[Pretend] - Daniel, Sana

406 68 15
                                    

pre·tend \pri-ˈtend\ v.

: to act as if something is true when it is not true

pu·ra-pu·ra adv tidak sesungguhnya: jangan -- tidak tahu;

"Nyel sebenernya gua mau minta tolong lo" ucap Sana sesaat setelah Hana dan Minhyun pamit untuk berjalan - jalan di Osaka. Kini hanya mereka berdua, bocah - bocah pergi ke osaka aquarium sementara Hana dan Minhyun entah pergi kemana. Daniel dan Sana sepakat membuka ruang untuk Hana dan Minhyun berduaan, setau Daniel tadi Sana bilang dia akan menemui ayah dan kakeknya.

"Minta tolong apa?" tanya Daniel heran.

Sana diam. Dia ragu untuk melanjutkan, entah keputusannya ini benar atau tidak.

"San" panggil Daniel karena Sana masih belom menjawab pertanyaannya.

"Hm.. Temenin gua jenguk ojiisan tapi..." Sana tiba - tiba berhenti.

"apa?" tanya Daniel penasaran.

"sebagai pacar gua. Just for today atau selama nemuin kakek gua" jawab Sana cepat karena malu.

Daniel tertawa. Sana heran melihatnya, apa dia mengiyakan atau menertawakan kebodohan Sana?

"Ya ampun bilang dong San" ujar Daniel mengangguk.

"Beneran?" ujar Sana ragu.

Daniel mengangguk.

"udah buruan, gua mau kok jadi pacar lo sehari ini, Minatozaki Sana"

Entah, tapi kata - kata itu bikin darah Sana seakan berkumpul di wajah, mendidih dan menciptakan sensasi panas di wajahnya. Flustered, even Yuta dulu ga pernah bikin Sana begini.

Emang dulu salah Sana, dulu juga dia sudah mulai suka sama Daniel tapi malah nerima Yuta karena dia takut. Yuta seniornya dan sama - sama dari sini, dari Osaka. Tapi saat dia udah mulai sayang, Yuta mutusin semuanya.

Daniel dan Sana berakhir di sebuah rumah sakit. Ya, Sana bilang kakeknya sudah lama sakit dan dirawat. Ayahnya sering menjenguk. Orang tua Sana sudah bercerai dan Sana ikut mamanya tapi hubungan dia dan keluarga ayahnya sangat baik.

"Maaf tapi kakek lo sakit apa?" tanya Daniel kepo. Dia juga ga terlalu baik dalam berbohong, jadi setidaknya mengumpulkan informasi adalah yang terbaik.

"Kanker hati" jawab Sana singkat. Langkah kaki mereka terdengar di lorong bangsal sepi ini. Daniel sadar bahwa langkah  Sana semakin melambat.

"are u okay?" tanya Daniel pelan. Menghentikan langkah gadis itu.

Wajah Sana menyiratkan kekhawatirannya. Tidak bisa dikatakan dia baik - baik saja.

"ini mungkin jadi permintaan terakhir dia niel today dia bakal surgery dan dokter bilang bisa aja terjadi apa - apa. Maaf kamu jadi kebawa - bawa ya" ujar Sana tulus. Daniel bisa liat mata nanar Sana.

"I'll do my best my best today. Jangan nangis tar gua ga tega"

Daniel dan Sana masuk ke ruangan itu. Sepi hanya ada ayah Sana yang terlihat sangat mirip dengan Sana.

Kost Tante BoA vol. 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang