"Pindah" Agatha menoleh kesamping. Baru pertama kali nya ia mendengar suara berat dan dingin itu.
"Hah?" Agatha mengernyitkan dahinya pertanda bingung akibat ucapan cowok yang berada di samping nya saat ini.
"Pindah" masih dengan kata yang sama, nada yang sama yaitu datar tanpa ekspresi Nathan menyuruh Agatha pindah dari bangku samping dirinya.
"Maksud kamu apa? Ini kan tempat duduk aku. Lagian pak Panji nyuruh aku duduk disini. Dan juga bangku disini kos--" ucapan Agatha terputus akibat Nathan yang berdiri dengan mata yang masih menatap tajam Agatha.
"Gue.bilang.pindah" ucap Nathan penuh dengan penekanan di setiap katanya.
"Nat lo apa-apaan sih. Biarin ae lah dia duduk di samping elo. Biar lo gak ngenes amat duduk sendiri dibelakang pula" seru Naufal yang masih saja setia berdiri disamping Agatha.
"Bodo" ucap Nathan lalu melenggang pergi keluar kelas tanpa memperdulikan panggilan dari teman-temannya.
Agatha menampakkan wajah sedihnya. Ia hanya ingin dekat dengan dengan pangeran tampannya. Oke Agatha akui ia mulai tertarik dengan Nathan. Si cowok dingin yang tidak banyak mengeluarkan kata-kata dari bibir sexy nya itu.
Kalian percaya tidak dengan kalimat 'jatuh cinta pada pandangan pertama'? Yaps, Agatha percaya dengan kalimat yang berisikan lima kata itu.
Semenjak kejadian di koridor tadi pagi, ia seakan terhipnotis oleh wajah tampan Nathan. Ia merasa tidak terpengaruh akan sifat dingin Nathan kepadanya.
Oke, sepertinya Agatha mulai akan memikirkan cara supaya Nathan akan mau membalas perasaannya. Ya Agatha yakin.
"Nathan emang gitu orangnya" tiba-tiba suara berat seseorang menyadarkan lamunan Agatha berhenti. Suara berat yang ia yakini adalah suara laki-laki yag berada di depannya saat ini. Agatha tampak tak yakin, tetapi sepertinya laki-laki yang sudah membalikkan badannya menghadap ke Agatha itu bernama Zilly.
Oh jadi nama pangeran tampan aku itu Nathan. Nama yang bagus. Batin Agatha tak lupa bibir ranumnya menyunggingkan senyumannya.
"Dia emang ga mau ada orang yang duduk bareng dia dibelakang" jelas Zilly sambil menatap Agatha.
Naufal dan Farel pun membelalakkan matanya tak percaya. Mereka berdua tak percaya apa yang baru saja dilihatnya. Seorang Zilly, berbicara sepanjang itu kepada seseorang yang baru sehari saja dikenalnya. Oh tidak, mungkin hanya beberapa jam saja.
Oh ayolah, jangan lupakan fakta 'Tetapi sifat dingin Zilly hanya diperuntukkan kepada orang orang yang belum dikenalnya'.
Dan sekarang apa?
Seketika pikiran Farel dan Naufal dipenuhi pertanyaan-pertanyaan yang mereka berdua tidak bisa menjawabnya. Mereka saling bertukar pandang berdua seolah meminta jawaban satu sama lain.
"Lo zilly kan?" Pertanyaan itu muncul begitu saja dari bibir Farel.
"Lo amnesia?" Tanya Zilly balik.
"Ya abis lo beda banget anjir, omongan lo panjang amat, gue aja baru pertama kali denger lo ngomong sepanjang itu" jelas Farel yang diangguki kepala oleh Naufal tanda setuju dengan perkataan Farel.
"Bodo" ucap Zilly lalu membalikkan badannya lagi menghadap ke depan. Meninggalkan Agatha dengan raut kebingungan.
"Kenapa Nathan ga ngebolehin orang duduk sama dia?" Pertanyaan itu muncul begitu saja dari bibir ranum milik Agatha.
"Kata nya sih ga mau berbagi" ucap Farel lalu pergi kembali menuju tempat bangkunya berada. Diikuti Naufal di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Seatmate
Novela JuvenilAdeeva Larina Agatha, gadis cantik, wajahnya yang menggemaskan serta sangat periang itu telah dibuat jatuh cinta kepada seorang Most Wanted sekolah barunya. Nathaniel Gio Alvaro, sang Most Wanted nya SMA Duta Bangsa. Siapa yang tidak mengenal Nathan...