Seulgi dan Daniel adik kakak yang cukup kompak. Daniel selalu kemana - mana ngelindungin kakaknya, Seulgi juga selalu belain adiknya. Sekarang ini, Seulgi fokus sama pekerjaannya sebagai model dan pelatih dance yang kebetulan di Bandung. Daniel yang biasanya akan jemput Seulgi kalo dia harus pulang malem.
Daniel hari itu tertidur di apartemen Seulgi karena kelasnya diganti ke hari lain, ga terasa udah sore menjelang magrib dia mengeliat dan mengecek hpnya. Dia beranjak dan melihat cecenya itu di dapur.
"Ce, gua jemput sama anterin Sejeong dulu ya, lo mau pergi ga tar malem?" Tanya Daniel memakai jaketnya dan menyelempangkan tas ranselnya. Seulgi mengeleng, Daniel melihat kakaknya itu agak pucat.
"Ce lo sakit ga? Kok pucet" tanya Daniel lagi.
"Gak... Suruh Minhyun kesini niel" suaranya agak parau, Daniel pikir karena abis bangun tidur. Dia hanya mengiyakan.
Daniel pergi tanpa rasa curiga. Dia langsung menjalankan motornya ke tempat kerja Sejeong. Tepat waktu saat Sejeong baru saja keluar dari cafe itu.
"Loh kamu baru anter Ci Seulgi juga ya?" Tanya Sejeong dengan antusias.
Daniel mengerutkan dahi.
"Aku dari rumah ci Seulgi sih" jawab Daniel bingung. Tapi dia jadi ingat untung menelpon Minhyun.
"Koo.. ke tempat ci seulgi gih. Kayaknya dia agak sakit juga tadi pucet"
"Yaudah tar gua kesana, ini lagi di jalan" jawab Minhyun dan langsung mematikan telpnya.
Daniel langsung menyodorkan helm pada Sejeong. Seketika mereka lupa dengan pertanyaan Sejeong. Sampai akhirnya Sejeong yang asik menceritakan sesuatu di belakang Daniel ingat lagi pada Seulgi.
"Nyel, tadi tuh ci Seulgi ngeliatin aku gitu banget tapi mukanya pucet. Sampe kaget aku, dia berdiri depan studio sebrang" ujar Sejeong.
Daniel agak sedikit merinding, dia jadi agak parnoan sejak minki dan Youngmin dapet pengalaman mistis di kampus. Pada dasarnya Daniel emang ga suka hal - hal berbau mistis.
Daniel sampai di rumah Sejeong. Doyeon memaksa Daniel untuk singgah makan dulu, emang daniel laper sih.
Ponselnya berdering, dari Minhyun.
"HEH! MANA CI SEULGI? GUA UDH GEDOR GA ADA ORANG" ujar Minhyun dari balik telp dengan nada ngegas dikit. Dia dan Hana sudah berdiri satu jam mengetuk pintu tapi ga ada sahutan dari dalam.
"Tadi gua cuman nyampein pesen, telp coba ko" ujar Daniel. Dia kuatir soalnya emang Seulgi td agak pucet.
"Tadi ga aktif nomornya, tar gua masih suruh Hana nelp, hang up ya jangan ditutup" seru Minhyun.
Hana di sebelah Minhyun mencoba lagi menelpon Seulgi dan berhasil.
"Halo, ci Seulgi?" Sapa Hana.
"Loh Hana, ini mama Nana. Kenapa telp Seulgi? Dia lagi jemput Siyeon ama Hyunjin karena Seulgi ada kerjaan di Jakarta td pagi dia udah sampe. Eh bentar han, nih dateng orangnya"
Hana menyodorkan hpnya ke Minhyun karena jujur dia gemeteran. Seulgi ada di Jakarta sejak pagi. Minhyun menempelkan hp Hana di telinga yang lain, dan bisa mendengar suara seulgi. Tepat saat Seulgi menyapanya, pintu di hadapan mereka terbuka.
Daniel yang sejak tadi sudah merinding setelah denger kalo kakaknya di jakarta sejak pagi mendengar suara pintu terbuka khas apartment Seulgi.
