T H I R T E E N

1.6K 88 5
                                    

"Memandangmu dari jauh saja sudah membuat hati ku berdebar tak karuan"
-Agatha-

***

Pagi ini semua murid di perintahkan untuk berbaris di tengah-tengah tenda mereka.

Agatha yang berjalan sedikit kesusahan akibat kakinya yang tersandung akar di hutan tadi malam. Malam itu sudah diurut oleh petugas PMR, tetapi masih ada sedikit keluhan yang di rasakan oleh Agatha.

Agatha mendongakkan kepalanya mencari-cari keberadaan seseorang yang sudah semalaman tidak ditemuinya. Ia rindu sekali dengan orang itu. Siapa lagi kalau bukan Nathan.

"Nathan kemana ya?" Gumam Agatha.

Ternyata gumaman Agatha terdengar sampai ke telinga Dinar.

"Kenapa Tha?" Tanya Dinar.

"Eh? Nggak, gak papa" jawab Agatha sambil menoleh ke arah Dinar. Lalu ia kembali mencari-cari keberadaan pangeran tampannya.

"Lo lagi nyari seseorang?" Tanya Dinar karena melihat Agatha seperti orang yang sedang mencari keberadaan seseorang.

"Ah enggak, aku gak nyari siapa-siapa" jawab Agatha. Ia menundukkan kepalanya.

Dinar tampak memicingkan mata nya. Sepertinya Dinar tahu siapa yang sedang dicari sahabatnya ini.

"Lo lagi nyari Nathan ya?" Tanya Dinar berniat menggoda Agatha.

"Eh? Enggak, ngapain aku nyari dia" elak Agatha.

"Udah lah Tha, gak usah ngelak. Gue tau kok. Tuh Nathan dia berdiri di sana" tunjuk Dinar kearah Nathan yang sedang berdiri dengan gagah nya di area tenda laki-laki.

Agatha segera mengikuti arah tunjuk Dinar. Seketika senyumannya mengembang melihat Nathan yang berdiri saja sudah terlihat tampan.

Agatha tampak masih senyum-senyum sendiri sambil melihat pangeran tampannya.

"Awas kesambet penunggu hutan lo Tha" ucap Dinar yang membuat Agatha langsung mengalihkan pandangannya kearah Dinar. Dengan tatapan tajamnya.

"Apa sih Nar, nakut-nakutin aku aja" ucap Agatha. Ia sangat takut dengan hal-hal berbau Ghaib.

Dinar hanya terkekeh melihat wajah ketakutan Agatha. Sungguh menyenangkan menakut-nakuti teman yang takut dengan hal hal Ghaib.

Agatha kesal. Sudah tahu Agatha paling anti dengan hal begituan, Dinar malah seperti itu. Dasar!

Agatha segera mengalihkan pandangan nya dari Dinar dan kembali melihat pangeran tampannya yang masih setia berdiri. Sedikit cahaya matahari pagi menyinari wajah tampannya.

Agatha sepertinya melupakan salah satu kebutuhan makhluk hidup. Bernafas. Saat ini Agatha lupa cara nya bernafas. Ayolah, kalian juga kalau menjadi Agatha akan gagal fokus melihat orang yang disuka sudah tampil tampan dipagi hari.

"Nafas buk nafas" suara yang berasal dari samping kiri Agatha membuat Agatha langsung menolehkan pandangannya kearah pemilik suara. Tiara!

"Tiara? Sejak kapan kamu disini?" Tanya Agatha. Memang, tadi hanya Dinar dan Agatha saja yang berbaris. Sedangkan Liviya dan Tiara masih setia berguling didalam tenda.

"Sejak lo tidak bernafas" jawab Tiara.

"Lo liatin siapa sih Tha?" Tanya Viya.

"Enggak, aku gak liat siapa-siapa. Lagi liat pak Ahmad itu" elak Agatha.

"Yakali lo liat pak Ahmad sambil nahan nafas gitu. Emang lo ada masalah apa sama pak Ahmad" ucap Tiara.

"Hmm, ya gitu" ucap Agatha. Ia sedikit malu mengakui.

My Cold SeatmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang