AMWE 36

1.4K 107 10
                                    

Warning Typo dan Kata-kata kasar.........

-------------

Author Pov

Di perjalanan menuju kantin, nisa tiba-tiba menahan langkah kaki Alana karena masih penasaran akan sesuatu dan ia rasa ia harus menanyakannya saat ini juga..

"Kenapa..?" tanya Alana

"Maaf na, tapi gue penasaran banget makanya gue tanyain ini ke lo.."

"Mau tanya apa..?" lagi Alana bertanya, sedikit bingung dengan tingkah Nisa padanya..

"Hmmm, gini.... Lo kan bilang kalo Lano lagi suka ma seseorang dan orang itu bukan lo, terus orang itu siapa..?" tanya Nisa ragu..

Alana untuk sesak terdiam yang berhasil membuat Nisa merutuk dirinya, merasa bersalah pada sahabatnya yang ia tau sedang menderita dengan perasaan barunya sendiri..

"Bodoh lo Nis" Batin Nisa

Sedangkan Alana malah terkekeh melihat raut wajah khawatir Nisa saat ini..

"Tenang aja, gue nggak apa-apa" ujar Alana meyakinkan sebelum akhirnya kembali bersuara karena Nisa hanya menatapanya mungkin untuk memastikan apakah ia benar-benar baik-baik saja..

Hah tentu saja ia tidak baik-baik saja, tapi ia sudah mulai terbiasa dengan itu..

Jadi kalau hanya untuk menjawab pertanyaan Nisa ini tidak akan menjadi masalah besar baginya..

"Nadia.." jawab Alana pelan

"Apa..? NADIA....?" pekik Nisa yang malah mengundang perhatian banyak orang yang sedang berlalu lalang disitu..

Dan terkecuali Nadia yang baru akan melewati mereka dan berhenti karena merasa namanya disebut..

Melihat bahwa yang menyebut namanya adalah Nisa dan yang berada di hadapan Nisa adalah Alana membuat rasa penasaran Nadia memuncak yang berujung dengan Nadia yang kini tengah berusaha untuk menguping pembicaraan keduanya..

Berhubung sepertinya ialah yang sedang dibicarakan oleh mereka berdua..

"Ssttttttt, pelan-pelan Sa" tegur Alana

Nisa menggeleng kuat..

"Gimana bisa Nadia..?" tanya Nisa tak habis pikir tanpa mau merespon teguran dari Alana

"Gimana bisa..?" Nisa kembali bertanya karena Alana tak juga menjawabnya..

"Gue liat Lano peluk Nisa waktu di hutan" jawab Alana sendu

"Jadi karena itu lo tiba-tiba berubah..? Karena lo liat itu..? tapi kan bisa aja lo salah paham, gimana bisa lo langsung simpulin kalo Lano suka sama Nadia hanya dengan sekali ngelihatnya..?"

Jika yang tadi terkejut adalah Nisa, kali ini Nadia yang dibuat terkejut..

"Apa ini..?" Nadia membatin namun tetap diam karena ingin mengetahui lebih banyak lagi..

Mungkin ini benar-benar bisa menguntungkanya..

Ia tidak boleh melewatkan satu hal pun..

Apalagi mengenai Elano yang menyukainya membuatnya malah semakin bertambah penasaran..

"Bukan sekali.."

"Apa..?" tanya Nisa tidak mengerti karena jawaban singkat Alana..

"Gue liat itu dua kali, bukan cuma di hutan tapi juga di sekolah. Gue udah coba minta kejujuran dari Lano tapi dia sama skali gak ngomong apa-apa tentang hal itu. Gue gak tau lo tau gue sama Lano sejauh mana, tapi gue dan Lano gak pernah saling nutupin apapun sebelum ini. Entah gue tanya atau gak, Elano pasti akan bilang ke gue jika itu hal yang harus gue tau. Begitupun sebaliknya. Tapi kali ini Lano gak ada ngomong apa-apa ke gue bahkan setelah gue liat mereka pelukan lagi untuk yang kedua kalinya. Menurut lo mereka pelukan itu hal yang harus gue tau atau gak dengan hubungan Lano dan gue yang lo jelas tau apa itu..?"

After Married With EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang