Bagi Nisa, yang namanya cinta selalu jatuh karena alasan terbiasa. Maka, ia menjatuhkan cintanya pada seseorang yang sering ia jumpai, seseorang yang baginya nyata, seseorang yang menurutnya memang menyadari bahwa ia ada.
Sayangnya, dalam setiap kehidupan selalu ada pilihan. Dan Nisa dihadapkan oleh dua pilihan yang seperti biasa, sama rumitnya. Sahabat atau cinta? Nisa jelas memilih sahabatnya. Maka, ia mengubur cintanya, melupakan apa pun tentang seseorang yang membuatnya terbiasa.
Dia tetap Nisa yang sama hingga bertahun-tahun setelah ia memilih meninggalkan seseorang itu. Nisa yang tak berkurang cerianya, Nisa yang masih sendiri saja. Bukan, bukan karena ia tak bisa melupakan lelaki yang pernah ia singgahi hatinya. Nisa telah mengikhlaskan, sungguh! Nisa hanya belum mudah percaya. Nisa hanya belum menemukan seseorang yang membuat ia kembali terbiasa.
Sampai suatu waktu, ia harus bertemu dengan seorang teman lama. Ah, bukan teman lama. Lelaki itu hanya seseorang yang bertahun-tahun lalu sempat ia kenal sedikit. Namun, perkenalan sedikit yang terjadi di masa lampau itu justru membuat Nisa merasa kembali terbiasa di masa sekarang. Lalu, akankah lelaki itu mampu meluluhkan hati Nisa yang telah sekian lama meneguhkan rasa untuk menyendiri saja?
*****
Hai, assalamualaikum.
Naya kembali dengan sesuatu yang baru. Ini bukan sekuelnya Nona Hilya ya, ini sekedar sudut lain dari Ketika Rasa Bertahmid. Masih banyak yang tanya-tanya ke Naya bagaimana perasaan Nisa selanjutnya. Bagaimana Rafa dan Dhila? Silahkan disimak di sini.
Jadi, selamat menikmati Tahmid Cinta Nisa.
Semoga tulisan-tulisan Naya membawa berkah dan manfaah.
Jangan lupa!
Jadikan Allah sebaik-baiknya tempat bersandar. 💞💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Tahmid Cinta Nisa (Sudah Terbit)
SpiritualNisa telah ikhlas. Demi apa pun, ia telah mengikhlaskan perasaannya. Ia baik-baik saja dan bahagia untuk sahabatnya. Masalah ia yang masih betah menyendiri sama sekali bukan karena hatinya yang pernah patah. Nisa memang masih ingin menyendiri saja...