Pada kala itu, saat senja mencoba pamit di penghujung hari. Kita sama sama menatap bingkai pembungkus bumi. Langit. Berwarna jingga, seolah berpadu indah dengan hadirmu saat itu.
Pada pertemuan kedua kita, kamu menceritakan semua sejarah hidupmu. Hidup yang ternyata tidak berjalan datar sepertiku, mengikuti arus jalan takdir. Kamu sempat terjerumus terlalu jauh, terjatuh terlalu dalam. Kamu menceritakan itu, dan aku dengan tenang membiarkanmu berceloteh pada senja kali ini.
Aku tak pernah tahu bahwa orang yang baru ku kenali ternyata sudah menceritakan sejarah hidupnya lengkap dengan hal hal negatif yang dia lalui dimasa lalu. Aku berusaha menjadi pendengar yang baik, memberi saran sebisaku.
Ya, kala itu aku berharap diusiamu sekarang kamu dapat berubah. Ini belum terlambat untuk kamu merubah segalanya. Kamu tersenyum mendengar saran dan nasihatku, akupun tak mengerti mengapa bisa selantang ini berdialog dengan orang asing, seakan kamu adalah kawanku sejak kecil.
Seingatku kamu sempat berjanji akan bersikap positif dan meninggalkan tingkah bodoh yang merugikan itu. Namun kini senyum teduhmu tak dapat ku pandang. Raga yang kurindukan semakin terkikis dalam ingatan. Kamu sudah tak ada disisi. Sudah tak bisa menemaniku menikmati senja. Tak bisa menemaniku berceloteh dipenghujung hari.
Suatu kabar sempat mengejutkan baru kudapari kemarin. Tingkah konyol para pelajar yang membuatku tak habis fikir kembali terjadi. Dan itu terjadi pada suatu lingkungan yang sangat aku tahu. Ya, lingkungan mu. Banyak tanya hinggap dikepalaku, menerobos masuk hingga membuatku lemas. Apakah kamu ikut dalam aksi konyol itu ? Apakah kamu melanggar janji mu waktu itu ? Aku sempat hilang kesabaran, ingin hati bertanya langsung pada tokoh utama dalam fikirku saat ini. Namun, keadaan memaksaku untuk bungkam.
Berceloteh dan bertanya yang aku tahu tanyaku berakhir tanpa jawab. Namun, ternyata tuhan selalu punya caranya sendiri untuk menjawab tanya yang berkecamuk dalam dada. Berkat bantuan seseorang yang melihatmu sore kemarin aku tahu bahwa kamu tidak ikut aksi konyol itu. Kamu baik baik saja kala itu. Dan kamu menepati janji yang telah kamu katakan. Ku harap kamu dapat terus berjalan lurus tanpa goyah sedikitpun untuk kembali terjerumus dalam lubang hitam yang sama.
21 : 16
01.08.18
KAMU SEDANG MEMBACA
Gedigte✔
PoésieTentang segala rasa dan asa. Tentang segala cita dan cinta. Tuan, banyak cerita yang rasanya terlalu bisu untuk disuarakan. Terlalu rumit untuk disampaikan. Banyak kisah yang tidak dapat kamu dengar lewat telinga. Mungkin akan lebih menyenangkan jik...