seminar kedokteran dan kesehatan. Karena sebentar lagi ia akan kuliah dan ingin masuk ke jurusan Kedokteran. Ia belajar keras tentang obat-obatan dan masalah kesehatan, agar lulus tes.
Selesai berpamitan dengan sang ayah, Tino baru sadar bahwa ia tadi naik ambulan dan tidak membawa kendaraan. Niat ingin memanggil ojol tapi sebuah mobil hitam berhenti tepat di depannya. Kaca jendela mobil itu terbuka dan menampakkan wajah yang tidak asing. Wajah orang yang pertama kali naik keatas panggung setelah melihat Dirga mulai ambruk.
"Lo siap-?" tanya Tino penasaran
"Gue temennya Dirga" potong Rangga "Sekarang Dirga dimana?" lanjutnya
"Dia lagi di UGD" balas Tino melihat raut Rangga yang sepertinya khawatir
"Oh oke" ingin segera menginjak pedal gas-nya, tapi Tino menghentikannya
"Gue pinjem mobil lo dong! Gue mau balik ke rumah. Ngambil barang-barang Dirga" Tino memberi alasan, tapi sepertinya Rangga masih ragu takut mobilnya di curi mungkin(?), "Tenang mobil lo gak bakal gue curi kok, gue anaknya Bi Nita" tambah Tino yang membuat Rangga turun dari mobil dan menyerahkan kunci mobilnya pada Tino, "Hmm nih"
Setelah melihat Tino pergi membawa mobilnya Rangga segera berlari kearah UGD Rumah Sakit
---.
Flashback
[Rangga POV]
19.30
Gue setia menatap kotak kado yang terbungkus rapi di atas meja kamar. Rumah gue udah sepi, bokap sama nyokap gue udah jelas pergi duluan kesana, sedangkan Satria udah pergi bareng temennya. Ke mana? Rumah Dirga pastinya, gue lagi dilanda delima sekarang.
Panggilan dari Satria menyuruh gue untuk pergi kesana, katanya Tante Valen nyariin gue, gue jadi nggak enak soalnya tadi pagi gue juga disuruh dateng sama Tante Valen. Gue sebenernya juga masih waspada sama ancaman Nikita, cewek itu nggak main-main soal janji.
![](https://img.wattpad.com/cover/157199238-288-k674840.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
-Difficult Choice
Genç KurguWARNING!!! [R15+] [YAOI] [FIKSI - ROMANCE] BXB CONTENT If you dont like this story you can get out 🌬 ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ Murid pindahan yang membuat kedua pangeran sekolah tunduk hanya dengan perhatiannya. Suara yang lembut dan paras yang menawan membua...