F O U R T E E N

1.6K 90 15
                                    

"Percaya lah, akan ada pelangi yang indah setelah badai menghampiri, bukti nyatanya yaitu kamu"
-Agatha-

***


Setelah menemui Nathan tadi, Agatha saat ini sedang berada di tepi sungai. Sungai yang berada di dekat perkemahan mereka. Sungai ini sangat jernih dan tenang.

Tetapi tidak dengan hati Agatha. Hatinya sedikit sakit ketika mengingat bentakan Nathan tadi. Entah kenapa ada dalam diri Agatha untuk mundur, jangan menyukai Nathan lagi kalau itu hanya menyakiti dirinya sendiri.

"Nggak. Aku gak akan mundur. Cuma bentakan sedikit aja kok aku jadi cengeng gini" ucap Agatha pada dirinya sendiri. Tak disadarinya, air matanya sudah dari tadi menetes.

"Agatha?" Suara berat itu membuat kepala Agatha menghadap kebelakang. Suara Zilly.

"Eh Zilly" sapa Agatha.

"Lo ngapain disini sendirian Tha?" Tanya Zilly. Mata nya masih saja menatap Agatha.

"Nggak papa. Lagi pengen sendiri aja" jawab nya.

"Ooh, lo lagi nggak sedih kan?" Tanya Zilly.

Agatha sedikit terkejut mendengar pertanyaan Zilly. Apakah Zilly melihat air matanya yang jatuh tadi?

Agatha tersenyum manis. "Nggak kok Zil, aku gak sedih. Kamu ngapain disini?" Tanya Agatha.

"Gue kebetulan lewat, trus liat elo ada disini yaudah gue samperin" bohong Zilly. Ia sedari tadi mencari Agatha. Karena ia khawatir, Zilly tahu bahwa Agatha yang dimarahi oleh Nathan tadi. Tapi ia tak akan membahas ini. Zilly tahu Agatha ingin melupakannya.

"Ooh" Agatha menjawab.

"Gue temenin boleh ya?" Tanya Zilly. Ia berharap Agatha mengatakan iya.

Agatha ingin mengatakan iya. Tetapi ia teringat Dinar. Dinar yang menyukai Zilly dalam diam. Ia tak ingin ada kesalahpahaman.

"Kalau aku bilang nggak?. Sorry ya Zil aku lagi pengen sendiri dulu" tolak Agatha. Sebenarnya ia tak tega. Tetapi ini demi persahabatannya.

Zilly nampak kecewa, tetapi ia segera menutupinya. Ia menunjukkan senyum manisnya. Ia mengelus puncak kepala Agatha.

Agatha terkejut mendapat perlakuan itu dari Zilly. Kenapa Zilly berbuat seperti itu padanya?

"Yaudah deh Tha, gue pergi dulu ya. Kalau lo butuh apapun panggil gue aja" ucap Zilly.

"Iya" balas Agatha. Lalu Zilly melenggang pergi.

"Maafin aku Zilly" ucap Agatha

***

"Nath" panggil Zilly. Saat ini mereka berdua sedang berada didepan tenda mereka. Duduk beralaskan dedaunan.

Nathan tidak menjawab. Ia masih memikirkan Agatha. Bagaimana bisa ia membentak gadis yang tak bersalah itu.

"Nathan" panggil Zilly lagi.

Masih tak ada respon. Zilly yang kesal langsung menepuk bahu Nathan agak kuat.

Nathan menoleh cepat. Ia terkejut mendapati Zilly ada di sebelahnya. Ia hanya berdeham menanggapi Zilly.

"Lo kenapa tadi ngebentak Agatha?" Tanya Zilly serius.

"Hah?" Tanya Nathan. Tidak, lebih tepatnya pura pura.

"Jangan sok gak tau lo. Gue denger semua tadi. Lo bener-bener ya Nath, emang apa salahnya Agatha sampai lo bentak kaya tadi?" Tanya Zilly. Suara nya mulai meninggi.

My Cold SeatmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang