T H R E E

1.8K 111 5
                                    

Sesampainya dikelas Agatha duduk di bangkunya kembali. Disamping Nathan.

Diikuti dengan Dinar dibelakangnya. Dinar membalikkan kursi nya Zilly yang berada di depan Agatha.

Keadaan kelas masih kosong, hanya ada beberapa murid saja yang berada di dalam. Mungkin hanya murid-murid rajinlah yang tidak pergi kekantin dan memilih tidak meninggalkan kelas tercintanya. Atau bisa jadi tidak membawa uang jajan. Entahlah, Agatha pun tak tau.

Tiba tiba terdengar teriakan yang menggelegar sampai kedalam kelas.

"AGATHAAAAA I MISS YOUU" dua orang siswi berseragam sama dengan Agatha langsung teriak sambil mengucapkan kata kata rindu. Hanya satu orang saja sih. Yang satu lagi ia senang, tetapi tidak selebay teman yang berada di sampingnya itu.

"Aduh Tiara, kamu berisik banget sih" ucap Agatha yang dibalas cengiran polos oleh orang yang bernama Tiara. Orang yang tadi telah seenak jidat berteriak di luar kelas sambil berlari-lari. Huft!

"Gue rindu elo Ta, sumpah" itu bukan suara Tiara. Karena dari nada bicara nya sudah bisa ditebak itu adalah orang yang kalem tetapi tidak kalem-kalem juga lah. Tapi ingat! Ia tak separah TIARA! orang itu adalah Liviya. Sahabat Agatha dan juga Dinar. Tiara? Oh jangan lupakan Tiara juga hahah.

"Aku juga rindu kalian, aku seneng banget tau kalian ada di sekolah ini. Kita sekelas?" Tanya Agatha.

Liviya mengangguk membenarkan. "Iya Ta, kita sekelas. Gue duduk di depan dua curut mematikan." Ucap Liviya sambil menggerutu.

Agatha terkekeh. "Siapa dua curut?" Tanya Agatha.

"Siapa lagi kalo bukan Farel sama Naufal." Dari nada bicaranya Liviya saja sudah kentara sekali ketidaksukaan terhadap dua curut mematikan itu.

Kenapa Liviya memanggil mereka dengan sebutan itu? Karena Liviya sering sekali di ganggu oleh mereka berdua. Dasar! Tetapi lebih sering Naufal sih yang ganggu. Dinar dan Tiara rasa, Naufal punya rasa kepada Liviya. Tetapi Liviya menyangkal ucapan sahabatnya itu.

"Ooh hehe dua curut. Lucu'' ucap Agatha sambil terkekeh membayangkan wajah lucu Farel.

"Lo duduk sini Ta?" Tanya Viya.

"Hm iya" balas Agatha.

"WAH ENAK BANGET LO" suara itu sungguh bukan suara Dinar ataupun Viya. Tetapi you know lah siapa.

"Plis deh Ra, ga usah teriak bisa? Gue gembok juga dah tu mulut" kini giliran kecerewetan Dinar yang keluar. Dinar dikenali akibat kecerewetan nya yang super duper menyebalkan.

Tiara nyengir tak berdosa lalu mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya keatas membentuk tanda peace.

Agatha memutar bola mata jengah melihat teman-temannya yang sedari tadi membahas tentang 'enak banget lo duduk sama sang idola' 'enak banget lo'. Mereka kenapa dah? Pikir Agatha.

"Kenapa emang?" Tanya Agatha polos.

"Nathan itu paling anti sama orang yang ada nempatin posisi itu. Dia sama sekali ga ngebiarin satu orang pun duduk disana. Entah kenapa. Kecuali sih teman-temannya, maksud gue Zilly , Riel, Farel sama Naufal.

Dahi Agatha mengkerut bingung. Tadi Zilly juga mengatakan hal yang sama.

"Dia tadi nyuruh aku pindah tempat duduk kok. Tapi kalian tau kan dikelas kita udah penuh dengan siswa. Jadi ga ada bangku yang kosong kan. Terus aku harus pindah kemana?" Tanya Agatha. Raut wajahnya berubah sedih kala mengingat Nathan menyuruhnya pindah tempat duduk.

"Oh my? Apa? Kok lo ga bilang gue sih tadi? Kan tadi gue bisa ngehajar Nathan." Ucap Dinar dengan nada cerewet khas dirinya.

"Emang lo berani?" Tanya Tiara sambil melirik Dinar dengan memicingkan matanya.

My Cold SeatmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang