E I G H T E E N

1.6K 100 34
                                    

"Kehadiran mu membawa cinta dan kepergian mu mendatangkan luka"
-My Cold Seatmate-

***

Pagi itu sekolah ramai oleh krasak-krusuk pembicaraan. Sibuk membicarakan seorang Nathan yang pagi-pagi datang kesekolah bersama perempuan. Sambil bergandengan tangan yang semakin memperkuat asumsi-asumsi para siswa yang melihat.

Agatha sedikit merasa malu digandeng begitu oleh Nathan. Yah walaupun dulu sebelum jadi pacar Nathan ia dengan tidak malunya mendekati Nathan. Tapi sekarang, semua mata tertuju pada mereka berdua. Oh tidak, mungkin tertuju pada tangan yang saling menggenggam.

Nathan sendiri tampak tak acuh. Ia memandang lurus kedepan tanpa melihat kiri-kanan.

Setibanya mereka di kelas, dua makhluk absurd langsung menghadangnya.

"Tuan Alvaro, tolong dijelaskan apakah maksud dengan kedatangan kalian berdua sambil bergandengan tangan ini!" Perintah absurd dari Farel itu membuat Nathan menghela nafas gusar. Tak bisakah paginya sedikit tenang?

"Ck, minggir!" Suruh Nathan.

"Jelaskan dulu dong tuan atau mba nya yang bisa menjelaskan?" Naufal, melemparkan pandangan menggodanya pada Agatha.

"Apa nya yang dijelaskan?" Tanya Agatha bingung.
Ralat, pura-pura bingung.

"Tentang itu" tunjuk Farel pada tangan Nathan dan Agatha.

Melihat itu reflek Nathan melepaskan genggaman nya. Merasa kikuk sendiri.

"Hmm itu, anu kita pa--" perkataan Agatha tidak sampai lantaran seseorang dibelakang nya telah memotong.

"Kalian pacaran?" Tanya nya. Dengan nada yang terlihat tidak suka.

Sontak semua menoleh kearah suara. Melihat orang itu, Nathan menyunggingkan senyum tipisnya.

"Iya" jawab Nathan yang membuat Agatha langsung menoleh kearahnya. Dan tersenyum.

"Sejak kapan?" Orang itu tampak mengeraskan rahangnya.

"Sejak acara kemah dong" itu bukan Nathan lagi yang menjawab tetapi Agatha. Terlalu bersemangat menjawab.

"Ooh gitu, selamat ya lo berdua" seseorang itu langsung memasuki kelas meninggalkan semua orang yang ada dipintu.

"Makasih Zilly" ujar Agatha pada Zilly yang kini telah duduk di bangkunya. Ya, orang yang bertanya "kalian pacaran" tadi adalah Zilly.

Setelah itu mereka semua masuk kekelas dan menunggu kedatangan sang guru.

Di bangkunya, Agatha tak melepaskan pandangannya barang sedikitpun dari Nathan. Yang itu membuat Nathan berdigik ngeri melihat Agatha yang tak berkedip.

"Kamu ganteng" gumam Agatha seraya tersenyum sangat manis yang membuat Nathan berdebar saat itu juga.

Nathan berusaha memalingkan tatapannya. Menghindari tatapan Agatha yang kini semakin intens saja menatapnya.

'Nih cewek bikin gue gila' batin Nathan berteriak.

"Tha lo--" Nathan membeku. Perkataannya belum sampai ketika tiba-tiba Agatha menggenggam tangannya. Ok itu biasa tetapi setelah itu Agatha mengecup punggung tangannya. Persis seperti seorang istri yang mencium punggung tangan suaminya.

My Cold SeatmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang