Bel pulang sekolah berbunyi tepat 5 menit yang lalu. Semua kelas sudah kosong melompong. Terkecuali kelas Agatha. Kini Agatha masih setia duduk di bangkunya. Ia tidak sendiri. Ia di temani oleh Dinar dan Zilly.
Tiara dan Liviya sudah pulang tepat saat jam pulang berbunyi. Kata nya ada keperluan keluarga.
Sedangkan Dinar disini ia masih setia menunggu Agatha pulang. Dan jugaa dengan sedikit diberi bumbu-bumbu paksaan oleh Agatha.Dinar duduk tepat di sebelah bangku Agatha. Yaitu bangku nya Nathan. Ia menoleh kearah Agatha yang tampak gelisah. Sedari tadi ia terus menatap Zilly dari belakang. Dinar pun merasa sedikit sesak. Ia sudah lama menyukai Zilly. Tetapi sampai sekarang Zilly tidak pernah mengetahuinya. Huft!
Dinar mencoba menyenggol lengan Agatha dari samping. "Tha, lo kapan pulang nya sih" tanya Dinar. Ia mulai kesal.
"Tunggu bentar Din." Balas Agatha.
"Ish nyebelin" gumam Dinar.
Agatha tidak memperdulikan Dinar. Ia masih setia menatap punggung Zilly yang sedang mengerjakan tugas tambahan.
Agatha menarik nafas sebentar lalu mengeluarkannya. Ia akan berusaha. Ntah apa hasilnya.
"Hm Zilly" panggil Agatha ragu. Dinar menoleh. Ia terkejut. Seketika pikiran buruk tentang Agatha yang menyukai Zilly diam-diam bersarang di otaknya.
Zilly menoleh kebelakang sambil tersenyum kearah Agatha. Ia membalikkan kursinya menghadap Agatha.
"Iya Tha?" Balas Zilly bertanya.
"Hm, anu..anu.." ucapan Agatha tergagap dan dipotong oleh Dinar.
"Anu anu apa sih Tha, lo kalo ngomong yang jelas dong" cerca Dinar. Ia sudah kesal. Sudah menunggu Agatha lama. Sekarang apa? Ia menyaksikan sendiri sahabatnya sedang berbicara berdua dengan orang yang disukainya. Enggak berdua juga sih. Bertiga masuk Dinar.
Agatha masih belum memperdulikan Dinar. Ia sangat gugup sekarang. Ia ingin segera menyelesaikan pembicaraannya dengan Zilly.
"Aku boleh minta no nya Nathan gak?" Tanya Agatha pada akhirnya. Ia mengucapkannya hanya dengan satu tarikan nafas saja.
Zilly terkekeh melihat ekspresi Agatha yang menurutnya sangat lucu. Tetapi Zilly juga merasakan perasaan berbeda jika Agatha tidak menanyakan dirinya. Melainkan Sahabatnya-Nathan.
"Ada kok" Zilly merogoh kantung celananya dan mengeluarkan Iphone nya. "Nih" ia menunjukkan layar ponselnya kepada Agatha.
Agatha tersenyum riang. Ia segera mengambil handphone yang berada di sakunya dan menyalin no hp nya Nathan.
Disisi lain Dinar menghela nafas lega. Pemikiran buruk nya tentang Agatha yang menyukai Zilly diam-diam terbukti salah.
Dinar kembali tersenyum. Ia melirik Zilly dan disaat bersamaan Zilly juga melirik kearahnya. Mereka berdua berpandangan lama. Dinar menatap Zilly dengan pandangan suka. Zilly menatap Dinar dengan perasaan yang biasa saja.
Melihat Dinar dan Zilly bertatapan, Agatha tersenyum simpul. Ia tahu sekarang bahwa Dinar, sahabatnya itu sedang menyukai Zilly.
Agatha berdehem. "Ehem, udah deh tatap-tatapannya." Ucap Agatha.
Seakan tersadar, Zilly memutuskan kontak matanya dengan Dinar. Lalu beralih menatap Agatha.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Seatmate
Teen FictionAdeeva Larina Agatha, gadis cantik, wajahnya yang menggemaskan serta sangat periang itu telah dibuat jatuh cinta kepada seorang Most Wanted sekolah barunya. Nathaniel Gio Alvaro, sang Most Wanted nya SMA Duta Bangsa. Siapa yang tidak mengenal Nathan...