Minhyun dan Hana hanya bisa menelan ludah saat melihat siapa yang membuka pintu apartemen. Sosok Seulgi yang lebih pucat dengan rambut terurai berdiri di hadapan mereka.
"Minhyun, ada apa" tanya sosok itu. Minhyun masih belum mematikan kedua handphone di genggamanya. Malah dia menekan tombol loudspeaker di hpnya yg tengah menelpon Daniel.
Minhyun dengan tergagap dan tergesa menyerahkan bungkusan makanan dan o obat.
"Da..daniel nyuruh aku ngasih ini buat cici"
"Aku nyuruh daniel supaya kamu mampir kesini, kamu juga hana mampir dulu"
Hana agak sedikit ketakutan saat mata sosok itu menatap matanya, namun keberanian muncul tiba - tiba.
"Ci, maaf kita anter itu aja. Aku ada urusan sama Himpunan di kampus, ngedadak" Hana mencoba ngeles sambil agak tahan nafas. Apalagi pas liat ke bawah, kalo emang sosok itu bukan Seulgi.
"Yaudah kalian pulang aja. Hati - hati" ujar sosok itu dan Minhyun juga Hana langsung ngacir ke parkiran, bahkan mereka ga berani naik lift.
Daniel dan Sejeong yang mendengar itu juga agak sedikit merinding dan memutuskan untuk check keberadaan cicinya itu.
"Ce lu dimana?" Tanya Daniel lewat conference call dengan Minhyun juga.
"Di tante Nana, kan gua bilang tadi pagi pas lo mampir sarapan kalo gua mau ada kerjaan seminggu di Jakarta" keluh Seulgi.
"Ce... Gua ga ke apart lo td pagi gua kesana jam 9an dan lo belom bangun tadi pas gua buka pintu" ujar Daniel.
"Niel, gua udah pergi dari jam 8"
"Sumpah... Yang td buka pintu... Yang mirip banget ama ci, ga ada kakinya" ujar minhyun sambil terus melirik ke spion belakang saat menelpon sepupunya itu.
"Kayaknya emang ada yg huni apartemen gua, kata tetangga sebelah tuh si Kak Peniel pernah liat gua duduk di balkon, padahal gua udh blg itu pintu balkon ga bisa dibuka"
"Ko lu ama Hana gpp kan?" Daniel khawatir.
Conference call berakhir karena Minhyun mau buru - buru pulang ke kost.
Daniel belum berani pulang. Handphonenya kembali berdering dari Seulgi.
"Haloo..."
"......"
"Ce ada apa?"
"...."
"Ce Seulgi. Kang Seulgi. Halo"
Daniel kembali merinding.
"Daniel... Kok ga pulang ke apartemen cece"
Daniel kembali menelan ludah dan menutup langsung telponnya. Dia menatap Sejeong.
"Yang, aku tidur sama Donghan ya" ujarnya lirih. Donghan tertawa dan mengiyakan.
Esoknya, Daniel ke kostan bareng Sejeong karena di langsung demam. Minhyun dan Hana juga demam tinggi dan tangan Minhyun bengkak entah kenapa. Hana yang cerita sama mamanya dan akhirnya dibantu Sejeong yang kenal sama ustad ganteng Shim Changmin minta tolong buat 3 orang itu.
"Oh bu anaknya abis liat yang harus diliat ya. Terus yang ini tangannya bengkak karena nyentuh mereka ya" ujar ustad Changmin. Di lalu berdoa supaya mahluk itu ga ngikutin ketiganya.
"Untung nak Minhyun sama Hana ga masuk ke apartemennya. Kalo engga gatau deh ustad" ujarnya.
"Jadi yang semalem beneran bukan manusia ya ustad?"
"Bukan atuh jang, kan katanya kamu liat ga ada kakinya kumaha sih"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kost Tante BoA vol. 2
Short StoryMasih nyeritain seputaran dunia Hana plus pria - pria penghuni kost dirumahnya, sepupunya yang isinya nyaris cowok semua dan juga teman - teman kampus tercinta, ITB?