AMWE 27

6K 300 3
                                    

Warning Typo dan Kata-kata kasar.........

-------------

Author Pov

Hari ini hari jumat, hari dimana seluruh murid SMA HarBang berkumpul di sekolah untuk mengikuti perkemahan selama 3 hari 3 malam seperti yang di sampaikan oleh para wali kelas di masing-masing kelas beberapa hari yang lalu..

Lokasi perkemahan..?

Bukan..

Bukan disekolah, melainkan di Puncak maka dari itu saat ini para murid HarBang satu-persatu sedang menaiki Bus yang akan membawa mereka ke tempat yang mereka tuju..

"Na, ini kenapa gue duduknya dipasangin sama Dimas dan Ratih sih..?" protes Nisa tidak terima saat mengetahui tempat yang akan ia duduki adalah tempat dimana Dimas dan Ratih duduk..

Alana mengendikkan bahu kemudian berujar..

"Gue lebih parah"

Ujar Alana sambil menunjuk dengan dagunya kearah belakang tempat dimana Nisa duduk..

Bagaimana tidak, disana juga sudah ada Nadia dengan Elano..
Dan parahnya adalah ia juga harus duduk ditengah..

Oh yang benar saja..?

Alana sama sekali tidak ingin duduk bersebelahan dengan ulat bulu itu..

Nisa terkekeh pelan setelah melihat apa yang ditunjuk Alana tersebut..

"Nasib gue sama lo nggak jauh beda.." kekeh Nisa

Alana mendengus dan berjalan kearah tempatnya duduk meninggalkan Nisa yang kini sudah duduk ditempatnya..

"No.." panggil Alana

Elano menatap Alana tanpa menjawab panggilan Alana..

"Gue mau duduk dekat jendela"

Mendengar itu, Elano tampak berpikir sejenak dan hal itu membuat Nadia yang juga berada disitu berharap-harap cemas..

Elano mengangguk menyetujui keinginan Alana, sedangkan Nadia sudah memekik dalam hati..

---

"Kok gue rada-rada mual gini yah..?" keluh Alana saat ditengah perjalanan..

"Lo masuk angin..?" tanya Elano yang tidak sengaja mendengar ucapan Alana

Alana menggeleng

"Nggak tau, tapi gue mual" jawab Alana

"Lo tunggu sini"

Setelah berkata seperti itu, Elano langsung berdiri dan pergi entah kemana meninggalkan Alana yang bergerak-gerak gelisah dengan Nadia yang sesekali menatapnya tajam..

"Manja banget sih" desis Nadia yang tentu saja diabaikan oleh Alana..

Alana sama sekali tidak mau mengambil resiko malu karena muntah secara tiba-tiba..

Tak lama kemudian, Elano kembali dengan membawa sesuatu dikedua tangannya..

"Ini lo pegang, buat jaga-jaga kalo lo pengen muntah.." ujar Elano sambil menyodorkan sebuah plastik hitam yang langsung diterima oleh Alana..

"Ngadap jendela gih.." perintah Elano setelahnya..

"Buat apa..?"

"Tengkuk lo harus diolesi minyak panas" jawab Elano sambil menunjukan botol minyak panas yang ada ditangannya

Alana mengangguk mengerti dan melakukan seperti yang diperintahkan Elano padanya..

Setelah selesai, Elano kembali berujar..

After Married With EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang